Pelajaran di kelas 3-21 berakhir, Su Qing dengan sangat antusias menyerahkan segelas teh susu ke meja Fu Zhi.
"Matcha milk green tea ini sangat enak." Su Qing menjelaskan dengan suara yang bagus, "Aku akan membawakanmu milk tea selai stroberi."
Fu Zhi melihat teh susu yang ada di atas mejanya. Matanya yang seperti aprikot dan berwarna hitam itu kini tatapannya menjadi cerah.
Saat itu beberapa siswa yang ada di dalam kelas juga menatap Fu Zhi.
Alisnya yang indah dan mata yang jernih itu melihat ke arah teh susu yang ada di atas mejanya itu dalam waktu yang cukup lama. Beberapa saat kemudian Fu Zhi baru berkata denga ringan, "Terima kasih."
Wajah Su Qing tampak memerah, kemudian ia menggelengkan kepalanya.
Setelah itu Fu Zhi mengeluarkan botol porselen dari dalam tas sekolahnya dan berkata, "Sebagai hadiahnya."
Su Qing pun bertanya, "Apa ini?"
Fu Zhi menyesap teh susu sambil menjawab, "Obat tradisional Tiongkok untuk menghilangkan bekas luka, itu sangat efektif."
"Ini bisa menyembuhkan bekas luka di wajahku?" Tanya Su Qing.
Fu Zhi pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Mata Su Qing seketika langsung tampak cerah, "Wow! Hebat! Ibuku bilang, aku tidak tahan terhadap anestesi. Jadi aku harus membuat janji pengobatan akupuntur Sun Sanzhen di Ibu Kota untuk pemulihan dan menyembuhkan bekas luka di wajahku..."
Fu Zhi mengerutkan alisnya dan berbicara tentang masalah ini, "Meski kamu membuat janji, tapi itu tidak bisa menyembuhkanmu." Meskipun akupunktur dan moksibusi dapat merangsang sirkulasi aliran darah, tapi efek pengobatan bekas luka tidak jelas.
Tian Nuo yang ada di sebelah mereka pun mendengarnya, kemudian ia berkata dengan nada mencibir, "Oh, sekarang banyak orang yang tidak tahu diri dan menganggap dirinya hebat. Sun Sanzhen adalah seorang dokter pengobatan Tiongkok tua yang terkenal di Tiongkok. Empat delapan jarum yang dia buat itu sudah tembus sampai internasional. Dia adalah orang luar biasa! Kamu bilang, obatmu lebih hebat dari teknik akupuntur yang dia lakukan, kenapa kamu tidak sekalian menjadi gurunya saja?!"
Fu Zhi mengerutkan bibirnya, kemudian ia pun menganggukkan kepalanya dan mengakui, "Aku memang gurunya."
Sun Sanzhen dan He Ming berada di posisi yang sama. Mereka berdua sangat mengecewakan.
"..." Tian Nuo memandang Fu Zhi seperti orang yang bodoh. Keluarga Sun telah menjadi dokter selama beberapa generasi. Meskipun pengobatan tradisional Tiongkok telah menurun, namun keluarga Sun seperti pohon cemara di bidang pengobatan tradisional Tiongkok.
Apa mungkin Sun Sanzhen memiliki guru seperti Fu Zhi?
Apa mungkin Fu Zhi memang suka berkhayal? Tanya Tian Nuo dalam hati.
Kemudian Tian Nuo memutar matanya dan berkata dengan sinis, "Kepopuleran Dokter Sun saja kamu remehkan! Apa kamu juga mau bilang bahwa kamu yang menciptakan empat delapan jahitan dari keluarga Sun?" Dasar tidak tahu malu!
Fu Zhi pun menjawab, "Ya, aku yang menciptakannya."
Su Qin yang ada di sebelah Fu Zhi pun berseru dengan ekspresi yang terlihat sangat kagum, dan matanya tampak berbinar saat menatap Fu Zhi, "Zhizhi hebat sekali!'
Seketika Tian Nuo hanya diam dan tidak berkata apa-apa lagi. Tian Nuo sudah mendengar bualan Fu Zhi begitu banyak, dan sekarang ditambah dengan pendukung Fu Zhi!
Kemudian Su Qing pun berkata, "Zhizhi, hadiah ini terlalu mahal. Nanti aku akan memberimu teh susu setiap hari!"
Tian Nuo lagi-lagi hanya diam saat mendengar Su Qing berkata seperti itu kepada Fu Zhi.
Pemberian apa yang mahal? Kamu saja yang terlalu bodoh, mau-mau saja dibohongi Fu Zhi si pembual itu!
Tian Nuo hendak menyangkal, namun Ma Mingquan tiba-tiba datang dari luar kelas dan melambai ke dalam kelas sembari berkata, "Fu Zhi, ke sini kamu."
Fu Zhi pun bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke luar kelas untuk menghampiri Ma Mingquan.
Begitu Ma Mingquan melihatnya, matanya menjadi merah. Ia menyerahkan slip surat izin di tangannya, "Anak baik. Semua manusia pasti mati, pulanglah dan temui Kakekmu."
Ada banyak peraturan dan tata tertib sekolah di SMA 1. Pada dasarnya, murid yang tidak ada urusan keluarga atau pemakaman tidak boleh meminta izin untuk pulang.
Fu Zhi pun tersadar karena tetesan air mata Ma Mingquan, ia pun langsung memahami apa yang sedang terjadi saat ini.
Orang dari keluarga Li ada di sini. Batin Fu Zhi.
Setelah Fu Zhi menganggukkan kepalanya dan berkata iya, ia pun menatap Ma Mingquan yang menyeka air mata sambil tidak lupa memberikan tisu kepada Fu Zhi supaya Fu Zhi juga menangis. Kemudian Fu Zhi pun mengambil surat izin itu dengan ekspresi wajahnya yang datar, setelah berjalan di depan Ma Mingquan, ia menepuk-nepuk bahu Ma Mingquan, "Ini masalah kecil, jangan menangis. Jika ingin terbuka, manusia harus terus melihat ke depan."
Ma Mingquan hanya bisa bertanya-tanya dalam benaknya. Bukankah yang meninggal itu kakekmu?