Darah bercucuran memenuhi lantai kamar mandi, Adiknya terkulai lemas di pojokan. Pak Jenay yang mendengar teriakkan Marwah langsung bergegas ke kamar putri bungsunya walaupun kepalanya sangat sakit usai menangis.
"Sera, apa yang kamu lakukan!" teriak Marwah pada Adiknya. Namun tidak ada tanda-tanda Sera menjawab.
"Astagfirulloh apa ini!" pak Jenay kepalang kaget.
Ia tanpa aba-aba langsung menggendong putri bungsunya itu ke ruang tamu. "Cepat telpon ambulan," ucap pak Jenay.
Marwah yang sudah berderai air mata, langsung meraih ponselnya dan menelpon puskesmas untuk dikirimi ambulan.
Selang 10 menit ambulan datang dan seluruh anggota keluarga itu ikut ke puskesmas. Sesampai nya di sana, pak Jenay tak ayal khawatir dan bolak-balik di depan pintu UGD menunggu berita dari Dokter.
Tidak lama Dokter pun keluar. "Bagaimana Dok putri saya?'' tanya pak Jenay dengan suara paniknya.
"Untunglah cepat dibawa kesini putri anda dan bayinya baik-baik saja." jawab Dokter.
Raut wajah pak Jenay berubah begitu mendengar kata bayi,rasanya ia seperti terpukul lagi dan lagi.
Sera dipindahkan ke ruangan perawatan.
Pak hebat kembali terduduk di ruangan yang hanya ada ia dan kedua putrinya itu. Ia benar-benar tidak menyangka Sera akan nekat melakukan hal seperti itu. Pak hebat hanya menatap wajah sendu putrinya.
Pagi-pagi sekali David sudah datang ke kamar Keenan. Ia memang memiliki akses pribadi untuk datang kapan saja ke kamar teman sekaligus bosnya itu.
Ia kaget begitu membuka kamar Keenan Jean yang terkenal berambisi nan tampan itu. "Pak Keenan? kenapa?" tanya nya langsung menghampiri bosnya yang melamun di ujung kasur, duduk dan menatap kosong pada kaca lebar di kamar hotel presiden sweet itu.
"Vid! Aku bermimpi aneh sekali!" lirih Keenan.
David yang merasa tidak beres pada bosnya langsung duduk di sampingnya. "Kenapa, ada apa?"
"Aku bermimpi memiliki seorang anak!" celetuk Keenan.
David yang tadinya serius, sekarang muka nya berubah menjadi nganga. Membuat matanya berkedip sendirinya. "Hahahaha!" suara tertawa David mengisi kamar itu.
"Malah tertawa," Keenan mendorong tubuh David karena merasa keseriusan nya di becandakan.
"Sorry nih ya Pak bos, tapi itu hanya mimpi! Lagian kan pak bos belum menikah, tapi kata orang! Mimpi memiliki anak juga pertanda bagus!" jelas David.
"Pertanda bagus?"
"Katanya bisa dapet rejeki besar."
"Ah, benar! Mungkin aku akan berhasil lebih cepat dalam bisnisku di Indonesia!" timpal Keenan.
"Jadi, cepat jangan sia-sia kan kesempatan. Kita harus berangkat sekarang," ucap David sembari melirik koper nya yang sudah ia siapkan sedari kemarin.
"Wah semangat sekali ya! Mau cari jodoh di Indonesia kau?" goda Keenan, membuat wajah David menjadi cemberut.
"Sana cepat mandi, penerbangan kita jam 12 jangan sampai telat."
"Ok bro, tolong siapin koper gue ya!" lanjut Keenan, sembari berlalu memasuki kamar mandi.
David sudah tahu akan seperti ini. Bos nya itu tidak akan pernah bisa mengurus dirinya sendiri tanpa dia. Walau dengan sedikit kesal David tetap melakukan pekerjaan itu, karena bayaran yang layak dari temannya itu.
Guyuran air shower membasahi rambut Keenan, mengalir ke area wajah, leher kemudian dadanya. Air itu kemudian mengalir sedikit bergelombang mengikuti bentuk tubuh Keenan yang bak terukir, memiliki 6 roti sobek yang indah.
Keenan memejamkan matanya dibawah shower itu. Kemudian sekilas demi sekilas bayangan malam panas yang ia lewati kembali lagi. Sampai membuatnya sedikit kesulitan bernafas karena kaget. "Ah, apa ini. Wanita itu terus muncul di kepalaku. Sera, Sera, Sera!" nama itu di ucapkan berkali-kali oleh Keenan, karena nama yang tidak familiar di negaranya, membuat ia sedikit sulit mengingat.
