Melihat tuan di depan mata, Lee Sung mulai bersuara.
"Tuan," saut Lee Sung yang hendak menyerahkan semua kantong belanjaan.
"Tidak perlu semuanya, aku hanya perlu satu saja. Sisanya kau makan sendiri!" perintah Shin Han dengan nada tegasnya yang memilih makanan yang kira-kira bisa di makan dan tidak berbahaya untuk luka di wajah Lin Yuu.
LEE Sung hanya bisa menatapi kepergian Shin Han dari depannya. Setelah memilih makanan yang di dalam kantong kresek.
"Jangan lupa di habiskan cepat, karena itu makanan yang cepat basih," nasehat Lee Sung sebelum ia pergi.
Shin Han tidak menunjukan wajah expresinya. ia tetap diam dengan kaki melangkah masuk ke dalam ruangan.
"Kak, aku pulang!" ucap Han yang berjalan mendekati Lin Yue yang tertidur meringkup dengan kedua tangan memeluk perut yang kelaparan. posisi seperti itu, sungguh menyiksa batin Han. Karena ia pernah mengalaminya di masa kecil.
"Kak," sapa Han kesekian kali dengan mengelus kepala Lin Yue.
Lin Yue terbagun atas gerak-gerakkan kecil yang di timbulkan oleh Han.
"Han," saut Lin Yue lirih.
"Ayo makan Kak, aku sudah beli makanan discon."
Mata Lin Yue menatapi setiap makanan yang di keluarkan oleh Han yang merupakan makanan dari restoran mahal.
"Han, darimana kau dapatin semua makanan ini? kamu tidak mungkin mencuri belanjaan orang kan?" tanya Lin Yue dengan mata menyelidiknya.
"Aku tidak mencuri Kak, semua makanan ini di kasih oleh ibu-ibu yang kutolongin di jalan. ponselnya di copet dan aku berhasil merebut ponselnya kembali. sebagai tanda terima kasih, ia memberikan makanan ini untukku. tapi aku sudah menolaknya, tapi ia tetap bersi keras kepala," jelas Han dengan sejuta satu kebohongannya untuk menipu Lin Yue.
Lin Yue menyentuh wajah Han untuk memastikan Han tidak mendapatkan pukulan serius di wajah.
"Untunglah, mereka tidak melukaimu."
Han tersenyum sangat tipis, ia merasa heran dengan wanita di depannya yang masih sempat mencemaskan dirinya. saat ia sedang kelaparan.
Han mulai mencairkan suasana cemas Lin Yue kepadanya.
"Ayo di makan Kak, rasanya pasti enak dan masih panas!" ajak Han dengan menyerahkan satu piring makanan kepada Lin Yue.
Lin Yue menerima makanan tersebut dan menatapi Han sesat.
"Suatu saat kau bisa menjadi suami yang baik dan perhatian kepada istri," ucap Lin Yue dengan menyempitkan matanya yang mengandung banyak kesedihan di balik matanya yang berkaca-kaca.
Han terdiam sesat.
"Aku hanya ingin menjadi suamimu," batin Shin Han. Karena wanita yang ingin di jadikan istri olehnya saat ini ada di depan matanya.
Lin Yue tersenyum simpul melihat wajah Han merona.
"Aku berkata sungguh-sungguh lo, zaman sekarang ini. Pria yang menghargai wanita sangat sedikit. Bisa di katakan sisa 10%," jelas Lin Yue dengan pemikirannya yang membuat Han semakin mengerutkan dahi semakin dalam.
"Kak, makan yang benar. Jangan sibuk membahas masalah tidak berguna!" saran Han.
Mendengar protes Han, Lin Yue langsung terdiam. Ia memakan makannya dengan sunyi senyap.
"Kak, bukan seperti itu maksudku. Aku ingin kakak makan dulu, perutmu sudah sangat kelaparan dan bisa sakit maag!" jelas Han yang menaruh berapa lauk di mangkok Lin Yue. Sedangkan dirinya hanya memakan nasi putih tanpa lauknya.
Lin Yue mendongak kepalanya ke atas, ia tahu maksud baik Han yang mencemaskannya.
"Terima kasih," ucap Lin Yue dengan senyuman manisnya yang membuat jantung Han semakin berdetak kencang.
"Ayo di habiskan, biar cepat sembuh! Batas kita menginap hanya tiga hari lo," ucap Han yang menakut-nakutin Lin Yue.
Lin Yue yang termakan kebohongan Han. Memakan semua makannya dengan cepat dan menundukkan kepalanya. Wajahnya sunguh panas, setiap kali melihat Han menatapnya dengan tatapan lain.
"Jangan lupa minum obatnya, Kak!" ucap Han menyerahkan segelas air putih dan berapa tablet obat ke tangan Lin Yue.
