Makin Cinta, bukan hanya pipinya, tapi juga seluruh tubuhnya menghangat karena kedekatan yang ada. Tanpa sadar perlakuannya yang seperti inilah yang Jingga suka, walau bibirnya sedang sibuk membalas ocehan wanita lain di seberang sana, tapi bahasa tubuh itu mengarah pada Jingga.
Bukan hanya sekadar duduk di pangkuan Andra, tapi tangan pria itu juga memilin jemarinya selayaknya kekasih yang gemad pada pasangannya sendiri.
"Kenapa?" Andra bertanya tanpa suara, wajah mereka sangat dekat.
Jingga menggelengkan kepala, ia lantas tersipu malu dibuatnya, dengan jarak sedekat itu dia bisa mencium aroma maskulin dari suaminya dan merasakan sorot mata yang menusuk juga membunuh dari mata tajam indah itu.
Belum lagi saat Andra menyugar rambutnya ke belakang, rasanya ingin Jingga bantu rapikan saja.
"Emm, udah selesai?" tanya Jingga malu-malu.
