Chereads / FOREIGN MAN / Chapter 17 - LISTEN ME, PLEASE!

Chapter 17 - LISTEN ME, PLEASE!

Keenan melihat kekecewaan dalam diri Sera. Ia juga bisa mengerti mengapa gadis itu marah melihatnya.

Karena kesalahan mereka, keluarga Sera juga merasakan dampaknya. Keenan berusaha mengambil solusi agar itu tidak berdampak pada calon anaknya.

Hari demi hari di lalui Sera. Ia enggan berbicara walau hanya sekedar pada Marwah ataupun Ayahnya.

Keenan tetap berusaha menanyakan keadaan gadis itu pada Marwah ketika dia di tempat kerja.

"Cobalah sendiri! Datang dan berbicara lagi dengannya. Sera tidak pernah seperti ini sebelumnya." Ucap Marwah.

Keenan memikirkan kembali ucapan Marwah. Ia kemudian mengunjungi Sera setelah sekian lama tak bertemu dengan gadis itu. Kini perutnya sudah lebih besar, satu bulan lagi ia akan melahirkan.

Baru saja langkahnya di depan pintu terlihat, Sera bangkit dari duduknya dan menghampiri Keenan. "Mau apa kemari?" tanya nya dengan sorot mata yang panas.

"Sera ajak dulu kedalam Nak, Ayah tidak pernah mengajarkanmu berkata tidak sopan pada orang lain."

Sera yang melihat Ayahnya langsung terdiam begitu saja. Ia kemudian duduk dengan pelan dan hampir terjatuh. Keenan memegang tangannya sampai gadis itu duduk di kursi, walau beberapa saat Sera langsung mengibaskan tangan Keenan.

"Ada apa Nak kemari?" tanya pak Jenay lembut.

"Saya ingin menemui serat, saya tau ini kesalahan kami dan berakhir seperti ini! Tapi saya mohon, saya juga tidak ingin di cap sebagai laki-laki yang tidak bertanggungjawab."

Sera mengangkat wajahnya. Pak Jenay juga mengangguk mengerti. "Nak, ayah rasa kamu juga tidak bisa melewati ini sendirian! Biarkan Keenan ada di sisimu karena itu juga darah dagingnya. Tapi seperti kalian ketahui, kalian belum menikah! Dan selama kalian ada disini, harus ada penengah."

Pak Jenay menjelaskan aturan yang memang harus di taati, walau Sera sudah melanggarnya atas kesalahan ini. Setidaknya ia ingin menjaga agar tidak melakukan kesalahan lagi.

Keenan juga mengerti ucapan pak Jenay. Hati Sera berat rasanya jika ada orang lain yang ikut campur dengan kehamilannya ia merasa selama ini sudah cukup ia sendirian.

"Okay, tapi seperti kataku! Setelah bayi ini lahir jangan pernah temui kak."

Ucapan Sera benar-benar membuat Keenan dan pak Jenay tercengang. Ia melihat kemarahan dan kekesalan di wajah gadis itu.

Namun di izinkan berada di dekat Sera pun tak masalah. Keenan sudah senang, ia juga ingin berdekatan dengan calon buah hatinya.

Keenan kemudian pulang dengan wajah bahagia. Keesokan harinya lelaki itu sudah datang pagi-pagi sekali di antar oleh David. Kebetulan Marwah mau berangkat bekerja.

"Hai Marwah?" sapa Keenan.

"Pak Keenan, kenapa kesini pagi-pagi sekali?" jawab Marwah.

"Aku akan lebih sering kesini sepertinya." Jawab pemilik hotel itu.

Marwah hanya mengangguk. "Kamu mau berangkat? mau bareng denganku?" David menyela.

"Tidak usah, aku bisa naik bis." jawab Marwah.

David geleng-geleng kepala karena sikap gadis yang tidak bisa di luluhkan nya itu.

"Kamu bareng saja sama David ok, gak baik nolak kebaikan pagi-pagi." Keenan menambahkan.

Mendengar itu Marwah menjadi tidak enak kemudian ia mengangguk dan ikut ke mobil bersama David.

Sera kemudian keluar, ia tidak memakai sendal. "Hei, mau kemana?" tanya Keenan.

"Kenapa kamu disini pagi-pagi?" Sera dengan sikap judes nya itu.

"Aku mau menemani mu, kamu bisa menyuruh ku apapun."

Sera tidak mendengar ucapan Keenan dengan baik, kemudian ia hanya pergi berlalu. Tapi Keenan mengikutinya, Sera berjalan-jalan pelan di depan pekarangan rumahnya sembari berjemur.

