Zio merasa ada yang tidak beres dengan Cyzarine. Ia menghampiri kedua wanita yang sedang berdiri di dekat meja kasir dengan langkah panjang.
"Permisi, Nona-nona!"
Zio berdiri tepat di samping Cyzarine. Ia tidak pernah tidak tersenyum ketika Cyzarine menatapnya.
"Apakah di sini menerima pemeriksaan mata?"
Hah?! Mengapa tiba-tiba saja Zio menanyakan hal itu?! Apakah kedua matanya bermasalah?!
Cyzarine bertanya-tanya di dalam hatinya tanpa berniat ingin menanyakan hal tersebut kepada Zio Darwin Tanudjaya.
"Tentu saja ya, Tuan."
Zio tersenyum lega mendengarnya. Usai mendengarkan jawaban dari si penjaga toko barusan, ia segera menatap wanita muda di sampingnya.
"Kalau begitu, tolong bawa dan segera periksa kondisi kesehatan mata teman wanita saya, Nona!"
Dengan kepercayaan diri tinggi, Zio meminta sang penjaga toko optik untuk membawa Cyzarine tanpa meminta persetujuan dari wanita muda itu.
"Ah?! Aーapa yang Anda lakukan, Tuan Zio?!"
Cyzarine terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Zio kepada pelayan itu. Ia tidak pernah menduga akan ada seseorangーbahkan seseorang yang baru dikenalnya beberapa hariーakan memperhatikan dirinya melebihi siapa pun.
"Tolong jangan salah paham, Nona Cyza!"
Belum sempat menjelaskan apa-apa, Cyzarine lantas memotong ucapan Zio dan tentu saja membuat cucu satu-satu keluarga Tanudjaya tersebut tak bisa berkutik lagi.
"Saya memiliki janji hari ini dan saya tidak bisa melakukan hal-hal yang Anda inginkan! Namun lain waktu, tolong jangan campuri urusan saya lagi, Tuan Zio!"
Glek!
Ketus sekali dia! Namun, bagaimana bisa aku tidak mencampuri urusan dia? Karena mulai saat ini hingga seterusnya, apapun urusan dia akan menjadi urusanku!
Zio berseru seraya mengutarakan niatnya di dalam hati. Ia menatap Cyzarine yang sedang tersulut emosi dengan se-tenang mungkin.
"Maaf jika tindakan saya telah membuat Anda risih, Nona! Namun saya tidak memiliki niat terselubung apapun, selain membantu Anda."
Dengan kau mengatakan kalimat barusan justru membuatku semakin yakin bahwa kau memiliki niat tidak baik terhadapku!
Usai menduga-duga di dalam hati, Cyzarine pun mengacuhkan Zio. Ia menatap kacamata yang sejak awal telah menggerakkan hatinya.
"Tahu, 'kah, Anda? Saya sangat menyayangkan keputusan Anda untuk memakai kacamata tebal seperti itu, Nona Cyza. Karena bukan tidak mungkin bila kedua mata Anda akan bergantung dengan kacamata tersebut!"
Suasana canggung mulai terasa di sekitar Cyzarine dan Zio.
Wanita ini benar-benar keras kepala! Memangnya dia memiliki janji dengan siapa hingga berani mengabaikan aku?!
Zio berkeluh kesah di dalam hati. Zio memutar otaknya guna mencari cara agar Cyzarine menuruti perkataannya.
"Pemeriksaan mata tidak akan memakan waktu lama. Anda tenang saja, Nona Cyza!"
Cyzarine menatap Zio geram.
Pria ini masih saja memaksaku! Dan, aku tidak akan jujur mengapa aku melakukan semua ini! seru Czyarine di dalam hati sambil menoleh ke arah lain.
"Saya ingin membeli kacamata dengan bingkai tipis ini saja, Nona!"
Cyzarine menyerukan keinginannya kepada si penjaga toko optik seraya memberikan kacamata idamannya.
"Baik, Nona."
Si penjaga toko dengan cepat meraih kacamata dari tangan Cyzarine, lalu pergi memutari meja kasir. Usai melakukan pembayaran dengan kartu debitnya , akhirnya Cyzarine mendapatkan kacamata sesuai dengan keinginannya.
Sial! Apa itu?!
Zio terbelalak hingga memaki di dalam hati ketika ia melihat Cyzarine mengeluarkan kartu debit yang biasa dimiliki oleh golongan orang-orang kaya di Rusia.
Bukan hanya kartu hitam, tetapi ia pun memiliki kartu debit yang tidak dimiliki oleh orang-orang kaya di siniーRusia!
