"Kenapa kau mengurusi dan ikut campur dalam urusanku?" Erick mendengus pelan menaikan sebelah alisnya, ia benar-benar tidak percaya kenapa dirinya harus bicara dengan perempuan di depannya yang sudah jelas hanya akan membuang waktunya saja.
"Percuma jika aku bicara denganmu, Nona Marrisa jika kau tidak mengerti dengan apa yang kita bicarakan. Aku lebih mengerti bagaimana cara perempuan bersedihdih, kau yang akan merasa sakit untuk beberapa bulan dan setelah itu merupakan semuanya atau kau memilih untuk menjadi seorang yang begitu memiliki pikiran licik untuk menghancurkan hubungan seseorang!" ujar Erick sesaat memandang Marrisa yang terlihat diam, kemudian perlahan Marrisa terlihat duduk tepat di sebarannya. Sesaat Erick memberikan kode pada salah satu pegawainya untuk memberikan segelas air dingin untuk Marrisa yang saat ini hatinya merasa down.
**