Chereads / My Boyfriend 18 Years Old / Chapter 11 - Sebuah Kalung

Chapter 11 - Sebuah Kalung

" Lidzaaaa!!! ada tamu mencarimu," teriak salah satu staf salon.

" Tamu? siapakah itu perasaan aku tidak memiliki teman atau orang yang mengenalku di sini?! "

Lidzapun segera beranjak pergi menemui tamu tersebut.

"Noh tamunya tunggu diruangan miss Jane, " ucap staf yang berteriak memanggil nya tadi.

Lidza pun segera menuju ruangan miss Jane lalu mengetuk terlebih dahulu.

tok... tok... tok

" Masuk, " jawab miss Jane dari dalam ruangan.

Lidza pun masuk kedalam dan melihat seorang pria separuh bayu yang boleh dibilang masih tampan dan gagah untuk seusianya.

" Oh Lidza, kemarilah sayang duduk di sebelahku, " ucap miss Jane yang sedang duduk di sofa berhadapan dengan pria yang Lidza tidak kenal sama sekali.

"Baik miss Jane, " Lidza pun segera duduk tepat bersebelahan dengan miss Jane berhadapan dengan pria paruh baya itu, wajahnya tertunduk tidak berani menatap pria itu.

" Tuan Ray ini ponakan saya yang bernama Lidza, " miss Jane memperkenalkan.

" O nona Lidza, perkenalkan saya Rayen Su asisten tuan Elon, " sapa Ray sembari mengulurkan tangannya dengan senyum lebar.

Lidzapun segera menyabut uluran tangan asisten itu tanpa berkata apapun, dan menundukkan sedikit kepalanya memberi hormat.

" Anda memang sangat cantik nona seperti yang diceritakan oleh tuan Damian, pantas saja tuan muda begitu menyukaimu, " ucap Rayen.

" Terimakasih tuan Rayen Su, " ucap Lidza sembari tersipu malu mendengar pujian dari pria paruh baya itu.

" Panggil saja asisten Ray nona, " ucap Ray.

" Tuan Ray, ponakan akika Udin disini boleh akika tahu maksud dari kedatangan anda?" tanya miss Jane yang dari tadi penasaran dengan kehadiran asisten keluarga terkemuka itu.

" Begini tuan..., "

" O o no tuan, panggil akika miss Jane ajose oke, " potong miss Jane dengan senyum menggoda sembari mencoel genit paha asisten Ray.

" Oh ba..baik miss Jane, maaf, " ucap Ray gugup sembari mengelap keringat di dahinya.

Dalam hati Ray, baru kali ini dia bertemu dengan manusia setengah jadi ada sedikit perasaan khawatir dalam dirinya, takut kalau tiba-tiba dirinya disosor sama wanita jadi-jadian dihadapannya ini yang dari tadi memandang genit kepadanya.

Lidza yang melihat perlakuan miss Jane, hanya bisa menggelengkan kepalanya dan tersenyum kecil saat melihat pria paruh baya dihadapannya mengelap keringat dengan gugup.

" Begini saya langsung saja ya nona, maksud kedatangan saya kesini hanya ingin memberikan ini ke nona dari tuan muda Damian, " ucap Ray sembari mengeluarkan sebuah kotak yang begitu mewah dari tasnya.

" Tuan Damian meminta anda untuk selalu memakai nya kemanapun anda pergi dan tidak boleh melepaskan nya, " ucap Ray lagi sembari meletakkan nya di meja dan membukanya.

" Oh My God, " miss Jane terbelalak kaget melihat isi dalam kotak itu.

Begitu juga Lidza, ia membulatkan mata dengan mulut yang juga terbuka lebar sampai ia harus menutupnya dengan tangan.

" Mengapa Damian eh maksud saya tuan Damian memberikan ini kepada saya?" tanya Lidza bingung.

" Tuan Elon sekeluarga sementara ini tinggal di Amerika nona, tuan muda memberikan ini untuk hadiah perpisahan sementara, dan meminta nona untuk sabar menunggu nya kembali, " asisten Ray menjelaskan.

" Astaga Lidza seperti nya anak itu benar-benar menganggap serius perjanjian itu, seperti nya kamu calon tidak bisa lari darinya, " ucap miss Jane.

Seketika wajah Lidzapun berubah khawatir.

" Tu... tuan maaf, bisakah aku menolak pemberian ini, " Lidza tertunduk takut.

" Maafkan saya nona anda harus menerima nya, kalung ini didesain sendiri oleh tuan muda dan spesial dibuat oleh George Pi*g*t langsung untuk nona, kalung ini juga hanya ada 1 didunia jadi saya mohon terimalah karena kalau tidak tuan besar Elon maupun tuan muda Damian bisa murka lalu saya akan kehilangan pekerjaan! " jawab asisten Rey memohon.

Lidzapun melirik kearah miss Jane, lalu miss Jane pun memberi kan isyarat dengan anggukan yang berarti Lidza harus menerima nya.

" Ba... baiklah tuan saya akan menyimpan nya," akhirnya Lidza pun menutup dan mengambil kotak itu dengan terpaksa, ia tidak ingin membuat seseorang dipecat dari pekerjaan karena dirinya.

" Nona, tolong dipakai langsung kalung nya saya harus memastikan anda memakai nya terlebih dahulu, karena itu pesan yang disampaikan tuan muda kepada saya, " ucap asisten Rey.

