Pukul sepuluh malam di kediaman keluarga Lu.
Fu Zhi keluar dari kamar mandi. Ia baru saja mandi dan mengeringkan rambutnya hingga setengah kering. Hal pertama yang ia lakukan adalah mengulurkan tangan untuk mengambil ponsel tipis miliknya di atas tempat tidurnya, kemudian ia pun bermain game.
Fu Zhi memiliki dua ponsel, yang biasanya digunakan dalam rangkaian komputer yang ada di atas meja, dan yang satunya lagi biasa ia gunakan untuk komunikasi.
Kemudian ia membuka komputer putihnya yang sangat kecil itu, di atas meja komputer tersebut ada sebuah figur macan tutul yang kuat. Tatapan figur itu kejam namun santai.
Fu Zhi duduk di kursi sambil minum susu, dan halaman Wechat di komputer berbunyi 'Ding Dong Ding Dong'.
Fu Zhi membukanya, kemudian halaman kecil yang muncul ia perbesar. Seketika perubahan ekspresi di wajah kecil Fu Zhi pun terlihat dengan jelas.
Seseorang yang menghubungi Fu Zhi itu mengenakan setelan khusus yang mewah, usianya sekitar tujuh puluhan. Namun karena ia terlihat sangat sehat dan tubuhnya juga dirawat dengan sangat baik. Sehingga jika orang itu mengatakan usianya sekitar 50 atau 60 tahun, maka kemungkinan besar orang lain pasti akan percaya padanya. Kedua tangannya memegang tongkat berlapis emas, ia sedang mengerutkan keningnya dan sikapnya itu terlihat sebagai orang yang sangat bermartabat.
"Kakek Li." Fu Zhi bersandar di sandaran kursinya sambil menatap pada panggilan video dari Kakek Li.
Kakek Li yang dipanggil pun kembali tersadar dari lamunannya. Tatapannya tertuju pada Fu Zhi dengan mata memerah. Saat Fu Zhi menerima panggilan teleponnya, ia menjadi begitu bersemangat, "Zhizhi, kamu akhirnya menjawab panggilan video dari Kakek!"
Fu Zhi menganggukkan kepalanya dan bertanya, "Ada apa?"
"Kapan kamu akan kembali ke Beijing?" Tanya Kakek Li dengan matanya yang memerah, "Kakakmu Nanli, dia menderita penyakit serius beberapa hari yang lalu. Jadi sampai sekarang aku belum bisa memastikan penyakitnya meski sudah memeriksakan ke dokter apa yang terjadi dengan tubuhnya..."
Li Nanli adalah cucu dari kakek Li, dan ia adalah pewaris Grup Li di Beijing.
Kemudian Fu Zhi pun menjawab, "Wajar penyakitnya tidak terdeteksi, kamu tidak perlu panik."
"Bagaimanapun, dia adalah murid terburuk yang pernah aku bawa."
Kakek Li hanya bisa diam dan tidak berkata apa-apa lagi, "..."
Ia adala He Ming, mantan wakil ketua HIMA, dan ia merupakan bintang yang sedang naik daun dalam intelijen medis.
Jika orang yang lain yang berkata seperti itu kepadanya, kemungkinan besar Kakek Li pasti akan berdebat dengan orang itu. Namun berbeda dengan Fu Zhi, sejak lahir sudah berbeda.
Fu Zhi adalah putri negara, dan telah menginvestasikan sumber daya manusia dan material yang tak terhitung jumlahnya untuk mengembangkan generasi keempat produk uji coba dengan menggunakan teknologi kloning.
Dalam arti biologis, Fu Zhi memang manusia, tetapi ia tidak bisa dibandingkan dengan orang biasa. Ia saat itu berada di Laboratorium 927. Negara ini mengumpulkan urutan gen yang sangat baik dari semua lapisan masyarakat dan DNA Fu Zhi adalaha yang terbaik dari yang pernah ada.
Ketika Fu Zhi baru saja lahir di dunia dengan usia masih beberapa bulan, ia telah menunjukkan perbedaan yang drastis jika dibanding dengan anak-anak yang lainnya. Baik dari segi kecerdasan atau kekuatan fisik, ia juga mampu belajar sesuatu dengan cepat, bahkan melampaui sekelompok pria besar yang menyediakan urutan gen di semua bidang, dan keberadaaan Fu Zhi merupakan kesuksesan tanpa cela yang nyata.
