Di Eropa, seorang wanita dengan paras cantik berjalan ke arah pemuda yang berusia 17 tahun. Wanita itu membantu pemuda berwajah tampan seperti boneka Bjd kekaisaran China untuk mendaftarkan diri untuk masuk ke universitas Harvard. Karena pemuda itu seperti orang kebinggungan di antara lautan manusia yang berdesak-desakkan untuk melihat papan pengumuman yang memuat apakah nama mereka lolos atau tidak.
Tanpa kata-kata wanita itu meninggalkan pria tersebut. Begitu juga dengan pemuda tersebut, tanpa kata-kata meninggalkan wanita itu tanpa kata terima kasih.
"Benar-benar tipe yang dingin," gumam Lin Yue. Ketika melihat pemuda tersebut sudah pergi.
Selang berapa waktu, keduanya bertemu lagi saat pemuda itu di bully oleh berapa orang di sebuah kantin kuliah. Kasihan dengan pemuda kurus itu, Lin Yue kembali menolong pemuda itu kembali.
Hasilnya, para pembully pada kabur semua. karena Lin Yue menyebutkan pasal pelanggaran hukum dan bukti yang bisa membuat mereka di keluarkan dari tempat kuliah bergengsi.
"Aku tidak perlu kau tolong! Aku bisa mengatasinya sendiri," ucap pemuda itu yang mendorong Lin Yue secara kasar.
Lin Yue yang bekerja sebagai dosen magang hukum, menatapi pemuda asia itu pergi dari hadapannya dengan menghela nafas panjang.
"Benar-benar tidak ada etika sopan santun," gumam Lin Yue.
Pelajaran semester pertama di mulai, Lin Yue masuk ke dalam kelas untuk mengajar setiap mahasiswa baru di bidang hukum dan tata negara.
Wajah pemuda itu terkejut, melihat wanita yang mengajar di kelasnya merupakan salah satu dosennya. Begitu juga dengan Lin Yue yang terkejut, tapi ia dengan cepat menyembunyikan expresi wajahnya.
"Jadi dia dosen? Kirain mahasiswa di sini," batin pemuda itu.
Lin Yue mulai mengabsen satu persatu anak didiknya hingga kebagian huruf H. ia berjalan ke salah satu pemuda asia yang ia selamatkan berapa hari lalu dan hari ini.
Pemuda itu bernama Han. Tentu saja, nama seperti itu tidak membuat Lin Yue curiga. Karena mau ada nama keluarga atau tidak, itu bukan urusannya. Seperti yang terjadi di berapa negara yang tidak memakai nama keluarga atau tidak mempunyai nama keluarga sama sekali.
"Kita mulai pelajaran," ucap Lin Yue yang tidak banyak tanya soal anak didiknya. Ia hanya fokus mengajar dan Shin Han mengerutkan keningnya. Untuk pertama kalinya, ada yang tidak pernah tanya nama keluarga atau mempunyai nama keluarga tidak dan latar belakang keluarganya.
Senyuman tipis menghiasi wajah Shin Han. Ia mulai tertarik pada dosen wanita yang di hadapannya.
Pelajaran dari Lin Yue selesai di pagi hari, Shin Han masih menatapi arah dosen wanita pergi dari hadapannya dengan tatapan rumit.
Sedangkan Lin Yue berjalan dengan wajah bahagia. Tak lama lagi ia akan kembali ke Hongkong untuk menjadi pengacara. Setelah masa magang mengajarnya selesai yang sisa berapa hari di Inggris.
Di malam hari, berapa mahasiwa mulai mendekati Shin Han untuk memeras uang Shin Han untuk membeli obat terlarang. Karena di kelas, satu-satuya pria lemah dan tidak bisa apa-apa hanya Shin Han.
"Apa yang kalian lakukan?" sahut Lin Yue yang kebetulan lewat koridor kampus untuk mengambil barangnya yang ketingalan di dalam ruangan dosen.
