Chereads / FOREIGN MAN / Chapter 3 - ADU ARGUMENT

Chapter 3 - ADU ARGUMENT

Keesokan hari Sera keluar dari kamarnya dengan mata sembab.

Karena perutnya terus berbunyi meminta di isi, ia berjalan menuju restoran hotel.

Nasi goreng adalah pilihannya, ia memilih meja yang terletak di pojok ruangan itu. Ia menyendok makanan yang dipesannya segera ketika baru saja di taruh di mejanya.

Baru satu sendok masuk ke mulut, air matanya meleleh dari ujung mata, ia berusaha mengelapnya dengan punggung tangan yang memegang sendok, "astaga, panas sekali!" ucapnya, dan melanjutkan tangisannya.

Keenan yang sedari tadi berdiri, ia menatap Sera yang lucu, entah dia menangis karena suatu sebab atau karena nasi goreng panas yang ia masukan ke mulutnya.

"Pakai saputangan ini," Keenan memberikan sebuah kain bermotif sebuah kuda putih, tampak seperti di sulam tangan, dengan hirup K ditengahnya.

"Jadi kemana tujuanmu hari ini?" tanya Keenan lada Sera, yang sedang mengelap air matanya itu.

"Aku ingin menemuinya sekali lagi, di restoran kemarin, aku akan pergi sendiri aku sudah menghubungi nya," jawab Sera, hari ini ia berkata lebih banyak pada lelaki didepannya itu.

Keenan tidak bertanya lagi, namun perasaan nya membuat ia bimbang, ia merasa harus menjaga gadis itu karena ia adalah tamunya.

"Aku akan mengembalikan sapi tanganmu besok, aku akan mencucinya!" Sera kemudian meninggalkan Keenan begitu saja.

Sera sudah menata pertanyaan juga menyiapkan hatinya, ia ingin kepastian dari Sahin untuk hubungan mereka, bagaimanapun perasaan Sera tetap terpaut pada Sahin, walau kenyataan laki-laki itu sudah menikah membuatnya down seketika.

Sera tampak bergegas mencari sebuah taksi dan pergi ke alamat pabrik Sahin lagi, restoran kemarin menjadi tempatnya untuk duduk dan menunggu laki-laki itu lagi.

Ia berniat tidak ikut campur pada masalah pribadi tamunya, namun beberapa saat kemudian Ayahnya datang menyapa sang pewaris itu. "Keenan, pastikan tidak ada masalah, jika tidak! Kamu gagal menjadi CEO, ayah terpaksa akan memilih ponakan Ayah untuk meneruskan bisnis ini," ucap Ayahnya di telinga sang putra, suara yang halus namun membuat darah Keenan mendidih.

Ayahnya yang bermartabat itu berlalu begitu saja, kehidupan Keenan yang dipaksa harus bersih tanpa skandal membuatnya harus selalu melakukan segala sesuatu dengan sempurna.

Kemudian ia terpikirkan tentang Sera, satu-satunya tamu yang kemungkinan akan berbuat hal jelek di hotelnya, karena putus cinta, hal itu membuat pikiran Keenan berkecamuk.

Ia memilah dan memilih sembari memutar korek api di tangannya, ia kemudian tanpa pikir panjang segera mengendarai mobilnya menuju restoran kemarin.

Sera duduk di jendela kaca seperti kemarin, ia menunggu Sahin membalas lagi pesanan, dan benar ia melihat laki-laki itu berlari dari sebrang jalan memasuki restoran itu.

Sahin kemudian duduk di depan gadis yang ia temui dengan baik hari ini. "Kenapa kamu memajukan tanggal kedatangan mu?" tanya Sahin langsung.

"Aku ingin memberikan mu kejutan," jawab Sera.

Sahin mengusap air wajahnya, membuat laki-laki itu menarik nafas panjang.

"Nyatanya, aku yang terkejut bukan, dengan kenyataan kamu sudah memiliki pasangan selama ini!" lanjut Sera, meruntuhkan argumen yang baru saja akan di lontarkan Sahin.

Sahin terlihat tampak menahan segala perasaannya, ia juga merekatkan kedua tangannya di atas meja. "Apa kamu akan terima jika aku jujur?" perkataan yang sangat jauh dari perkiraan Sera, ucapan bodoh yang dilontarkan Sahin.

