Keesokan harinya, di pagi hari.
Setelah kembali dari rumah lama keluarga Lu, Lu Jingqing dan istrinya langsung mulai menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan untuk mendaftarkan Fu Zhi ke sekolah yang baru.
Namun pada kenyataannya nilai Fu Zhi yang keluar dari sekolahnya di kota kecil itu, ternyata tidak memenuhi syarat untuk bisa masuk ke sekolah yang bagus apalagi mengikuti pelajaran di SMA 1. Lu Jingqing ingin menyekolahkan Fu Zhi di SMA 1 itu karena beberapa alasan.
"Ini adalah salah satu cara untuk saling menjaga antara kakak dan adik, jika dia bisa berada dalam satu sekolah dengan Kakak tertuanya. Selain itu jika dia gagal dalam ujian masuk perguruan tinggi dan harus mengulang ujian, maka masih ada Kakak tertuanya sebagai contoh. Dengan begitu, bukankah seharusnya dia tidak akan merasa tertekan?"
Ketika Lu Jingqing berkata seperti itu, Fu Zhi yang sedang berada di lantai atas sedang mengemasi tas sekolahnya. Lu Jingqing berbicara dengan suaranya yang sangat rendah, dan ia mencoba yang terbaik untuk merencanakan masa depan putrinya.
Namun, Xu Wei tidak benar-benar ingin putrinya mengikuti jejak putra sulungnya. Saat itu juga Lu Yushen tiba-tiba menatap Lu Jingqing dan seketika ia menghentikan gerakan tangannya yang sedang memegang kuas. Lalu ia menundukkan kepalanya dan terus membuat garis di papan gambar.
Ruas-ruas jari pemuda itu terlihat ramping dan simetris, kukunya dipangkas dengan rapi. Tangannya yang indah itu bergerak pelan di atas papan gambar.
Lu Jingqing melihat garis yang digambar oleh Lu Yushen itu dengan tatapan yang tajam. Dan dalam benaknya ia berkata.
Kamu sudah membuat perbedaan yang jelas antara dirimu dengan Kakakmu. Memangnya apa yang bisa dibanggakan dari kemampuanmu menggambar?
Lu Jingqing hanya terdiam, namun dalam benaknya ia masih terus membatin.
Apa yang bisa dibanggakan darinya?
*****
Pukul 08.10 pagi, mobil keluarga Lu tiba ke gerbang SMA 1.
Sebelum turun dari mobil, Xu Wei mengusap kepala putrinya sembari berkata, "Papamu sudah bicara dengan pihak sekolah, kamu masuk di kelas 3-1, Kakak Sepupumu juga ada di sana. Belajarlah dengan baik, jika ada yang tidak mengerti tanyakan pada Kakak Sepupumu. Jika ada murid yang menggertakmu, langsung hubungi Mama, mengerti?"
"Oh, iya. Nomor telepon yang Mama tulis sudah Mama masukkan ke kotak pensilmu, apa kamu mengingatnya?"
Fu Zhi menganggukkan kepalanya. Saat ini ia mengenakan setelan seragam sekolah yang dibelikan Xu Wei. Rok pendek ala anak sekolah yang sepanjang lutut itu memperlihatkan kakinya yang jenjang dan kurus. Ketika matanya yang indah itu berkedip, bulu matanya yang panjang terlihat bergetar, "Jangan khawatir, aku akan belajar dengan giat."
Putrinya begitu mengerti keadaan, sikapnya yang seperti itu membuat Xu Wei merasa terharu. Kemudian ia pun tidak bisa menahan tangis, "Ini pertama kalinya kamu jauh dari Mama, bagaimana bisa Mama tidak merasa khawatir padamu?"
Fu Zhi terdiam cukup lama, kemudian perlahan ia mulai berkata, "Bukankah hanya 15 menit menggunakan mobil dari rumah?"
"...Tapi aku tidak tahan kalau kita jarang bersama."
Xu Wei adalah orang yang mudah sekali merasa terharu. Lu Jingqing pun sangat memahaminya, jika istrinya itu bicara lebih banyak lagi, maka Fu Zhi bisa terlambat sekolah. Kemudian Lu Jingqing menutup pintu mobil dan berbalik untuk membujuk istrinya.
Xu Wei menggigit sapu tangannya. Jendela mobilnya setengah terbuka, kedua tangannya menopang dagu sambil menatap Fu Zhi dengan perasaan sedih sekaligus bangga, kemudian ia bergumam, "Aku baru saja mengubah lingkungan baru, dan aku tidak bisa bersamanya sepanjang waktu. Apa dia bisa menjaga dirinya sendiri dengan baik? Apa dia bisa berbaur dengan teman-temannya dalam kelas?"
"..." Li Jingqing hanya terdiam dan tidak berkata apapun. Namun dalam benaknya ia berkata.
Bukankah Fu Zhi telah merawat dirinya sendiri selama 17 tahun dengan baik?
Akhirnya Lu Jingqing pun berkata, "Zhizhi pasti akan tumbuh dewasa."
Xu Wei menggelengkan kepalanya. Ketika ia sudah tidak melihat punggung putrinya, jari-jarinya meringkuk di jendela. Dalam hati ia merasa sangat sedih, bahkan ia berbicara dengan suaranya yang mulai terisak-isak, "Begitu Zhizhi pergi, lagi-lagi hanya tersisa Yushen dan aku di rumah..."
Ketika bicara seperti itu, Xu Wei tiba-tiba teringat sesuatu. Ia yang semula berbicara dengan terisak-isak, tiba-tiba ia membuka mulutnya dan terkejut karena baru saja ia ingat sesuatu, "Eh, tidak! Sore ini Yushen harus dibawa ke perawatan rehabilitasi... Jadi aku hanya sendirian di rumah..."