Semua mahasiswa pada kabur, Lin Yue mendengus kesal. Melihat para mahasiswa yang sama membuat kasus kekerasan dalam kampus. Sehingga ia mempublikasikan video kekerasan di kampus kepada public. Hasilnya, sekelompok mahasiswa di keluarkan paksa oleh pihak rektor kampus.
Para mahasiswa yang dendam, berniat menjebak Lin Yue untuk tidur dengan mereka dan merekam agenda intim tersebut untuk menghancurkan masa depan. Maupun karir Lin Yue.
Tanpa sengaja, Shin Han mendengar apa yang di rencanakan para preman kampus yang di keluarkan. Ia segera lari ke salah satu bar. Tempat di adakannya pesta perpisahan para dosen magang.
Melihat ke datangan Shin Han. Lin Yue menarik Shin pergi. Karena tempat ini tidak baik untuk Shin Han yang masih terlalu muda.
Shin Han bukannya pergi, ia melihat Lin Yue di paksa oleh dosen lain untuk meminuman keras. Lin Yue yang minum segelas, merasa kepalanya berputar-putar. Dengan alasan adiknya menjemput, Lin Yue langsung pamit pulang. Sebelum terjadi hal yang tidak di inginkan.
Sepanjang jalan, Shin Han menatapi dosen wanita yang melindunginya hampir sebulan ini. Kini mabuk berat dan berjalan sempoyongan.
Melihat kawanan preman kampus yang di keluarkan, Shin menarik Lin Yue ke dalam kamar asrama yang ia huni.
Lin Yue yang mabuk berat, melepaskan satu persatu bajunya di dalam kamar Shin Han. Mata Shin Han mengelap, sebagai pria. Ia tergoda dan timbul niatnya untuk memberikan pelajaran pada dosen wanita yang di hadapannya.
Sebuah pelajaran yang tidak akan di lupakan dosen songgong yang berpura-pura baik. Tapi menjatuhkannya dengan nilai jelek di antara semua mahasiswa di dalam kelas. Hanya ia seorang yang mendapatkan nilai jelek dan lagi-lagi menjadi bahan tertawaan dan bully oleh para mahasiswa lain.
"Bagaimana, jika aku duluan yang menodaimu!" ucap Han dengan nada mengejeknya.
Saat Han berniat mencium bibir Lin Yue. Suara kamarnya di ketuk oleh pengurus asrama. Mau tidak mau, Shin Han keluar dari dalam kamar asrama yang ternyata merupakan sebuah jebakkan.
Para preman berdiri di depan kamarnya, menarik Shin Han kesalah satu sudut lorong untuk memeras uang Shin Han.
Shin Han yang tidak mau menyerahkan uang kepada para preman, karena ia memang sudah tidak punya uang. Menjadi sasaran pemukulan para preman dan salah satu dari mereka memaksa Shin Han menelan obat perasang.
"Jika kau tidak ada uang! Maka jual tubuhmu kepada tante-tante girang atau om-om tua," cibir ketua preman.
Daripada melayani kedua jenis tersebut, Shin Han memberontak sekuat tenaga. Karena suara ribut yang memicu pihak keamanan datang. Para preman melarikan diri dan Shin Han kembali ke kamar asramanya.
Rekasi obat membuat matanya semakin mengelap, saat melihat tubuh dosen wanita yang terbaring di atas tempat tidur dengan memperlihatkan tubuh yang mengairahkan.
Antara sadar dan tidak sadar, Shin Han mulai mengoda Lin Yue. Sedangkan Lin Yue yang mabuk berat. Menyambutnya dengan senang hati. Hingga ke agenda panas semalaman dengan desahan dan gulatan panas menghiasi ruangan sempit.
Besoknya, Lin Yue yang kaget luar biasa. Saat bangun pagi, ia melihat tubuhnya penuh jejak percintaan semalam dan bagian bawah yang terasa perih. yang menandakan ia sudah tidak perawan lagi. serta di sampingnya ada seorang pria muda yang tak lain adalah mahasiswanya yang selalu di bully para preman kampus.