Keenan berpamitan kepada ayahnya sebelum berangkat. Kemudian ia di antar ke bandara oleh supirnya.
Keenan Jean, bukan artis tapi pebisnis! Namun ketampanan dan ketenarannya cukup beradu di sosial media. Baru saja ia tiba di bandara, orang yang melihatnya langsung mengetahui dia. Tak ayal mereka akan mengambil foto lelaki itu dari kejauhan sekalipun, mereka melakukannya untuk menaikan jumlah like dan followers di akun sosial media.
Tiba-tiba ketika Keenan sedang duduk sebelum terbang, seorang gadis tampak belia menghampiri Keenan. "Hi Mr. Jean!" sapa nya.
Keenan yang tengah duduk itu langsung membuka kaca mata hitam yang dikenakannya, melirik David sekilas kemudian fokus kembali ke gadis itu. "Ya, apa kamu mengenalku?" pertanyaan bodoh dari mulut Keenan. Siapa yang tak mengenalnya.
"Aku melihatmu di Amerika ketika sedang berlibur di salah satu hotel, Mr. Jean mereka memanggil mu seperti itu!"
"Ah, aku mungkin lupa," Keenan mengingat-ingat, namun ia tidak ingat sama sekali.
"Apakah anda punya pacar Mr. Jean?" tanya nya.
Keenan dibuat kaget setelah dibuat bingung. Gadis itu bertanya langsung pada inti yang ingin ia tau. "Siapa namamu dan umur berapa?" tanya Keenan.
"Namaku Ersa, umurku 16 tahun! Aku ingin memiliki pacar seperti mu."
Keenan mengambil nafas panjang. "Ah, Ersa! Di usiamu ini kamu harus fokus sekolah, jangan memikirkan hal-hal tidak penting, cinta, pacaran, itu hanya beberapa faktor yang menghancurkan kesuksesan!" ucap Keenan.
"Apa kamu menolak ku?" ucap Ersa lagi, gadis itu tampak memendam air mata yang dengan sekali kedip lagi pasti akan tumpah.
"Em, ya, tidak!" jawaban Keenan terbata-bata karena bingung.
Gadis itu menangis didepannya, dan sukses menarik semua pasang mata yang melihat Keenan. David tertawa cekikikan.
Keenan menarik David, "jangan tertawa, kalau masih tertawa aku akan mempermalukan mu juga!" ucap Keenan di samping telinga David.
Namun rupanya David menghiraukan ucapan Keenan.
"Astaga David, kamu apakan gadis itu! Kamu ingin memacarinya padahal kamu mau pergi ke luar negeri? tega sekali kamu David!" Keenan berteriak membuat semua orang kini menatap David.
Keenan berdiri menggeret kopernya, dan David kini sedang menjadi pusat perhatian. "Haha, tidak! Tidak begitu, aku tidak mengenalnya." David berdiri dan mengatakan hal-hal untuk menjelaskan pada semua orang yang sedang memandang nya.
"Keenan sialan, awas ku balas kau!" batin David.
Keenan hanya tertawa cengengesan saja sembari berjalan. David kemudian mengekor karena pesawat akan segera berangkat.
Kabin pesawat kelas satu di tempati oleh Keenan, dan rupanya David ada di kabin bisnis. Seorang perempuan yang duduk tidak jauh dari bangku Keenan menatapnya beberapa kali, kemudian perempuan itu memberanikan diri berjalan ke arah lelaki super dingin itu.
"Hi, are you single?" ucapnya, wanita bertubuh sedikit sintal nan cantik itu bertanya pada Keenan yang sedang menyandarkan diri, dengan membuka tiga kancing kemejanya.
"No, sorry im taken!" jawab Keenan mengangkat jari manisnya yang terdapat cincin. Bahkan sorot matanya tajam dan mengangkat sebelah alisnya.
Raut wajah wanita itu berubah drastis, ia langsung meninggalkan Keenan yang dingin itu bahkan perempuan itu sama sekali tidak menengok kebelakang. Sebenarnya baginya tak peduli single atau taken, namun sikap Keenan lah yang seperti mengusirnya.
Keenan kembali memalingkan wajahnya, sembari menaikan kakinya agar leluasa berselonjor, ia memakai kembali kaca mata hitamnya. "Mom, aku akan selalu bilang sudah menikah pada siapapun, tidak ada perempuan di dunia ini sebaik dirimu untuk di jadikan istri." lirih Keenan, mengusap cincin di jari manisnya, rupanya itu adalah cincin mendiang ibunya.