Lin Yue terdiam sesat, ia berpikir apa yang di katakan oleh Ji Bella ada benarnya juga. Orang-orang di pinggiran sudah mengenal siapa dirinya dan pasti akan akan di kucilkan dan sangat susah untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Jangankan pekerjaan layak, pekerjaan sebagai pemulung sampah saja pasti akan sulit.
Melihat Lin Yue diam.
"Aku bukan menyindir atau menjelekkan dirimu, aku hanya-" perkataan Ji Bella tergantung.
Ji Bella binggung mau bagaimana menjelaskan kepada Lin Yue, takut menyakiti perasaan atau menyinggung perasaan Lin Yue saat ini.
Lin Yue tersenyum lembut, ia langsung mengenggam kedua tangan Ji Bella dengan sedikit erat.
"Aku tau, aku hanya tidak tau bagaimana membalas semua kebaikanmu. Aku harap aku bisa membayarnya dengan menyicil perlahan-lahan. Aku akan lunasin, saat mendapatkan pekerjaan lebih baik nanti."
"Astaga Yue, demi tuhan. Aku tidak meminta di bayar atas apa yang aku keluarkan untukmu. Kita ini seperti saudara senasib," balas Ji Bella dengan senyuman ramahnya.
"Tolong biarkan aku membalasnya. Jika tidak, aku tidak akan bisa tenang sampai akhir hayatku!" ucap Lin Yue yang masih keras kepala.
"Ok. Terserah kamu saja! Sekarang kita ke kota. Daripada kemalaman di sini," balas Ji Bella yang menyetir mobilnya ke arah jalan menuju kota yang hanya memakai waktu 55 menit.
Ketika mobil sampai ke pakiran mini market, Ji Bella mengajak Lin Yue untuk turun dari dalam mobilnya.
Karena apertement yang di sewal oleh Ji Bella merupakan apertement kelas rendahan. Tepatnya kelas bawah untuk orang miskin. Karena biayanya murah dan tentu saja tidak akan memberatkan Lin Yue yang akan membayar biaya sewa pada bulan ke enam.
"Tempat tinggalmu, dekat dengan mini market. Sehingga kau bisa beli makanan di dekat sini tanpa perlu naik bus kesana ke sini. serta di sini banyak lowongan pekerjaan," jelas Ji Bella yang menuntun Lin Yue masuk ke dalam sebuah apertement studio yang satu kamar dan dengan dapur kecil dan satu meja makan mini tanpa kursi.
"Ada berapa perabotan yang sudah aku beli, termasuk kasur dan selimut. Aku harap kamu tidak kecewa karena harganya yang murah meriah yang merupakan barang discon akhir tahunan yang biasa di obral para pemilik toko," jelas Ji Bella dengan apa yang ia lakukan selama ini.
Lin Yue melihat ke arah sahabatnya yang masih merendahkan diri sendiri. Jika di pikir-pikir, waktu tiga tahun lalu. Ia merupakan seorang nona Lin dan hidup dengan barang bermerk. Jadi wajar saja, sahabatnya berpikir seperti itu.
"Tidak apa, aku sungguh berterima kasih padamu. Tanpamu, aku mungkin hidup di jalanan sekarang ini!" ucap Lin Yue dengan wajah tersipu malu.
Ji Bella terkekeh garing.
"Astaga Yue, aku tidak menyangkah lo. Kau benar-benar berubah!" balas Ji Bella yang langsung memeluk sahabatnya dengan menepuk-nepuk punggung Lin Yue yang kurus kering.
"Oh ya, aku harus pulang. Besok aku harus menyelesaikan kasus klien. Kau coba cari kerja di sini. Untuk berapa pakaian ada di dalam lemari. Ada apa-apa hubungi aku," nasehat Ji Bella sebelum ia pergi dari hadapan Lin Yue secara tergesah-gesah setelah menyerahkan satu ponsel kelas dua.
Lin Yue menatapi sekitarnya yang sungguh sederhana, bahkan sangat sederhana di bawah standar. Ia pun tersenyum tipis, mensyukuri apa yang sudah ia terima hari ini. ketika orang lain hidup di bawah jembatan atau selokkan bangunan. Ia masih bisa hidup layak seperti kelas bawah lainnya dengan bantuan Ji Bella.
