Namun, keromantisan mereka benar-benar terhenti ketika mendengar pintu terbuka. Ansel seketika berdecak menatap tajam pegawainya dan Ryuga.
"Maaf, Tuan saya mengantarkan Tuan Ryuga, sesuai perintah anda!" ujar pegawai Ansel dengan penuh hormat sama sekali tidak berani menatap Ansel yang kini sudah berwajah garang, sedangkan Alesta jangan ditanya Alesta benar-benar merasa malu bahkan dirinya menatap kearah lain dibandingkan menatap kearah pintu.
"Kau boleh pergi, masuklah Tuan Ryuga!" ujar Ansel dengan suara dalam penuh kekesalan, untuk menggambarkan rasa kesalnya karena telah mengganggu moments romantisnya bersama dengan Alesta.
Sesaat Ansel melirik geli kearah Alesta yang masih saja memalingkan raut wajahnya, kemudian tatapan penuh ide brilian muncul di otaknya saat ia mendengar suara langkah kaki Ryuga yang sudah dipastikan sangat kesal terhadap apa yang telah dilihatnya.