Jingga bantu suaminya membawa beberapa barang bawaan yang tersisa di unit setelah pengiriman, yang tadi awan mendung sempat menghampiri wajah Jingga, pudar sudah kali ini di depan orang tuanya.
Di sini, di rumah keluarga Jingga ini mereka akan memulai semuanya dari awal di mana hubungan hambar akan dipaksa menjadi berbagai rasa.
"Ndra, masuk sini. Kenapa coba ngelamun di depan, sini!" Rani sebagai ibu senang sekali anaknya sudah berkumpul dengan suami, tidak perlu bingung bila ada yang ditanyakan lagi. "Kamu ini kayak di rumah siapa aja, udah masuk sana ikut sama Jingga, ayah nanti kalau udah selesai bakal nemuin kamu."
"Masih kerja, Bu?"
"Iya, biasa kalau lagi urusin toko udah sampe malem setutupnya toko. Kamu ketemu Jingga di kedai ya?" Andra mengangguk. "Dia itu banyak temennya di sini, jadi kasih tahu aja kalau harus bisa bagi waktu sekarang!"
"Iya, Bu. Nggak apa, jaman kuliah emang harus banyak temen. Aku ke atas dulu ya, Bu."
"Hem, silakan."