"Iーiya?"
Cyzarine menjawab salam sapa dengan ragu. Otaknya berusaha mengingat pemilik suara di seberang sana.
"Saya adalah Yuliya, Nona. Apakah Anda mengingat saya?"
Yuliya bertanya kepada Cyzarine tanpa mengurangi rasa hormatnya.
"Oーoh, ya. Nona Yuliya ...."
Cyzarine teringat akan janjinya pagi ini dengan seorang wanita agen properti bernama Yuliya. Ia berusaha melihat jam yang berada di ujung kiri ponselnya, meskipun samar-samar.
"Bisakah saya mengatur ulang jadwal, Nona Yuliya?"
Astaga! Aku tidak akan membatalkan janji ku hari ini karena masih banyak hal yang perlu kulakukan, batin Cyzarine.
"Baiklah, Nona Cyzarine, itu sama sekali bukan masalah."
Yuliya merespon perkataan Cyzarine dengan nada rendah. Ia sama sekali tidak ingin Cyzarine membatalkan niat untuk melihat-lihat beberapa unit apartemen.
"Saya akan membuat ulang jadwal untuk Anda, Nona. Jadi, kapan Anda bisa ...."
"Oh, tiーtidak! Itu tidak perlu!"
Cyzarine dengan cepat memotong pembicaraan Yuliya sehingga wanita itu tidak melanjutkan pertanyaannya.
"Ya, Nona?"
Yuliya mencoba memahami perkataan Cyzarine. Ia tidak ingin membuat kecewa calon pembeli.
"Benar! Anda tidak perlu mengatur ulang jadwal saya. Namun, saya akan datang terlambat ke kantor pemasaran, Nona Yuliya, karena ada beberapa urusan yang harus saya selesaikan hari ini."
Cyzarine memberikan alasan seadanya karena hanya itulah yang ada di benaknya saat ini.
"Baiklah jika begitu. Saya akan menunggu kedatangan Anda, Nona Cyzarine. Terima kasih atas kesediaan Anda meluangkan waktu untuk datang ke kantor Garden Embassy Arbat."
Masih dengan nada ramah, Yuliya berusaha mengakhiri percakapan dengan Cyzarine.
"Saya akan menunggu kedatangan Anda, Nona Cyzarine."
"Ya, sampai jumpa."
Cyzarine memutuskan sambungan telepon terlebih dahulu. Ia berusaha bangkit sambil berpegangan pada dinding.
"Uhh!"
Cyzarine menghela napas, lalu merapikan dirinya sebentar sebelum memutuskan pergi.
"Baiklah! Ayo, Cyza! Putar roda kehidupan mu menjadi lebih baik dengan langkah pertama, yaitu membalas hutang budi kepada kedua sahabatmu!"
Cyzarine memberikan kata-kata motivasi kepada dirinya sendiri seraya tersenyum. Ia melangkah dengan santai menuju pintu kamar hotel dan membukanya.
**
"Sangat tidak nyaman berjalan dengan kacamata patah seperti itu, bukan?"
Suara seorang pria mengagetkan Cyzarine yang kini sedang mencoba berjalan dengan mengandalkan kacamata yang pecah akibat perlakuan buruk Vyacheslav padanya tadi. Cyzarine berhenti, lalu menoleh ke belakang dengan harapan tidak bertemu dengan sang mantan suami.
"Ah! Kaーkau ... apa yang kau lakukan di sini?"
Mengapa pria ini selalu ada di mana-mana? Apakah dia mengikuti aku? Cyzarine bertanya di dalam hati dengan terheran-heran.
"Apakah kau membuntuti aku, Tuan Zio?!"
"Ha ha ha! Apakah ada yang salah, Nona? Bukankah ini adalah tempat umum?"
Zio menjawab pertanyaan Cyzarine seraya melemparkan pandangannya ke segala arah. Ia sudah menduga bahwa wanita yang selama ini membuatnya penasaran akan memberikan pertanyaan seperti tadi.
"Dan bukankah kita menginap di hotel yang sama?!"
Bukannya pergi dari hadapan Cyzarine, pria berkebangsaan Indonesia ini justru melayangkan pertanyaan.
"Ya, Anda benar, Tuan Zio! Namun, maaf sekali saya tidak tertarik untuk berdebat dengan Anda!"
Cyzarine menatap Zio dengan sinis. Ia enggan berinteraksi dengan pria manapun karena baginya, semua pria memiliki perangai buruk.
"Mari ikut saya, Nona Cyzarine!"
Tanpa memedulikan perasaan Cyzarine dan sekitarnya, Zio menarik tangan Cyzarine agar wanita itu mengikutinya pergi.
"Ah! Aーapa yang kau lakukan?! Kau akan membawa saya ke mana, Tuan Zio?!"
