Dalam kehidupan bermasyarakat, kedudukan seorang dokter sangat dihargai. Lagi pula, tidak ada yang bisa menjamin bahwa diri sendiri tidak akan sakit sepanjang hidupnya.
Li Funian adalah seorang ahli bedah jantung paling profesional di rumah sakit nomor tiga di Yucheng. Sedangkan saat ini nyawa Nyonya Lu seolah berada di tangannya. Jika Dokter Li saja tidak bisa menyembuhkan penyakit yang diderita Nyonya Lu saat ini, lalu siapa lagi yang bisa mengobati?
Bai Yao tahu bahwa keputusan Li Jingqing ini adalah keputusan yang sangat bagus. Namun setelah mendengar ucapan Fu Zhi yang terdengar konyol, seketika ia pun langsung merasa sangat marah sehingga ucapannya begitu menusuk hati.
Namun ketika Bai Yao menggulung lengan bajunya, tatapan mata Lu Jingqing yang dingin itu melirik ke arahnya tanpa menunggu tindakannya berlanjut.
"Kakak Ipar, ini rumah sakit. Pikirkan tentang identitas keluarga Lu yang kamu emban sebelum berbicara dan melakukan sesuatu."
Nada bicara Lu Jingqing terdengar acuh tak acuh namun masih terdengar sedikit lembut. Saat memberi peringatan kepada Bai Yao, nada bicara Lu Jingqing terdengar sedikit mengerikan.
Tatapan matanya terlihat dingin sampai membuat Bai Yao menundukkan kepalanya dengan panik. Kemudian ia berkata kepada Fu Zhi, "Kamu pergilah dengan Papamu mengambil obat."
Fu Zhi hanya bergumam sambil menganggukkan kepalanya.
Kemudian Lu Jingqing mengambil resep dan pergi bersama putrinya.
Ketika Lu Jingqing dan putrinya pergi, suasana di luar bangsal kini menjadi hening. Tidak lama kemudian, Dokter Li mulai bicara dan seketika langsung memecah kesunyian, "Nyonya Bai, Nyonya Xu, kalian bisa pergi ke bangsal untuk menemui Nyonya Lu, nanti aku akan memeriksanya lagi."
Bai Yao menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, ia pun menunggu Dokter Li dan beberapa dokter yang lain pergi. Setelah itu ia melihat wajah cantik Xu Wei yang membuatnya merasa muak.
Kemudian Bai Yao berkata dengan nada yang dingin, "Aku baru saja mengatakan beberapa kata, tapi adik kedua malah membawanya pergi? Apa maksudnya melakukan ini? Apa aku sebagai tetua tidak boleh mendidik generasi yang lebih muda?"
Xu Wei menggandeng Lu Yushen, dan dengan tidak senang berkata, "Zhizhi hanya peduli dengan Neneknya, memangnya salah jika dia ingin menjadi anak yang berbakti?"
Xu Wei memiliki temperamen yang baik dan kepribadian yang lembut. Namun ketika sudah menyangkut tentang putrinya, ia tidak bisa berhenti berkata, "Kakak Ipar, aku akan mendidik anak-anakku dengan baik. Jangan khawatirkan kami setiap saat!"
Bai Yao melihat ekspresi Xu Wei yang kini tampak muram, dan seketika kemarahannya memuncak. Bai Yao sudah bersiap membuka mulut, namun ia tidak berani bicara lagi. Ia hanya bisa diam-diam mengumpati keluarga Lu Jingqing yang kehidupannya tidak sehat.
-
Di dalam bangsal.
Nyonya Lu masih diinfus. Wajahnya terlihat sangat pucat, tapi untungnya kesehatannya mulai membaik dan kini ia sudah sadar.
Begitu Bai Yao membuka pintu bangsal, air matanya seketika langsung mengalir. Kemudian ia pun bergegas mendekati Nyonya Lu. Kemudian ia memegang tangan Nyonya Lu sembari berkata, "Bu, syukurlah kamu baik-baik saja. Aku dan Wanwan merasa sangat cemas!"
Nyonya Lu baru saja keluar dari gerbang kematian, sehingga saat ini kondisi tubuhnya masih sangat lemas.
Xu Wei pergi ke satu sisi, kemudian ia pun menuangkan air untuk Nyonya Lu. Bai Yao juga berusaha untuk menjadi menantu yang berbakti. Mereka berdua menjaga Nyonya Lu dari depan dan belakang.
Nyonya Lu menarik napas dalam-dalam, kemudian perlahan ia mulai bertanya, "Di mana Putra Keduaku?"
Tentu saja Bai Yao tidak ingin melewatkan kesempatan ini untuk memprovokasi Nyonya Lu. Ia pun dengan kejam menghina Li Jingqing, "Tadi Fu Zhi menentang dokter yang bertanggung jawab untuk perawatanmu, karena Adik Kedua sangat menyayangi putrinya, jadi dia membawanya pergi."
Raut wajah Nyonya Lu seketika langsung terlihat muram. Ia bahkan tidak mengambil air hangat yang diberikan Xu Wei padanya.
Xu Wei memandang Nyonya Lu dengan tanpa daya, "Bu, jangan khawatir. Zhizhi dan Papanya mengambilkan obat untukmu..."
"Dokter berkata mulutmu akan terasa pahit setelah dapat infus, jadi Ibu bisa minum dulu, aku akan membantu Ibu."
Nyonya Lu sangat marah, tapi karena bertahun-tahun sudah hidup dimanja, sebenarnya saat ini ia juga bisa merasakan bahwa mulutnya terasa pahit. Setelah meminum air, ia pun masih mencari masalah, "Obat macam apa yang diberikan Dokter Li, karena penyakit jantung yang menyiksa ini, aku harus minum obat yang rasanya sangat pahit!"
Lu Chuwan pun memberikan nasihat, "Nenek, obat yang bagus itu memang pahit, Nenek jangan marah, tidak baik untuk kesehatan Nenek."
Nyonya Lu pun hanya menghela napas dengan berat.
Tiba-tiba Xu Wei seperti memikirkan sesuatu, dan seketika tatapan matanya terlihat cerah, "Bu, aku punya gula, coba dulu untuk pemanasan!"
Bai Yao yang sedang sibuk mengeluh pun tidak ingin menghiraukan ucapannya. Tidak lama kemudian, setelah ia menoleh ia melihat Xu Wei memasukkan sebuah permen ke mulut Nyonya Lu.