"Sekarang bukan waktu mengeluh," Lin Yue menepuk-nepuk pipinya yang tirus. untuk menyemangati diri sendiri untuk tetap semangat menjalani kehidupan esok.
***
Di bulan november, cuaca dingin sungguh menusuk tulang berlulang. Terutama untuk Lin Yue, ia hampir mati kedinginan ketika mencari kerja di berapa tempat sana sini.
Ada dua pekerjaan yang ia dapatkan. Semuanya kerja partime. Karena dinginnya cuaca, banyak pekerja yang mengundurkan diri karena tidak mampu mengerjakannya. Hanya orang yang terdesak oleh keuangan. Maka akan melakukan pekerjaan tersebut dengan taruhan nyawa demi sebuah kata uang.
Pagi hari kerja menyapu tumpukan salju di jalan. Siang hari kerja di tempat pencucian piring di restoran. Malam hari lanjut lagi menyapu jalanan.
Berapa hari, Lin Yue mengerjakan semuanya dengan tubuh mengigil kedinginan.
Hembusan angin di sertai salju, membuat tubuhnya hampir membeku di malam hari.
Tanpa terasa, Lin Yue sudah mengerjakan pekerjaan tersebut selama dua bulan lamanya hingga tahun baru lewat.
Kini cuaca dingin tidak sedingin di desember, ia mencuci piring bekas makanan dengan air hangat. Hal ini sungguh menyenangkan untuk Lin Yue. Karena ia tidak perlu kedinginan di luar. Yang cuaca super dingin sampai menusuk tulang belulang. Yang lebih para, setiap sendi di tubuhnya akan kram dan kesemutan.
Selesai mencuci semua piring dan mengeringkan dengan hati-hati, ia menatapi ke sepuluh jemarinya yang kini sudah kapalan di mana-mana. Tidak lembut dan halus seperti tiga tahun lalu.
Walaupun ke sepuluh kukunya sudah tumbuh kembali. Tapi tulang jemarinya banyak tidak berfungsi seperti orang normal pada umumnya. Banyak gerakan yang tidak bisa ia kerjakan dan sakitnya akan lebih terasa saat kena cuaca dingin dan panas.
Tatapan mata Lin Yue meredup. Melihat berapa bekas besar operasi di berapa luas jarinya. Masih segar di ingatanya. Bagaimana jemarinya di patahkan hingga tulangnya keluar dari daging.
Saat itu, Lin Yue mengira ia sudah mati. Setelah kesepuluh jarinya di patahkan termasuk tangan tangan kanannya. Ternyata ia hanya mengalami koma berapa bulan dan setelah itu, ia bertekat melawan para napi yang menyiksanya di satu sel penjara yang sama.
Di dalam penjara, Lin Yue yang semakin dendam. ia Membulatkan tekatnya dan tidak ingin menjadi wanita lemah yang di siksa dan menunggu pangeran datang untuk menyelamatkannya. Seperti di cerita dongeng dan novel-novel romantis lainnya. Karena ia harus jadi ratu, ratu yang akan membangun kerajaannya sendiri dengan kata lain. Membangun kehidupannya yang sudah hancur oleh perbuatan keluarganya sendiri.
Suara nafas panjang, keluar dari hidung Lin Yue. Salah satu yang bisa ia lakukan, hanya bisa meredamkan ke sepuluh jemarinya di air hangat pencucian piring. Hal yang paling di anggap kotor oleh semua orang di kelas atas. Kini, ia melakukannya. Untuk menyambung hidup, walau gaji tidak besar. pekerjaan ini adalah pekerjaan keras bawah dan tidak ada orang yang akan bertanya dari mana asalmu dan sebagainya. Hal ini, membuat Lin Yue terselamatkan. Ia tidak perlu pusing-pusing mencari alasan dan sebagainya. Untuk menutupi status manta napi pada dirinya.
***Cara top up koin novel soulmates, silahkan hubungi nomor wa 085252055133. dengan ketik Top Up koin Soulmates