Cyzarine berteriak, tetapi Zio tetap berjalan dan tidak memedulikannya. Mereka berjalan menelusuri koridor dan melewati beberapa toko yang menjual barang-barang mewah.
"Bisakah Anda melepaskan tangan saya sekarang juga, Tuan Zio?!"
Astaga! Si wanita kasar ini nyaris membuatku malu saja! Apa yang dipikirkan oleh orang-orang saat memandang ku dan Nona Cyzarine? Apakah mereka berpikir bahwa aku adalah seorang penjahat wanita?!
Zio mengeluhkan nasibnya di dalam hati. Ia melirik ke sekelilingnya dan mendapatkan orang-orang di sekitar merekaーCyzarine dan Zioーsedang menatap ke arahnya dan Cyzarine.
"Halo, Nona! Bolehkah saya bertanya?"
Zio menyapa 2 wanita kira-kira berusia awal 30 tahun yang berada di dekatnya dengan sopan. Sedangkan kedua wanita tersebut hanya mengangguk seraya memperhatikan gerak-gerik Cyzarine dan Zio.
"Apakah di hotel ini memiliki toko optik terbaik?"
Zio berharap keduanya merespon pertanyaannya. Ya, meskipun ia tidak mampu berbahasa Rusia dengan baik.
"Tentu saja, ada. Apakah wanita ini adalah kekasih Anda?"
Mendengar pertanyaan dari salah satu wanita di hadapannya barusan, tentu saja membuat wajah Cyzarine memerah.
Mungkinkah wanita ini bertanya karena melihat Zio sedang menggandeng tanganku? tanya Cyzarine di dalam hatinya dengan geram. Lalu, mengapa Wanita ini menanyakan hal tidak masuk akal seperti ini kepada Zio?
"Anda membuat saya malu saja, Nona."
Wajah Zio pun memerah dibuatnya. Namun, tidak menghilangkan senyum di bibir pria itu.
"Ha ha ha!"
"Ha ha ha!"
Kedua wanita tersebut pun ikut tertawa. Melihat pemandangan barusan, tentu saja membuat hati Cyzarine menghangat.
"Berjalanlah hingga ke ujung sana! Lalu, Anda bisa menoleh ke sisi kiri dan toko optik berada tepat di sisi kiri Anda."
Dengan senyum lebar, Zio menundukkan badannya di hadapan 2 wanita itu.
"Terima kasih atas petunjuk Anda, Nona-nona!"
Zio memang sangat pintar melelehkan hati para wanita hanya dengan kata-kata dan bahasa tubuhnya, puji Cyzarine di dalam hati dan tentu saja ia adalah salah satu wanita tersebut.
"Ayo, Cyza!"
Zio kembali menarik tangan Cyzarine karena sejak tadi pria itu tidak melonggarkan sedikitpun pegangan tangannya.
"Ah!"
Cyzarine mau tak mau hanya bisa mengikuti langkah kaki pria berambut hitam tanpa berusaha melawannya lagi.
Bagaimana jika ada seseorang yang mengawasi gerak-gerikku? Apakah Mama Anna akan kecewa denganku?
Cyzarine mulai merasa resah dengan tingkahnya sendiri. Ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
Ah, bukankah aku sudah tidak memiliki ikatan lagi dengan keluarga Romanov? Lalu, untuk apa aku memedulikan hal itu?
Setelah puas bermain-main dengan pikirannya, kini Cyzarine mulai mengikuti Zio tanpa menggerutu lagi. Ia akan mencoba membuka diri untuk menerima kehadiran pria yang kini sedang berjalan bersamanya.
"Selamat datang di Optik BioShellkaya!"
Salam sapa para penjaga toko terdengar jelas di telinga Cyzarine. Ia menatap banyak kacamata yang terdisplay di dalam toko.
"Nona Cyza, sebagai permintaan maaf atas perlakuan saya tadi, maka Anda bisa memilih kacamata sesuka hati Anda!"
Zio mempersilakan Cyzarine untuk memilih kacamata sesuai dengan keinginannya. Namun, wanita itu tidak mengindahkan ucapannya. Cyzarine melangkah menuju meja kasir. Ia terlihat tertarik dengan salah satu kacamata yang berada di sana.
"Silakan, Nona! Apakah Anda memiliki kekurangan pada mata Anda ataukah hanya ...."
"Tidak! Kedua mata saya baik-baik saja."
Cyzarine segera menjawab maksud dari pertanyaan si penjaga toko tanpa membiarkan wanita itu menyelesaikan kalimat tanyanya.
"Jika begitu, saya akan membantu Anda mencari kacamata yang sesuai dengan keinginan Anda."
Jika memang kedua mata Cyza baik-baik saja, lalu mengapa dia selalu menggunakan kacamata?! Apakah karena sudah terbiasa?!