Chereads / My Boyfriend 18 Years Old / Chapter 5 - Ada Apakah Dengan Masa Lalu?

Chapter 5 - Ada Apakah Dengan Masa Lalu?

" Tuan, boleh saya tahu faktor apa yang membuat Damian seperti sekarang ini?" tanya Lidza untuk mengalihkan pembicaraan.

Elon menarik nafas panjang, dia tahu gadis ini pasti hanya ingin memotivasi anaknya, namun ia berpikir bagaimana dia harus mengatakan kepada putranya nanti setelah dewasa saat menagih perjanjian itu, karena dia paham betul dengan sifat putranya tidak akan mudah melepaskan apapun yang dia rasa sudah menjadi miliknya.

Sesungguhnya Elon juga kurang begitu setuju dengan ide ini, namun kalau memang ide ini bisa membuat putranya kembali menjadi seorang anak laki-laki yang ceria, apalagi kalau seandainya gadis ini bisa memotivasi putranya untuk sembuh dari trauma nya apapun akan dia lakukan kalau Damian memang menginginkan gadis dihadapanya ini nanti. Walaupun Barbara sudah pasti akan menentang keras, Elon bisa membujuk nya demi menyelamatkan putra kecilnya.

" Apa yang terjadi dengan Damian, semua karena kesalahan kami berdua karena kesibukan saya dan istri dengan bisnis kami masing-masing kami tidak pernah perhatian dengan Damian maupun Hazel kakaknya, bagi kami yang penting segala kebutuhan mereka berdua berupa materi terpenuhi, mereka bisa pergi dan belanja apapun yang mereka inginkan, namun kami lupa kalau yang sebenarnya dibutuhkan mereka itu kasih sayang dan perhatian kami ke dua orang tuanya."

Elon menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya, lalu melanjutkan ceritanya.

" Sebelum Damian, putri kamipun Hazel pernah depresi dan memakai narkoba, kami pikir mungkin karena dia salah pergaulan jadi kami sempat melakukan rehabilitasi dan menaruh pengawal lalu mengurungnya dirumah hingga pulih, saat itu kami masih belum menyadarinya dan semakin sibuk dengan pekerjaan kami, sampai terjadi sesuatu hal yang hampir merenggut nyawa putra kami yang saat itu baru berusia 7 tahun, sekolahnya melakukan perjalanan pariwisata, dan..... . "

Elon tidak bisa melanjutkan nya, ia pun menitikan air mata dan tak sanggup berkata-kata lagi, perasaan bersalah dan penyesalannya pada ke dua anaknya sangatlah dalam, di satu sisi bisnis nya dan istrinya boleh sukses, namun di sisi lain mereka telah gagal menjadi orang tua.

" Tu...tuan, kalau tidak bisa menceritakan nya pada saya tidak apa-apa, nanti saya bisa bertanya dengan miss Jane bukankah tuan tadi sudah menceritakannya kepada miss Jane, saya akan berusaha membantu Damian semampu saya tapi untuk selanjutnya kembali ke putra anda, apakah perjanjian itu bisa benar-benar menjadi motivasi nya, atau tidak, dan juga dukungan dari tuan dan istri sangatlah penting baginya, " ucap Lidza.

Lidza menatap pria separuh baya dihadapannya nanar, ia tak menyangka dibalik kesuksesan keluarga Bonaventura itu harus mengorbankan kebahagian putra putrinya, Lidza mensyukuri biarpun dirinya dan Vira hidup penuh dengan kekurangan dari segi materi namun semasa ayahnya masih hidup, dirinya dilimpahkan dengan kasih sayang dan perhatian dari ke dua orang tuanya bahkan sampai sekarang ibunya tetap perhatian juga begitu menyayangi dirinya dan Vira.

" Sebaiknya saya pulang, soal Damian kau boleh menanyakan nya ke pada miss Jane, saya minta kau merahasiakan hal ini, dan jangan pernah menceritakan nya kepada siapapun, saya memberitahu kan soal keluarga kami karena saya lihat kau tulus ingin membantu untuk penyembuhan putraku, untuk itu aku sangat bersyukur dan berterima kasih kepada mu Lidza. O ya karena kamu menolak untuk diberikan hadiah, jadi kalau butuh sesuatu apapun itu silakan hubungi saya, " ucap Elon sembari memberikan kartu namanya.

Lidza menerima kartu nama itu, dan memasukan nya kedalam dompetnya.

" Terimakasih tuan, " ucap Lidza.

Mereka berdua pun keluar dari ruangan, tampak miss Jane sedang berdiri menunggu dengan cemas.