Begitu pula dengan si penjaga toko optik. Wanita muda berseragam itu sama terkejutnya seperti Zio ketika Cyzarine mengeluarkan sebuah kartu dari dompetnya sebagai alat pembayaran.
Sebenarnya siapa dan berasal dari keluarga mana wanita kuno ini? Karena penampilannya benar-benar tidak mencerminkan jika dia berasal dari keluarga kaya raya, batin si wanita.
"Hmm, sepertinya ini sangat cocok untukku!"
Cyzarine berseru seorang diri sambil menatap pantulan dirinya di cermin yang menggantung tepat di sisi kanannya.
"Perfect!"
Zio berseru dari tempatnya berdiri. Ia tak henti-hentinya memandangi wanita yang memesona hatinya.
"Hah?!"
Cyzarine melihat pantulan Zio dari cermin sedang menatap dirinya. Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, ia segera membalikkan badannya.
Hanya pria ini yang berani berkata seperti itu padaku, batin Cyzarine.
"Apakah saya boleh jujur, Nona Cyzarine?"
Zio memang selalu pandai memilah kata dan itulah salah satunya yang berhasil membuat Cyzarine merasa aman dan nyaman ketika bersamanya.
"Anda terlihat sangat cocok dengan kacamata ini jika dibandingkan dengan kacamata tebal yang biasa Anda kenakan!"
Cyzarine menundukkan kepalanya agar Zio tidak mengetahui betapa malunya ia mendapatkan pujian seperti tadi.
"Ah, begitu ...."
Entah berapa lama Cyzarine terpukau dengan wajah maskulin Zio. Bola mata hitam Zio mampu meyakinkan wanita itu bahwa ia bersungguh-sungguh dalam segala ucapannya.
Aku baru menyadari bahwa Tuan Zio tidak kalah tampan dari Vyach! Dan tentu saja, perilaku mereka berduaーVyacheslav dan Zioーsangat bertolak belakang!
Cyzarine berseru di dalam hatinya sambil terus menatap pria yang selalu saja hadir di mana pun ia berada.
"Apakah Anda akan pergi saat ini juga?"
Pertanyaan Zio menyadarkan Czyarine dari lamunannya.
"Oh, ya."
Cyzarine melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya.
"Astaga! Saya harus cepat-cepat pergi."
Czyarine berseru dengan sedikit panik. Ya, wanita itu memang belum mampu menguasai dirinya sejak ia tinggal bersama keluarga angkat di distrik Danilovsky, Moskow, Rusia.
"Terima kasih sudah menemani saya mencari toko optik, Tuan Zio!"
"Tunggu!"
Baru saja Czyarine ingin melangkah kakinya, Zio menahannya.
"Iーiya?"
Zio melangkahkan kakinya menuju Cyzarine.
"Kalau boleh saya tahu, ke mana Anda akan pergi seorang diri di musim dingin seperti ini?"
Zio bertanya dengan nada sopan agar tidak menyinggung perasaan wanita di hadapannya.
"Anda memang sangat baik kepada saya, Tuan Zio. Dan, saya mengakui hal itu. Namun, Anda juga harus tahu batas-batas menjaga jarak dengan seorang wanita seperti saya."
Cyzarine menghentikan ucapannya sejenak. Ia menarik napas dalam-dalam seraya menatap pria di hadapannya.
"Semoga kita tidak bertemu lagi, Tuan Zio!"
Atau aku benar-benar akan jatuh hati padamu, lanjut Cyzarine di dalam hati seraya mengangguk dan pergi dari hadapan Zio.
Sayang sekali bahwa kitaーCyzarine dan Zioーtidak memiliki pemikiran yang sama! sesal Zio di dalam hatinya sambil melangkah keluar dari toko optik. Aku akan selalu mengikuti mu, Cyza!
Benar saja seperti apa yang dikatakan oleh Zio Darwin Tanudjaya. Pria itu melangkah mengikuti ke manapun Cyzarine pergi.
**
Cyzarine berdiri di lobi hotel menggosok-gosok telapak tangannya berulang kali sambil menoleh ke segala arah.
"Mengapa di jam-jam sekarang tidak ada taksi? Apakah sekarang ini adalah jam sibuk kota Moskow?"
Cyzarine menatap jam tangannya sejenak yang menunjukkan pukul 02.00 siang waktu Moskow, Rusia.
Czyarine tidak lagi terpaku pada jamnya, karena suara klakson mobil di depannya menyita perhatian.
"Siーsiapa yang menghentikan mobil tepat di depanku?"
Cyzarine melihat seseorang di dalam mobil membuka kaca mobil.
"Nona, apakah Anda butuh tumpangan?"