Jingga masih menunggu jawaban itu, nyatanya Andra sendiri tak menemukan jawaban untuk kasusnya tadi, dia asal saja karena terpancing pergerakan Arka dan Jingga.
Bisa-bisanya memanggil suami dengan sebutan standart dan mendapatkan sentuhan dari pria lain, di depan mata suami lagi.
"Nggak mau jusnya?" tanya Jingga sekali lagi. "Kalau nggak mau minum di sini, bisa aku bawa pulang, tunggu ya!" melenggang meninggalkan Andra yang masih mempertahankan wajah kerasnya, tak peduli di sana itu banyak pelanggan dan teman Jingga, intinya dia terganggu akan kedekatan Jingga dan Arka.
Satu kantong plastik jus untuk sang suami, Jingga khususkan dengan sentuhan penuh akan cinta, dia pandangi wajah kerad itu sampai habis tak bersisa, antara senang dan takut kalau suaminya benar-benar marah hingga nanti di rumah diam seribu bahasa.
"Kak, pulang yuk!"
"Ngapain pulang? Kan lo belum selesai," balas Andra seolah menantang, ia lipat lengan kemejanya sampai siku.