-Astaga menyusahkan sekali anak itu!, seperti nya aku telah salah mengambil keputusan untuk membantu keluarga itu, saat ini saja diriku sudah dipaksa untuk menerima dan memakai pemberian mereka, apakah nanti aku bisa lepas dari keluarga kaya itu. (batin Lidza).

" Miss Jane tolong bantu pakaikan kalung ini di leher ku ya " ucap Lidza, ia pun akhirnya pasrah dan menuruti permintaan asisten Ray.

Miss Jane pun mengangguk dan membantu memakaikannya, kalung itupun melekat cantik di leher putih dan jenjang Lidza.

" Wow tuan muda Damian memang tidak salah dalam membuat desain kalung itu, bahkan boleh dibilang sangat tepat, kalung itu sungguh pas dan cantik melekat di leher anda nona, " puji asisten Ray.

Gadis itu memaksakan senyum mendengar pujian dari asisten Ray, jauh dilubuk hatinya ia begitu sangat khawatir dengan perjanjian yang dibuatnya bersama Damian, ia takut perjanjian itu akan menjerat dirinya sendiri suatu saat nanti.

" Baiklah kalau begitu saya pamit pulang dulu nona Lidza dan miss Jane, Oh ya kalung itu harus terus melekat di leher nona tidak boleh di lepas, dan sabarlah menunggu karena tuan muda pasti akan kembali dan segera mencari nona, itu pesan yang disampaikan tuan muda kepada saya, " ucap asisten ray sembari beranjak berdiri dari sofa.

" Oh tentu ajose, akika akan pastikan ponakan akika ini memakai nya setiap waktu, hmm kapan-kapan main lah ke salon ini untuk potong rambut ya tuan, pokokna akika yang akan turun langsung melayani tuan nanti, " ucap miss Jane sembari melingkar kan tangannya ke lengan asisten Ray juga memberi kedipan sebelah matanya.

" A ha ha, ten... tu saja miss Jane saya permisi dulu, masih banyak pekerjaan menunggu dikantor!" jawab asisten Rey sembari berusaha melepaskan tangan miss Jane yang melingkar di lengannya.

" Saya permisi ya nona dan miss. "

"Eh tapi... , " miss Jane hendak mengejar namun tangannya ditahan oleh Lidza.

Asisten Ray pun segera membuka pintu lalu melangkah pergi dengan tergesa-gesa, sebelum dirinya dikejar wanita jadi-jadian itu.

"Ish miss jangan agresif gitu dong, kasihan tuh tuan Ray sampe ketakutan begitu, " ucap Lidza terkekeh.

" Udin jangan ketawa ye, pikirin tuh perjanjian yang ye buat seperti nya anak itu menganggap nya serius, " ucap miss Jane kembali duduk di sofa, Lidza pun ikut dan memilih duduk berhadapan.

" haaah, aku harus bagaimana miss Jane?, niatku hanya ingin membantunya, di satu sisi aku senang karena rencanaku berhasil untuk anak itu tapi di sisi lain aku khawatir kalau ia mengingat perjanjian itu dan menagihnya suatu saat nanti, karena tidak mungkin aku berpacaran dengan pria yang sangat jauh lebih muda dariku, kalau ibu tahu pasti ia bisa menggantung ku di pohon toge hehehe, " ucap Lidza.

" Masih bisa bercanda ye Lidza, ingat saat ini ye sedang berurusan bukan dengan keluarga biasa, tapi keluarga terkemuka juga tersohor, apa kau tidak tahu kalau keluarga itu sudah mengklaim sesuatu itu miliknya mereka tidak akan pernah melepaskan nya atau membiarkan orang lain mengambil juga memiliki nya, akika yakin sifat itu pasti menurun juga ke putranya Damian makanya sejak awal akika sangat tidak setuju dengan rencana ye!" jawab miss Jane serius.

Wajah Lidza pun berubah muram,

" Lalu aku harus bagaimana miss Jane?"

" Berdoa saja, semoga surat perjanjian itu sobek atau terselip dan anak itu melupakannya, " jawab miss Jane.

" Kalau anak itu tidak melupakannya gimana miss Jane? " tanya Lidza.

Miss Jane pun menarik nafas panjang, dan berpikir sejenak.

" Begitu kamu lulus, segera lah pindah dari sini, dan bekerjalah sambil kuliah ditempat lain sebisa mungkin aku akan menutupi keberadaan mu dari keluarga itu, tapi aku tidak menjamin karena kalau anak itu dan keluarga nya mencari sudah dipastikan mereka akan menemukan mu, tapi cobalah siapa tahu lama di Amerika, anak itu akan melupakan mu dan menemukan gadis lain yang disukainya" jelas miss Jane.

" Ya miss, terimakasih sudah membantuku menemukan solusi untuk menghindari keluarga itu, kau memang sahabat ibuku yang terbaik, kalau seandainya kau normal pasti kau bisa menjadi seorang ayah yang hebat tapi sayang itu hanya angan-angan belaka, semoga Tuhan Yang Maha Esa menurunkan Hidayahnya buat miss, " ledek Lidza lalu segera beranjak pergi.

" Dasar anak se*an, udin dibantuin bukannya terimakasih malah ngeledek ye, " ucap miss Jane kesal sembari melempar pulpen yang berada diatas mejanya.

Bersambung....