Chereads / Kehangatan dari Senja / Chapter 33 - Mars

Chapter 33 - Mars

Pagi ini Senja sudah diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit. Dokter yang baru saja selesai mencabut infus ditangan Senja. Melihat sekekeling tak ada siapapun disini, Deyana sedang ada dikamar mandi

"Saya harap kamu segera jujur atas penyakitmu" Ucap Dokter Bella

Senja hanya mengangguk, tanpa ingin menjawab pertanyaan Dokter Bella. Jujur ia sudah muak dengan Rumah Sakit ini, beserta seluruh manusia yang ada didalamnya.

"Ini obat mu, dan ada beberapa vitamin. Kamu harus selalu meminum. Hanya ini yang bisa membuat mu bertahan. Jika habis segara beli lah, jangan pernah melewatkannya!" Pesan Dokter Bella pada Senja. Lagi lagi Senja tak memperdulikan segalan ucapan Dokter Bella.

"Ingat pesan saya! Saya tau kamu orang yang tak suka menyusahkan orang lain. Maka minumlah obatmu dengan teratur"

"Iya dok" Jawabnya mengakhiri segalanya.

"Saya pamit dulu. Jika ada keluhan lainnya hubungi saya sesegara mungkin" Dokter Bella berjalan keluar dari ruangan Senja

Deyana yang sudah selesai mandi. Langsung menghampiri Senja untuk membantu gadis itu berberes beres.

"Lo ga niat mandi dulu? Lo bau banget sumpah" Ucap Deyana yang menutup hidungnya ketika berada di dekat Senja.

"Lebay banget dah" Ucap Senja menoyor kepala Deyana

"Se enggaknya ganti baju kek. Masak Lo mau pulang dalam keadaan kek begini" Ucap Deyana

"Iya iya. Tolongin tas gue dong dibawah, kalo liat bawah gue masih rada pusing" Pinta Senja

Deyana mengambilkan tas Senja. Ia melihat ada ponsel Senja didalamnya sedang berbunyi

"Ja bokap lo" Ucap Deyana memberikan ponsel Senja.

Senja segera mengangkat ponsel miliknya itu. Ia baru sadar jika harus menemui Papanya hari ini di apartemen milik keluarga mereka tersebut.

"Halo" Jawab nya singkat

"Kamu tidak usah datang. Nanti saya yang akan menemui kamu, saya ada keperluan mendadak" Jawab seseorang dari sebrang sana

"Baik lah" Jawab Senja lalu memutuskan sambungan telefon mereka.

Senja meraih tasnya yang ada di genggaman Deyana. Lalu mengambil sepasang bajunya dan berjalan ke arah kamar mandi.

Tak menunggu waktu lama Senja sudah siap dengan Hoodie putih miliknya. Ia keluar dari kamar mandi melihat sekelilingnya. Namun, tak menemui siapa pun diruangan itu.

"Dimana Deyana?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

Akhirnya Senja memutuskan keluar ruangan. Bertujuan untuk menemui Deyana, barang kali Deyana ada dikantin pikirnya.

Sudah hampir 15 mengelilingi Rumah Sakit. Namun, ia sama sekali tak menemukan keberadaan Deyana. Senja merogoh kantung celana miliknya

"Sial" Senja menggeram. Betapa bodohnya dia, mengapa harus mencarinya berkeliling. Mengapa tidak menelfon saja.

Senja menyambung telefonnya menghubungi Deyana. Setelah tiga kali panggilan, baru ada jawaban dari Deyana.

"Lo dimana?" Tanya sedikit membentak Deyana.

"Gue di ruang VIP mawar 2. Maaf tadi gue panik dan ga beritahu lo" Jawab Deyana dari sebrang sana.

"Gue kesana sekarang"

"Jang" Belum sempat meneruskan omongannya. Senja langsung memutuskan sepihak panggilannya, berjalan menuju ruangan yang Deyana maksud. Ia tahu dimana ruangan itu, karena tidak jauh dari ruang rawatnya.

Beberapa kemudian, Senja sampai diruangan yang dimaksud oleh Deyana. Senja berusaha membuka pintu. Namun, seseorang sudah terlebih dahulu membuka pintu.