" Tuan maafkan perilaku Lidza, karena telah menyinggung tuan juga Damian putra anda, gadis ini dari dulu memang suka sekali mencampuri urusan orang, sifatnya inilah yang suka membuat nya dalam masalah, akika harap tuan mau memaklumi nya, " ucap miss Jane masih dengan penuh kecemasan.

" Tidak perlu cemas miss Jane, justru Lidza amat sangat membantu, saya merasa berhutang budi padanya kau sungguh beruntung memiliki ponakan seperti dirinya yang dengan tulus mau membantu orang lain tanpa meminta imbalan, Oh ya nanti tolong ceritakan soal Damian kepada ponakan anda, kuharap ide cemerlang nya ini berhasil, " ucap Elon lembut.

" Lidza 2 tahun lagi kamu kan lulus, apa kau ingin melanjutkan kuliah mengambil jurusan psikolog? seperti nya cocok untukmu, karena saya lihat kamu cukup berbakat menjadi seorang psikolog, " ucap Elon lagi.

" Kuliah jurusan kedokteran sangatlah mahal tuan, aku sudah pasti tidak bisa membayarnya, dan juga sangat lama, tidak cukup hanya S1 harus melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 Program Magister, " ucapnya.

" Wow, kamu mengetahui hal itu kamu memang sungguh gadis yang pintar, kalau kamu mau saya bisa membiayai kuliah kedokteran mu sampai S2, asalkan kamu bisa menyembuhkan trauma putraku, dan mendampingi nya seumur hidupmu sebagai istri dari putraku nanti gimana?" ucap Elon.

"Tidak... tidak tuan terimakasih untuk tawaranmu, nanti saya ingin kuliah ambil jurusan marketing saja tuan, supaya tidak perlu memakan waktu lama di bangku kuliah, aku ingin bisa segera bekerja di sebuah perusahaan untuk membantu keuangan keluarga ku nanti, " ucap Lidza.

" Untuk soal Damian emm..., aku hanya akan bekerja disini sampai aku lulus SMA, lalu aku akan pergi dari sini setelah mendapatkan pekerjaan lain, aku tidak mau terus menjadi beban buat miss Jane, aku akan bekerja sambil kuliah jadi kalau Damian berhasil kembali normal sebaiknya tuan menjauh kannya dariku segera mungkin, supaya Damian tidak bersedih dan bisa melupakan perjanjian itu, " ucap Lidza lagi.

" Saya mengerti, tapi sementara ini saya meminta bantuan mu untuk tetap terus bersama putraku, memberinya dukungan juga motivasi untuk berubah jadi normal kembali, setelah saya yakin Damian kembali lurus, saya akan meyakinkan dirinya untuk melakukan therapy penyembuhan trauma nya di Amrik juga bersekolah disana, semoga selama itu dia bisa melupakan soal dirimu dan perjanjian itu, " ucap Elon.

" Ini uang tip untukmu, karena anakku sangat puas dengan potongan rambutmu, " Elon memberi 10 lembar uang kertas berwarna merah.

" Tu...tuan, ini terlalu banyak untuk sebagai uang tip aku tidak bisa menerima nya, " ucap Lidza terbata-bata.

" Oh ya benarkah, coba kamu tanyakan ke miss Jane, setiap kali aku dan istri ku kesini memang segini lah tip yang kami berikan kepada hair stylish dll, yang membuat kami puas dengan hasil nya, " ucap Elon santai.

Mata Lidza pun terbelalak,

" Be...benarkah, " Lidza melirik miss Jane.

" Ho oh Lidza, tiap kesini keluarga Bonaventura pasti akan memberikan tip segitu, udin ambil ajose, " miss Jane mengedipkan 1 matanya kepada Lidza.

" Oh, ba...baiklah, terima kasih banyak tuan. "

Lidzapun mengambil 10 lembar uang merah itu dengan gemetar, secara selama beberapa bulan kerja di salon milik miss Jane paling besar uang tipnya cuma 20rb, maklum masih terbilang hair stylish junior amatir.

-Pantas saja para senior disini begitu ingin mendapatkan tugas melayani para orang kaya terlebih lagi konglomerat, sekali datang aja tipnya sebesar ini, awalnya aku tidak percaya yang dikatakan Ara kalau para senior dalam beberapa Minggu saja bisa mendapatkan uang tip sebanyak gaji mereka selama 1 bulan, wah kalau aku bisa seperti kak Debo, kak Mira, dan para senior lainnya setiap hari bertugas melayani para orkay, dan para konglomerat, aku tidak perlu khawatir lagi masalah keuangan ku aku pasti bisa sekolah sampai kuliah dengan biaya sendiri, dan aku bisa memberikan full gajiku untuk ibu dan Vira tiap bulannya, mulai saat ini aku harus semangat belajar, dan bekerja keras mempelajari semuanya, pasti aku bisa. (batin Lidza)

Setelah Lidza menerima uang tipnya, Elon pun segera melangkah kan kakinya keluar ditemani miss Jane dan Lidza sampai halaman depan salon, ia memasuki mobil mewah nya, dan meninggal kan salon itu.

