Chereads / Ramuan Sang Pewaris / Chapter 4 - Pergi dari Rumah Selama Lima Jam

Chapter 4 - Pergi dari Rumah Selama Lima Jam

Karena Fu Zhi baru datang ke vila keluarga Lu, Xu Wei menanyakan kepada Kepala Panti Asuhan tentang apa saja kesukaan Fu Zhi. Kemudian ia pun memasak makanan kesukaan Fu Zhi dengan tangannya sendiri.

Makan malam disantap di aula, dengan lima kursi di samping meja panjang berlapis emas.

Setelah Xu Wei duduk, ia dengan penuh semangat mengambilkan makanan untuk Fu Zhi.

Ketika sudah duduk di kursi itu cukup lama, namun tidak ada yang duduk di kursi kelima, Fu Zhi pun melihat sekeliling dan bertanya kepada Xu Wei, "Di mana Kakak yang satunya?"

Sebelum Fu Zhi datang ke keluarga Lu, Kepala Panti Asuhan memberitahunya bahwa Xu Wei memiliki dua orang putra. Yang satu bernama Lu Yushen, seumuran dengannya Fu Zhi, dan sama-sama berusia 17 tahun. Sedangkan yang satunya lagi adalah Lu Yumo, usianya satu tahun lebih tua darinya.

Bahkan jika Kepala Panti Asuhan berpikir bahwa tidak ada pengecualian antara lawan jenis supaya Fu Zhi menjadi lebih baik untuk saudara-saudaranya, namun Fu Zhi khawatir kedatangannya akan merusak kedamaian keluarga Lu.

Dengan senyum yang sama, Xu Wei memasukkan lagi sepotong iga ke dalam mangkuk Fu Zhi, "Maksudmu Kakak tertuamu? Dia ada kelas tambahan bersama teman-temannya, dia pasti sudah berusaha dengan keras. Kamu tidak perlu khawatir. Dia bisa mengurus dirinya sendiri di luar sana."

Di sisi lain, saat ini Lu Yushen sedang makan sambil menundukkan kepalanya. Ketika ia mendengar Xu Wei berkata seperti itu, tiba-tiba ia memegang sumpitnya dengan erat.

Kemudian Lu Yushen melihat ke arah Xu Wei. Setelah beberapa saat, perlahan ia menurunkan kelopak matanya.

Apakah ibu tidak merasakannya?

Pelajaran tambahan hanyalah alasan untuk pergi dari rumah, tindakan yang dia lakukan ini sudah sangat jelas menunjukkan bahwa Kakak Tertua tidak menyukai adik perempuan ini datang ke keluarga Lu. Jadi Kakak berdeham dua kali untuk menarik perhatian semua orang, kemudian meninggalkan rumah dengan tas sekolah kecil di punggungnya...

Suasana terasa hangat saat mereka sedang berada di meja makan.

Ketika sudah selesai makan, Lu Jingqing menatap Fu Zhi dan berbicara tentang masalah akademisnya, "Walaupun uang di rumah cukup untuk kamu belanjakan, tapi kamu tetap harus sekolah. Bagaimanapun juga, kamu harus memiliki ijazah. Aku sudah memberitahu Kepala Sekolah SMA 1, jadi kamu sekolah di sana dulu, ya?"

Ucapan Lu Jingqing tidak terdengar mendesak. Namun terdengar sedang bernegosiasi dengan Fu Zhi.

Kemudian Fu Zhi pun menganggukkan kepalanya dan menjawab, "Baiklah."

Lu Jingqing juga dalam suasana hati yang baik setelah mendengar persetujuan dari Fu Zhi. Setelah selesai makan malam, ia memberi tahu Fu Zhi, "Beristirahatlah lebih awal. Besok, aku dan Mamamu akan mengajakmu pergi ke rumah lama keluarga Lu untuk mengenalkanmu kepada mereka."

-

Jam delapan malam di Warnet Kota Yucheng.

Asap rokok yang menyebar dengan suara ketukan dari keyboard pun terdengar.

Pemuda yang duduk di tempat paling pojok itu sedang menggerakkan semua jar-jarinya di atas keyboard dan mouse dengan lincah. Dengan suara ketukan berirama, kecemerlangan yang memesona di layar biru berkedip. Ia telah mengalahkan lawan, dengan layar monitor yang menunjukkan tulisan kemenangan.

Di akhir permainan, pemuda itu melepas earphone sambil sedikit mengernyitkan alisnya, dan menatap pria yang sedang makan mie instan di sampingnya dengan bunyi sruput saat menyedot mie ke dalam mulutnya. Pemuda itu pun melihatnya sambil menelan ludah dan merasa rendah diri.

Awalnya Lu Yumo tidak berencana untuk pergi dari rumah terlalu lama. Batas pembayaran kartu kredit melebihi batas dan ditangguhkan. Dan saat ini ia hanya memiliki uang 20 yuan yang tersisa di saku, uang itu hanya cukup untuk digunakan bermain game selama empat jam.

Awalnya, Lu Yumo mengira aksi besarnya akan berakhir dengan teguran dan tangisan dari ibunya. Namun, melihat hari semakin larut, ia bahkan tidak menerima pesan apapun dari ponselnya yang menyuruhnya untuk pulang. Dalam hatinya pun merasa tidak nyaman.

Bukankah mereka juga tahu bahwa aku telah pergi dari rumah selama hampir lima jam?! Batin Lu Yumo.