Chereads / Ramuan Sang Pewaris / Chapter 10 - Nilainya Bagus

Chapter 10 - Nilainya Bagus

Bibi Liu dengan cepat meletakkan makanan di atas meja.

Pada saat mereka semua sedang makan, tiba-tiba Bai Yao berkata dengan santai, "Zhizhi baru saja dari desa, bagaimana dengan urusan sekolah di sana? Apa sudah diselesaikan? Aku punya kenalan di SMA nomor tiga, jika menyekolahkan dia di sana bukanlah hal yang sulit."

Lu Jingqing memandang Bai Yao dan berkata dengan sopan, "Aku sudah bicara dengan pengurus SMA nomor satu. Aku sudah mengurus semua keperluan yang dibutuhkan supaya Zhizhi bisa masuk ke SMA nomor satu."

Ucapan Lu Jingqing ini membuat suasana di meja makan sedikit berubah.

Lu Chuwan yang awalnya ingin mengambil jus jeruk pun gerakannya terhenti sejenak setelah mendengar Lu Jingqing berkata seperti itu.

Kemudian Lu Chuwan menatap Fu Zhi sambil mengangkat alisnya, "SMA nomor satu?"

"Tapi aku dengar pendidikan Adik Sepupu di sana tidak mumpuni. Sekolah di sana juga tidak bagus, dan itu juga hanya sekolah swasta. Jika dia ingin mengikuti ujian masuk perguruan tinggi tahun ini, dia tidak akan bisa mengikutinya. Jika dia masuk ke SMA nomor satu, apa dia bisa mengikuti pelajaran di sana?"

Lu Chuwan tahu bahwa SMA di kota kecil itu memiliki kasus pembunuhan dalam dua tahun terakhir dan bukan tempat yang bagus untuk belajar.

Anak-anak yang bersekolah di sana hanyalah sekelompok anak nakal yang selalu melanggar aturan. Saat berada di dalam masyarakat, mereka hanya bisa dikategorikan sebagai kalangan kelas bawah. Jika Xu Wei tidak mengadopsi Fu Zhi, mungkin Fu Zhi saat ini sudah menjadi salah satu dari mereka.

Tapi SMA nomor satu berbeda. Seperti yang sudah diketahui banyak orang, sekolah itu adalah sekolah terbaik di kota Yucheng. Tidak pernah ada pengecualian untuk menerima siswa pindahan dari SMA di bawahnya.

Kemudian Lu Chuwan melihat ke arah Fu Zhi dan berkata sambil tersenyum, "Jika ingin masuk ke SMA nomor satu harus mengikuti ujian masuk terlebih dahulu, untuk nilai sepupu..."

"Paman Keduamu menyumbangkan sebuah bangunan untuk penelitian di SMA nomor satu." Ucap Xu Wei sambil menyumpit udang lalu memasukannya ke mangkuk Fu Zhi, "Penanggung jawab di SMA nomor satu sudah mengatakan bahwa, sekolah adalah tempat untuk mendidik siswa, tingkat pendidikan yang layak semua kelas sosial. Selama Zhizhi menerima sistem pendidikan di sana, pintu sekolah selalu terbuka untuknya. Terlalu vulgar jika membicarakan tentang nilai."

"..." Lu Chuwan hanya bisa diam dan tidak memberikan respon apapun.

Sebenarnya, tingkat pendidikan yang layak semua kelas sosial itu bukanlah hal yang besar, selama punya uang.

Lagi pula di dunia ini, ada sangat sedikit hal yang tidak dapat dilakukan dengan benar jika uang sudah mulai bicara. Kalau ada, pasti karena uangnya tidak cukup dan harganya harus dinaikkan.

Fu Zhi menatap Lu Jingqing. Pria yang duduk di sebelahnya itu sepertinya ia juga sedang menatap ke arahnya. Akhirnya, ayah dan anak ini saling berpandangan.

Di mata Lu Jingqing, gadis kecil ini terlalu kurus. Wajahnya yang cantik dan lembut memancarkan auranya yang masih muda. Matanya yang seperti aprikot itu tampak berbinar. Saat menatapnya, tiba-tiba Lu Jingqing teringat dengan kucing yang dibesarkan istrinya beberapa tahun yang lalu.

Lu Jingqing mengerucutkan bibirnya, ia mencoba untuk bersikap bijaksana, "Jika kamu benar-benar suka belajar, pasti bisa mengikuti pembelajaran yang ada di sana. Aku dan Mamamu telah menyumbangkan banyak uang ke sekolah."

Fu Zhi hanya terdiam dan tidak menjawab. Kemudian ia pun mengedipkan matanya, lalu merespon dengan singkat, "Nilaiku lumayan bagus."

Lu Jingqing tidak berharap Fu Zhi diterima di institusi pendidikan tinggi seperti Qingda. Ia hanya merasa bahwa apa yang dimiliki oleh putrinya orang lain, maka putrinya juga harus memilikinya. Karena itulah ia tidak ingin putrinya lebih rendah daripada putri orang lain, ia ingin putrinya lebih unggul dari siapapun. Kemudian Lu Jingqing menganggukkan dan berkata, "Jangan sampai kamu merasa tertekan."

Setiap gerakan pria ini terlihat begitu memesona dan seolah dari tatapan matanya memancarkan aura kesuksesan. Hanya di hadapan istri dan anak-anaknya ia bisa menunjukkan kelembutan.

Tangan Lu Chuwan menggenggam sumpit dengan erat, hingga buku-buku jari tangannya mulai terlihat. Kini tatapannya tertuju pada wajah Fu Zhi yang putih dan menggemaskan. Kali ini, ia memandang Fu Zhi selama beberapa detik sebelum akhirnya perlahan ia menarik kembali tatapan matanya.