Seperti yang di katakan oleh dokter yang merawat Lin Yue. Han melihat telapak tangan Lin Yue sangat kasar dan banyak kapalan di tambah banyak bekas seperti jahitan di semua jarinya. Hatinya tetiba perih, karena ia tahu apa arti jahitan di setiap jemari di tangan Lin Yue. Termasuk jahitan di tangan kanan yang sungguh menyeramkan yang bekasnya seperti tulang ikan.
Setelah Lin Yue selesai meminum obatnya, ia berbaring dengan mata kantuknya.
"Kak, aku akan menjagamu selamanya!" gumam Han dengan suara kecil dan parau. Ia mengenggam jemari Lin Yue dan meletakkan di wajahnya yang tersirat kesedihan yang dalam.
"Aku baik-baik saja, jangan menagis!" ucap Lin Yue yang mengacak-acak kepala Lin Yue. Kemudian ia tertidur, karena efek obat yang kuat.
Lee Sung yang duduk di luar sedang menyantap makananya di kejutkan oleh Shin Han yang berdiri di depannya.
"Tuan,"
"Jaga di sini, aku mau menemui dokter!" perintah Shin Han yang membuat Lee Sung sampai ternganga dengan mulut besar.
Setelah ia sadar dari keterkejutannya. Lee Sung mencubit pipinya untuk memastikan apa yang ia dengar barusan bukan mimpi tapi kenyataan. Kenyataan tuan muda memperhatikan seorang wanita.
***
Sesampai di ruang dokter yang merawat Lin Yue. Shin Han menatapi dokter tersebut dan mulai berkonsultasi bagaimana caranya agar tidak ketahuan oleh Lin Yue.
Dokter mengelus dagunya sebentar dan ia bertanya pada Shin Han. Apa Lin Yue sudah minum obat di siang hari.
"Sudah, aku melihat ia meminumnya di depan mata!" ucap Shin Han jujur.
"Bagus, dengan begitu pasien tidak akan cepat bangun. Aku akan cari dokter ahli tulang dan anda bawa dia keruangan bone scan," ucap dokter tersebut yang keluar dari ruanganya.
Shin Han langsung bergegas keruangan Lin Yue dan lagi-lagi mengejutkan Lee Sung yang duduk di depan dengan melamun.
Saat Lee Sung akan bertanya, Shin Han keluar dengan terburu-buru dengan mengendong Lin Yue. Ia tinggal begitu saja oleh Shin Han. Hanya bisa menghela nafas panjang dan duduk seperti orang bodoh.
Shin Han bergegas masuk ke ruangan bone Scan seperti yang di perintahkan oleh dokter tersebut. Dokter tulang yang sedang praktek, melakukan scan tulang di kedua tangan Lin Yus. Hasilnya sungguh mengejutkan kedua dokter. Termasuk Shin Han yang melihat hasil pemeriksaan yang terpapang jelas di depan matanya.
"Tuan Shin, sepertinya dugaan saya benar dan anda silahkan berkonsultasi dengan dokter Lie!" ucap dokter umum yang pamit dari hadapan keduanya.
Shin Han menatapi hasil scan tersebut dengan hati pilu. Jika ia lebih cepat menemukan Lin Yue, maka Lin Yue tidak akan di siksa oleh para penjilat seperti ini.
"Tuan Shin, saya akan memperlajari keandaan Nona Lin. Untuk sementara, tolong jangan membebankan pekerjaan berat padanya. Karena melihat dari hasilnya, akan memperburuk keandaan," jelas dokter Lie.
Tatapan Shin Han kosong dan hampa. Ia hanya bisa mengatakan iya kepada dokter tersebut. Kemudian membawa Lin Yue kembali ke ruangan pasien.
Untuk memuluskan tipuannya, Shin Han meminta Lee Sung berpura-pura menjadi perawat pria untuk menjaga Lin Yue selama ia mengantikan Lin Yue bekerja seharian sebagai penyapu jalanan.
Lee Sung sampai melongo mendengar permintaan tuan muda Shin.
"Jika tuan besar tahu apa yang anda lakukan, bagaimana?" tanya Lee Sung cemas.
"Biarkan saja pak tua itu, aku ya aku. Tidak ada yang bisa mengaturku," jelas Shin Han yang langsung merebut kunci mobil Lee Sung dan pergi dengan berlari cepat.
Untuk pertama kalinya, Lee Sung di buat pusing oleh kelakuan tuannya. Ia mengaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Lee Sung yakin, Tuan besar Shin pasti sudah tahu apa yang di lakukan oleh tuan muda Shin Han di luar. Meskipun tuan besar hanya diam selama ini.