Hanya karena kesempurnaan yang berlebihan, Fu Zhi tidak memiliki kepolosan anak kecil seperti anak-anak pada umumnya. Selain itu, ia tinggal bersama sekelompok 'monster tua' di laboratorium. Ia tidak memiliki gejolak emosi pada dirinya. Sering kali ia terlihat sangat tenang dan sikapnya yang selalu dingin seperti mesin.
Negara membesarkan Fu Zhi hingga 16 tahun. Selama enam belas tahun itu, Fu Zhi hanya bekerja untuk negara di belakang layar. Setelah 16 tahun, negara memutuskan untuk memberinya orang tua.
Kakek Li tahu bahwa negara tidak akan tega membiarkan Fu Zhi pergi. Lagi pula, ketika tiga generasi pertama dari produk uji coba semuanya adalah anak laki-laki, setiap rahasia pasti ada plotnya.
Kali ini mereka ingin membuat putri yang memesona. Saat memikirkan hal ini, tiba-tiba ponsel Kakek Li berdering.
Kakek Li melihat layar ponselnya, dan ternyata yang menguhubunginya adalah He Ming, seketika hatinya terasa kacau.
Kakek Li tidak tahu harus berkata apa ketika menerima panggilan telepon dari He Ming. Seketika raut wajah Kakek Li langsung berubah, "Aku tahu."
"Penyakit Nanli semakin parah." Ucap Kakek Li, setelah itu ia pun menutup telepon dan menatap Fu Zhi dengan mata memerah, "Zhizhi, aku..."
"Bawa dia ke Yucheng." Fu Zhi langsung memotong kalimat yang akan dikatakan Kakek Li.
Kemudian Kakek Li langsung menganggukkan kepalanya penuh semangat, "Baiklah, baiklah! Kalau begitu Kakakmu Nanli akan merepotkanmu untuk mengurusnya!"
"Tidak merepotkan." Fu Zhi mengeluarkan sepotong gula susu dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Ia melihat kakek tua yang juga pernah masuk ke laboratorium dengannya waktu itu, lalu ia berkata dengan santai, "Tenang saja, dia adalah cucumu. Aku akan menganggapnya seperti keponakanku, aku akan menjaganya dengan baik."
Kakek Li, hanya terdiam saat Fu Zhi berkata seperti itu kepadanya.
Siapa yang menyuruhmu menganggapnya sebagai keponakanmu? Batin Kakek Li.
Kakek Li seperti merasa sangat terpukul karena takdir yang harus ia terima, "Apa itu? Kecuali keluarga, kita... Ehem ehem... Apa kita tidak bisa lagi mengembangkan aspek perasaan lainnya."
Fu Zhi menyesap bibir bawahnya dan berkata, "Perasaan guru dan murid? Jarak umur dia dan aku sangat jauh, dia jauh lebih tua dariku. Selain itu, pengetahuan dan kemampuan yang ia miliki juga sangat lambat, aku tidak punya waktu untuk mengajarinya."
Kakek Li terkejut saat Fu Zhi berkata seperti itu kepadanya. Bisa mengerti, mengapa waktu itu para monster laboratorium tua berani membiarkan Fu Zhi keluar. Karena mereka yakin bahwa tidak ada babi dari jenis apa pun yang dapat membelokkan si kecil Fu Zhi yang tidak penurut itu.
Kakek Li pun berusaha untuk memberi penjelasan kepada Fu Zhi, "Bukan perasaan seperti itu, bagaimana kalau kamu mencoba melakukan apa yang aku katakan?"
Fu Zhi pun bertanya, "Apa masih ada hal yang lain?"
"...Tidak." Kakek Li tertegun selama sepuluh detik, kemudian ia merasa seperti ditolak lagi.
"Kalau begitu aku tutup dulu teleponnya, rekan satu timku mengajak bermain."
Kakek Li pun hanya diam. Kakek Li menatap komputer dengan layar yang sudah hitam, karena teleponnya sudah dimatikan oleh Fu Zhi. Kakek Li terdiam dan menatap layar itu cukup lama. Kemudian ia pun berkedip dengan perasaan sedikit sedih. Tapi saat ia memikirkan tentang He Ming yang ditolak oleh Fu Zhi, ia pun berusaha untuk menghibur dirinya sendiri...
Zhizhi masih bersedia menuruti keinginan kecilku yang berpura-pura!