"Apakah ini baik untuk anak kita?" ucap Keenan.

Mendengar itu Sera kemudian berhenti melangkah kan kakinya. Kemudian menyentuh perutnya yang besar itu. "Ya, bagus untuk mendapatkan vitamin D." Jawab Sera.

Ini untuk pertama kalinya gadis itu menjawab dengan kata-kata lembut.

"Apa kamu butuh sesuatu?" tanya Keenan lagi.

Kini Sera berbalik. "Apa boleh aku minta sesuatu?"

"Tentu saja, apapun!" Seru Keenan.

"Strawberry Korea?"

"Ya, okay! Mari kita beli nanti siang ke Mall!" Keenan mengacak lembut kepala Sera, membuat gadis itu memandang nya.

Kecanggungan pun terjadi.

"Maaf!" ucap Keenan merasa dia kelewat batas.

"Ah, tidak apa-apa."

Setelah berjemur mereka masuk ke rumah. Pak Jenay tetap berada di antara mereka, kemudian selang satu jam Sera pamit untuk pergi bersama Keenan. Pak Jenay mengizinkan jika mereka pergi keluar, karena memang ia juga mau pergi.

Keenan menelpon David untuk membawakan mobilnya, sementara David kembali bersama pak Jenay menaiki motor matic nya karena searah dengan tujuan pak Jenay.

David tidak menyangka lelaki paruh baya itu membawa motor dengan kecepatan tinggi. Dan membuatnya memeluk pak Jenay dengan erat, sampai mereka berhenti tepat di depan Hotel. Marwah kebetulan sedang berada di depan Lobby, dan melihat Ayahnya ada di sana, dengan David yang sudah berantakan dan seperti orang yang sangat kelelahan.

David turun dari motor pak Jenay dan susah payah membuka helmnya.

"Ayah?"sapa Marwah.

"Nak, ayah kesini mengantar rekan kerja mu. Ayah ada urusan sekalian lewat"

Pak Jenay kemudian pamit pada putrinya itu.

David duduk di depan Lobby tanpa tenaga. "Hei, apa kau baik-baik saja?" tanya Marwah.

"Apa itu benar-benar Ayahmu? mengapa dia membawa motor serasa sedang berada di sirkuit." lirih David.

Marwah tertawa di depan David. Ini untuk pertama kalinya ada suara dari mulut gadis itu selain jualan dan kata-kata pedasnya. Membuat David terpesona.

"Mengapa kamu menatap ku seperti itu?" tiba-tiba pandangan David buyar kembali. Sikap asli Marwah kembali keluar.

"Ah sudahlah, aku memang tidak bisa berekspektasi tinggi." David bangkit dan masuk ke hotel begitu saja, tanpa menjawab pertanyaan Marwah.

Keenan akhirnya pergi ke Mall bersama Sera. Sebuah Supermarket adalah tujuan utama mereka. Keenan membawa keranjang dorong, mereka menuju tempat buah-buahan dan menemukan strawberry Korea itu.

Sera sangat antusias sekali. Keenan mengambil banyak sekali buah itu dan memasukkan nya ke keranjang. "Hei kenapa banyak sekali?" tanya Sera.

"Tidak apa-apa, aku ingin menyenangkan kamu."

Sera hanya geleng-geleng kepala. "Ser, süsü yang ku beli kemarin! Mau kah kamu menerima nya?" ucap Keenan.

Mendengar itu Sera merasa bersalah karena telah melempar kan nya kemarin. Kemudian ia mengangguk, dan Keenan sangat senang.

Setelah membayar, Keenan membawakan keresek penuh strawberry itu. Mereka berjalan menyusuri Mall berniat pulang.

Namun, toko baju bayi membuat Keenan menghentikan langkah nya. "Ser, aku mau masuk kesini!" ucapnya.

"Keen, tapi aku cape." Sera mengelus perutnya, ia memang terlihat kelelahan.

"Ayo masuk!" Keenan mengajak Sera masuk, dan menyuruhnya duduk di bangku di dalam toko itu.

Sera menurutinya, kemudian Keenan mengambil sejotak strawberry dan mencucikan nya untuk Sera, ia menyuruh pelayan toko itu dan berkata akan membeli banyak barang, karena itu pelayan toko memberikan service itu pada Keenan.

Sera kaget melihat Keenan memberikan kotak strawberry itu padanya. "Duduk dan makan strawberry mu, aku akan berkeliling sebentar."

Sera menerima buah itu, kemudian menatap Keenan yang menyungging kan senyuman nya. Hati nya berdegup kencang melihat laki-laki itu.

"Tenang Sera. Apa ini!" lirih Sera pada dirinya.