"Minggir lo" Ucap Pria yang tak lain adalah Reyno. Reyno mendorong tubuh Senja dengan kasar, membuat wanita itu bertabrakan dengan tembok

"Apa apaan si lo" Ucap Senjak tak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Reyno

"Minggir gue bilang"

"Lo kenapa si?!" Senja heran dengan perlakuan Reyno terhadap dirinya. Entah apa yang telah diperbuat Senja hingga Reyno berbuat sekasar ini padanya.

"Jangan pernah lo nyentuh ruangan ini. Selagi temen gue masih ada didalam!" Reyno membentak Senja. Beberapa orang yang melewati koridor itu melirik kearah mereka dengan tatapan aneh

"Lo bisa ngomong pelan pelan kan. Temen lo siapa yang lo maksud, Langit? Langit kenapa?! gue mau masuk"

"MINGGIR!" Lagi lagi Reyno membentak Senja. Dengan suara yang meninggi

"Lo kenapa si?!" Kali ini Senja ikut meninggikan suaranya.

"Lo kira temen gue cuma Langit?! Dan semenjak Langit kenal sama lo. Dia bukan temen kita lagi!" Reyno mulai menggeram dengan Senja

Deyana yang mendengar keributan dari balik pintu luar ruangan itu. Segera keluar meninggalkan Mars yang terbaring tak berdaya dengan selang yang ada di tubuhnya

"Ada apa ini?" Tanya Deyana. Melihat Senja dan Reyno bergantian meminta penjelasan.

"Ini lo tanya aja sama dia. Bencong yang taunya bentak perempuan!"

Skakmat. Benar saja mengapa Reyno begitu bodoh, mengapa ia membentak Senja yang tak tahu apa apa, padahal semua sumber ada pada Langit.

"Masalah lo apaasi bentak bentak Senja? Noh liat. Lo jadi pusat perhatiaan sekarang. Seneng lo jadi pusat perhatian karena keributan?! Seneng?" Tanya Deyana yang kini menggeram pada Reyno.

Reyno tak menjawab. Ia turut menyesali perbuatannya pada Senja, sungguh ia mengakui bahwa dirinya bersalah. Seharusnya Reyno tak melakukan itu pada Senja.

"Gue minta maaf" Ucap Reyno melihat kearah Senja.

"Gue mau lo jelasin semuanya. Secara ga langsung lo udah permaluin gue didepan umum" Pinta Senja.

"Oke gue bakal cerita. Tapi gak disini, Mars butuh ketenangan sekarang" Ucap Reyno

"Kalau gitu kita ketaman rumah sakit aja. Biar gue panggil suster buat ngejagain Mars beberapa saat"

"Oke" Ucap Reyno dan Senja bersamaan.

Tak butuh waktu lama, Deyana telah kembali bersama seorang suster.

"Sus. Jagain temen kita ya, kita ada perlu sebentar" Pinta Reyno pada suster tersebut.

"Baik mas" Jawab suster itu. Lalu membuka pintu ruang rawat Mars.

Reyno, Senja dan Deyana berjalan kearah taman rumah sakit. Setelah sampai mereka memlilih duduk di paling pojok dekat dengan pohon besar. Karena hanya disinila yang tak banyak orang orang.

"Jadi yang ada di dalem ruangan itu Mars?!" Tanya Senja membuka suara terlebih dahulu. Sungguh pertanyaan itu dari tadi mengelilingi pikirannya.

"Iya Mars. Dia dihajar Langit habis habisan kemarin"

"Gimana mungkin. Langit kan ada sama gue" Ucap Senja tak percaya.

"Lo belum kenal Langit banget ternyata" Jawab Reyno sambil tersenyum sinis

"Maksud lo?"

"Lo itu berharga banget buat dia ja. Dia lakuin itu semua gara gara lo! Dia ga suka lihat kita deket deket sama lo. Langit cuma lakuin hal gila kayak gitu hanya untuk orang orang yg berharga dalam hidupnya. Lo pasti tau kan, setelah perkenalan kita saat itu. Gue dan Mars, langsung menghilang dari Lo"

"Iya gue tau. Mars pernah cerita soal itu"

"Nah, dia yang nyuruh kita buat ga temui lo lagi, hal hasil setiap ngeliat lo. Gue dan Mars selalu balik arah. Dua suka sama lo, bahkan mungkin dia cinta sama lo"