Chereads / ROMAN STORY / Chapter 6 - 6

Chapter 6 - 6

Napi bos itu memandang Lin Yue dengan tatapan merendahkan.

"Ayo cepat panggil sipir, jika kamu berani dan mereka mau mendengar suara teriakkan bodohmu itu!" ucap bos preman dengan suara nyaringnya yang memancing berapa petugas untuk memisahkan berapa pihak dengan mengetuk tiang besi sebagai peringatan.

Bos napi yang mengerti syarat tersebut mendengus kesal. Untuk hari ini, ia melapaskan Lin Yue dan tim lain membubarkan diri. dengan kembali ke tempat tidur mereka masing-masing.

Di dalam sel penjara yang di huni oleh para napi wanita berjumlah enam orang setiap sel. Lin Yue meringkuk di sudut ruangan, dengan tubuh memar yang selesai di pukul oleh para napi lainnya yang atas suruhan berapa pihak keluarga Ming, Mhu dan Yin yang menarik perhatian Shin Han.

Di hari pertama, Lin Yue sudah mengalami siksaan lumayan berat. hingga ia hanya memeluk lututnya di sudut ruangan dan membuat dirinya semakin kecil dan menyedihkan.

Hari kedua di dalam penjara, suara pilu datang dari tangisan yang menyedihkan untuk meminta bantuan para petugas.

bos tahanan sengaja mendatangi tempat tidur Lin Yue di tengah malam dan menampar wajahnya.

"Tolong dan tolong, siapa yang bisa menolongku!"

Tetapi yang ada hanya ada jawaban di sertai hinaan dan kekerasan yang lebih mengerikan. Membuatnya tidak bisa lagi berteriak.

Lelah berteriak dan tidak ada hasil. Melihat adanya kesempatan untuk menarik kepala bos napi ke bawah dan mengigit setengah dari telinganya.

Hasilnya, Lin Yue di hajar habis-habisan oleh para napi lain.

"Jangan sampai mati! Kita akan bermasalah," pekik seorang petugas.

Akhirnya para napi kembali ke tempat masing-masing setelah puas menyiksa Lin Yue.

Lin Yue menahan kesakitan di suluruh tubuhnya. Ia berharap untuk segera mati. Tapi doanya selalu tidak pernah terkaburkan oleh tuhan.

Melihat kondisi Lin Yue yang parah, salah satu petugas membawa Lin Yue ke luar untuk di obatin. Mereka takut jika Lin Yue mati di dalam penjara. Maka mereka akan kena dampak sial.

Pada malam ketiga.

Seseorang menjambak rambut Lin Yue dari arah belakang dengan kencang.

"Ah..." pekik Lin Yue yang merasakan kesakitan.

Lin Yue berusaha untuk bangkit dengan kekuatannya. Tapi tidak bisa, ia tetap jatuh ke lantai yang dingin. Lin Yue belum pernah begitu di permalukan seperti ini sebelumnya. Hal yang paling memalukan untuknya, hanya tidur dengan pria yang lebih muda darinya saat di Eropa.

Detik berikutnya, rambut Lin Yue di tarik lagi di sertai dengan pukulan dan tendangan bertubi-tubi. Seakan tiada ampun, ia jatuh ke lantai kembali dengan dahi di benturkan ke lantai berapa kali. Darah merah kembali berceceran di lantai dan di dahi Lin Yue.

"Ughh..." Lin Yue mengerang kesakitan.

Lin Yue, masih mengharapkan pertolongan dari Mhu Erick, yang selama ini di tunggu olehnya.

Berapa menit kemudian, Lin Yue berhenti berteriak. Membiarkan para napi menendang dan memukulnya sesuka hati mereka. Di sertai dengan tawa riang para napi yang menyiksanya tiada henti.

Setelah para wanita napi sudah puas memukulinya. Mereka merangkak ke tempat tidur mereka masing-masing.