"Tidak, setidaknya kamu akan mengurangi harapanku, aku tidak akan datang jauh-jauh kesini!" jawab Sera pasti, nyeri di dadanya hampir membobol pertahanan nya, air matanya hampir menggenang jika ia tidak langsung mengalihkan pandangannya.

"Perasaanku padamu itu sungguh!" lanjut Sahin.

Ucapan yang memang sudah membuat Sera yakin sebelumnya, ketika mereka menelpon atau mengirim pesan, hal itulah yang membuat Sera sangat berani datang ke negara itu.

"Kamu mempermainkan aku, kamu membuang waktuku, apakah semua laki-laki di negaramu semua ini? aku harap hanya kamu saja, karena jika tidak keindahannya akan tergores oleh lelaki seperti mu," lanjut Sera, kini ia benar-benar tak tahan, air matanya tumpah begitu saja.

Sahin tak mengerti apa yang harus dilakukannya sekarang, keadaan restoran juga cukup penuh, ditambah ia juga tahu betul mereka mengenalnya.

Sahin memegang tangan Sera begitu saja, ia berharap gadis itu berhenti menangis. "Ser, aku mohon jangan seperti ini!" pinta Sahin.

"Aku senang datang lebih awal, jika tidak mungkin aku akan terus menaruh harapan pada lelaki seperti anda," Sera mencerna ucapannya, sembari menata perasaannya.

Tidak lama sebuah air tersiram ke wajah Sera yang sedang menunduk. "Aku sudah curiga, kamu menemui suamiku kemarin, hari ini bahkan kamu menemuinya lagi!" teriak wanita yang baru saja menyiram Sera dengan air putih di gelas.

Sera memejamkan matanya yang basah, ia menghapus pelan air itu. "Apakah kamu tidak tahu malu, bahkan kamu sudah mengetahui kemarin bahwa dia memiliki istri, bahkan kami akan segera punya anak, apakah di negara anda itu biasa?" ucapan wanita itu benar-benar membuat semua orang yang berada disana menatap Sera dengan picik.

Keenan datang, namun ia berdiri didepan pintu, ia bingung untuk melerai atau harus bagaimana.

"Apakah aku sangat salah? apakah disini aku yang salah?" Sera mengangkat wajahnya, ia menatap ke arah istri Sahin.

Suara tertawa mengejek terdengar dari mulutnya. "Apakah kamu masih harus bertanya? jelas salah kamu mengencani suami seseorang!' teriakan istrinya semakin menjadi-jadi.

"Sudah berhenti ayo pulang!" Sahin berusaha melerai.

Melihat perlakuan seperti itu, Sera semakin tercabik hatinya. Kemudian gadis itu berteriak sejadi-jadinya. "Ahhhhhhhh," teriaknya ia juga memecahkan satu gelas didepannya, membuat istri Sahin tampak kaget juga.

"Asal kalian tahu, semua yang ada disini kalian mungkin membicarakan aku dengan bahasa kalian sendiri, aku bisa tahu itu," lanjut Sera.

"Berhentilah, tenangkan dirimu!" ucap Sahin.

"Tenang? tenang kanu bilang? aku mengumpulkan uang bertahun-tahun untuk pergi ke negaramu, aku bahkan tidak membeli barang apapun yang aku suka, aku juga tidak pergi bersama teman-teman ku, aku pergi kesini dengan harapan besar, setelah aku tiba kamu ternyata memiliki istri yang bahkan sedang hamil? apakah itu salahku? salahku?" Sera kini bertanya pada semua orang dihadapannya yang menatapnya.

"Aku bilang lada Ayahku bahwa aku memiliki pilihan sendiri, namun ternyata apa! Pilihanku salah besar, bagaimana aku akan menghadapi Ayahku sekarang?" Sera tampak prustasi, ia menjambak rambutnya dengan sebelah tangan.

Melsa, istri Sahin juga sampai terdiam mendengar kenyataan itu. "Dan padamu, istri laki-laki ini! bagaimanapun aku memang bersalah karena tidak mencari tahu secara detail tentang nya, aku minta maaf! Namun aku akan menentang ucapan anda tentang argumen wanita negara saya, kami tidak seperti itu, lelaki harus tegas agar seseorang tidak sampai seperti ini!" lanjut Sera, ia melangkahkan kakinya keluar dari kerumunan itu.

Langkahnya terhenti didepan pintu, tubuh bidang Keenan tepat berada didepannya. Sera mengangkat wajahnya, "aku berhenti, aku kalah bukan?" lirihnya, ia menangis didepan laki-laki itu.