Miss Jane dan Lidza pun masuk kedalam setelah mobil mewah yang dinaiki Elon telah menghilang dari pandangan mereka.

" Lidza duduk sini, ada yang akika ingin bicarakan, " ucap miss Jane sembari menepuk sofa di samping nya.

" Iya, miss Jane, "

Lidza pun duduk persis disamping pria setengah wanita itu.

" Gilingan yee Lidza, masa yee mau pacaran sama anak kecil, yee tau gak tuh anak baru 10 tahun sedangkan yee sekarang udah 17 tahun, akika bisikan di omelin sama Diana ibu yee tau, ckckck, " ucap miss Jane cemas.

" Iya tau miss Jane, lagian aku gak serius kok bikin perjanjian itu, abis Lidza kasihan sama Damian masa ganteng-ganteng ngondek kayak miss, kan sayang banget, " ucap Lidza nyengir.

Tiba-tiba wajah miss Jane berubah serius.

" Iya juga sih, tuh anak masih bisikan sembuh sebelum terlambat dan terjerumus kayak aku, lebih baik ada yang tulungin tuh anak, denger dari cerita tuan Elon nasib anak itu memang sungguh malang persis kayak ku dulu, cuma bedanya Elon dan istrinya sadar, mereka berusaha melakukan berbagai cara untuk menebus kesalahannya juga menyembuhkan putranya, sedangkan orang tuaku memang tidak pernah peduli, atau berusaha memahami ku," mata miss Jane pun menerawang jauh mengingat masa lalunya.

" Saat aku SMA diriku semakin menyimpang dari kodratku sebagai laki-laki karena aku dilukai untuk ke 2x nya oleh seseorang yang sangat penting bagiku, begitu seluruh sekolah mengetahuinya ke dua orang tuaku malah mengusirku, menurut mereka aku ini aib bagi keluarga, untung saat itu Diana ibumu menolongku, dan terus setia menemani ku di saat terpuruk biarpun keadaan nya saat itu tak jauh berbeda dengan diriku, " ucap miss Jane lagi dengan wajah penuh kesedihan.

" Tak jauh berbeda? maksud miss Jane ibuku juga mengalami keterpurukan saat SMA, bukankah saat itu kakek nenekku masih hidup ya? kata ibu saat kedua orangtuanya masih hidup dia sangat berbahagia, karena kakek nenek sangat menyayanginya, kenapa ibuku mengalami hal yang sama dengan mu?" ucap Lidza heran.

Sudut mulut miss Jane terangkat.

" Saat tiba waktunya, Diana pasti akan menceritakan nya padamu, sebaiknya kau jangan bertanya atau memberitahu kan apapun kepada ibumu, dia akan sangat bersedih bila teringat masa-masa itu. O ya besok saja aku ceritakan soal Damian ya ada yang harus segera ku cek mumpung salon hari ini tutup, sebaiknya kau beristirahat, " ucap miss Jane lalu pergi meninggalkan Lidza.

Sebenarnya ada saat-saat dimana miss Jane berbicara serius apalagi tentang masa lalunya bersama orang terdekatnya, ia akan berubah menjadi Jacky, pria setengah wanita itu sebenarnya cukup tampan, kulitnya putih, perutnya sixpack, dan tinggi 185cm, kalau dirinya tidak belok sudah pasti miss Jane ini incaran para wanita juga.

Miss Jane telah kembali ke dalam kantornya, namun Lidza masih diam terpaku di sofa memikirkan sesuatu.

" Saat SMA ibuku juga mengalami keterpurukan, aneh kok berbeda dengan yang ibu ceritakan apa ada sesuatu yang ibu sembunyikan kepada ku tentang masa lalunya, ah aku jadi penasaran! tapi miss Jane melarangku bertanya pada ibu karena bisa membuatnya sedih, ya sudahlah yang terpenting masa kini, harapan utamaku ialah membahagiakan Ibu juga Vira, " ucapnya.

Lidza pun melihat ke arah jam dinding, hari masih siang, ia pun beranjak pergi mengambil sapu, pel, juga lap, ia membersihkan potongan-potongan rambut dilantai, dan merapikan semua peralatan.

Setelah menyelesaikan semuanya, Lidza masuk kedalam kamarnya untuk beristirahat sejenak, merebahkan diri diatas kasur dan tertidur karena baginya hari ini sungguh hari yang aneh dan melelahkan baginya.

Bersambung.....