Lin Yue meringkuk di lantai yang dingin dalam kesakitan. Air matanya mengalir dari sudut matanya dan darah sudah mengotori seluruh wajahnya. Ia belum pernah di bully oleh begitu banyak orang sebelumnya. Dia belum pernah di permalukan sebelumnya. Tapi kini, nasibnya seperti ini.

"Kenapa aku harus menanggung beban kemarahan dan kebencian hanya karena sesuatu terjadi pada Ming Song. Yang jelas-jelas bukan salahnya," batin Lin Yue.

Setelah apa yang terjadi pada Ming Song, Lin Yue sudah mencoba menjelaskan kepada semua orang. Tapi tidak ada yang percaya atau mendengarkannya, bahkan bukti darinya di katakan sebagai rekayasa untuk menghindari hukum.

Semua orang tau, ia adalah wanita yang liar dan egois dan Ming Song adalah wanita penakut, murni dan lugu. Tidak akan ada yang percaya, Jika Ming Song memutuskan Mhu Erick karena bosan. Yang mereka percaya, ia adalah orang ketiga yang menghancurkan hubungan Ming Song dengan Mhu Erick. Dengan segala ancaman dan teror, hingga Ming Song menyerah untuk mempertahankan Mhu Erick.

***

Keesokkan paginya.

"Hei bangun! Cepat bersihkan toilet...." salah satu napi wanita mendorong Lin yue tapi kemudian ia ketakutan sambil berteriak. Hingga membangunkan napi lainnya.

"Hah, dia meninggal!" ucap salah satu napi yang setengah sadar dari mimpinya.

Semua napi terkejut dan menelan saliva dengan gugup, hingga salah satu di antara mereka mendekati Lin Yue yang tergeletak di lantai dengan posisi mengenaskan. Ia meletakkan jarinya di bawah lubang hidung Lin Yue. Menunggu berapa saat, sebelum ia merasakan nafas yang lemah.

"Diam! dia masih hidup dan cepat panggil penjaga," teriak napi tersebut.

Napi yang lain terdiam, setelah panik besar dan mereka memanggil penjaga untuk segera datang.

Penjaga itu menatap mereka dengan tatapan kesal.

"Aku sudah bilang, jangan sampai dia mati dan luka parah! Kita semua bisa kena masalah," ucap penjaga yang menarik Lin Yue, seperti menarik sampah yang bermuatan banyak.

Para napi lain melihat satu sama lain. Bagi mereka, semua ini adalah hal yang biasa. ada yang mati dan ada yang masuk.

Berapa hari kemudian, keandaan di penjara mulai membaik.

Lin Yue seperti biasanya. Selesai mandi dan kembali ke penjara bersiap-siap untuk istirahat. Setelah mengerjakan banyak hal di luar, yang merupakan tugas para napi.

Saat masuk ke dalam, Lin Yue merasakan suasana sekelilingnya tidak beres. Lin Yue dengan waspada melihat-lihat ke dalam ruangan penjara yang di selimuti hawa mengerikan. Ketambahan empat orang napi wanita. Membuat dirinya sadar semuanya, bahwa ia akan kembali di siksa dan mata Lin Yue melihat ke arah mereka yang menatapnya dengan pandangan jahat. Seolah hendak membunuhnya saat ini.

"Kenapa, ada masalah kah?" tanya Lin Yue dengan sadar dan mundur berapa langkah ke belakang. Mendekati pintu agar setiap saat bisa berteriak minta tolong.

Beberapa teman kamarnya yang biasanya tidak terlalu banyak bicara. Hari ini semua terlihat aneh.

Ke empat napi wanita bertatap-tatapan mata , setelah itu semuanya langsung berdiri dan pelan-pelan jalan mendekati arah Lin Yue.

Tanpa banyak kata, salah satu di antara mereka dari ke empat wanita napi yang paling jahat memegang atas lengan Lin Yue. kemudian ia menggulungkan lengan bajunya ke atas. Untuk meperlihatkan salah satu tato kepada Lin Yue.

***cara top up koin novel Soulmates, silahkan bungi nomor wa di 085252055133. ketik top up Soulmates.