Chereads / Kehangatan dari Senja / Chapter 37 - Ketenangan

Chapter 37 - Ketenangan

"Ya udah, pilihan ada ditangan lo, tapi lo jangan segan segan buat cerita semua sama gue. Dan kalau butuh bantuan gue sangat siap membantu" Deyana kembali memeluk erat Senja.

Senja membalas pelukan Deyana, Deyana tak pernah berubah. Senja sangat menyayangi Deyana seperti saudara kandungnya sendiri

"Gue ngerasa sekarang gue punya saudara" Ucap Senja

Deyana tersenyum manis kearah Senja, lalu kembali mengeratkan pelukannya. Tiba tiba pintu uks terbuka menampilkan sosok Langit dibelakanganya, membawa satu kotak makanan dan satu botol minuman.

Langit berjalan mendekati Deyana dan Senja, dengan wajah yang datar lalu memberikan bungkusan yang ia bawa pada Senja.

"Lo pasti belum makan, ini buat lo" Ucap Langit

"Barusan Senja udah..." Belum sempat meneruskan omongannya, mulut Deyana sudah ditutup terlebih dahulu oleh Senja.

Pandangan Langit beralih ke samping Senja, sudah ada kotak makanan kosong disana.

"Heheh Senja masih laper kok Langit, buat Senja ya makanannya" Senja langsung menarik bungkusan yang di bawa Langit. Lalu membukanya dan memakannya.

"Astaga Senjaaa, kayaknya lo harus ada pembantu baru deh" Ucap Deyana

"Pembantu baru?" Tanya Langit heran.

"Iya, soalnya pembantu Senja dipecat sama Papanya" Ucap Deyana dengan polosnya.

Senja yang mendengar omongan Deyana langsung melotot pada Deyana.

"Eh" Deyana menutup mulutnya ia menyesali apa yang ia katakan

"Lo punya masalah?" Tanya Langit pada Senja

"Engg enggak kok" Senja menunduk menahan air matanya agar tak jatuh, mengapa ia sekarang menjadi orang yang begitu lemah, ketika bertemu Langit.

Langit melihat perubahan pada raut wajah Senja, ia menarik dagu Senja dan menatapnya dalam. Kini raut wajah Langit memancarkan ketenangan, Langit menatap mata Senja begitu teduh, membuat Senja mendekap tubuh Langit erat.

Deyana yang tak ingin menjadi pengganggu antara Langit dan Senja memilih untuk keluar UKS. Senja menangis sejadi jadinya didalam pelukan Langit. Langit mengelus pundak Senja begitu halus, menyalurkan ketenangan pada Senja.

Bukannya hanya Senja saja yang langsung merasakan ketenangan, di balik Langit yang begitu dingin. Senja juga memancarkan kehangatan padanya, karena Senja kini Langit lebih peduli pada sekitar Bukan hanya pada keluarganya saja.

Langit menyadari baju nya mulai basah akibat tangisan Senja. Entah apa yang membuat wanita itu menangis seperti ini, rasanya hati Langit ikut tersayat. Fikiran Langit hanya satu

"Tadi Deyana bilang Papanya Senja memecat pembantunya, apakah Papanya Senja mengalami kebangkrutan?" Batin Langit

Tiba tiba suara isak tangis Senja tak terdengar Lagi ditelinga Langit. Senja kelelahan akibat menangis membuatnya tertidur dalam pelukan Langit. Langit merapikan tubuh Senja, membuatnya berbaring diatas brankar UKS

Langit duduk di kursi samping brankar, sambil mengelus ngelus wajah Senja. Ia sangat menyukai tiap detail yang ada pada wajah Senja. Mata yang indah dengan bulu mata yg lentik, hidung yang tidak terlalu mancung namun pas, bibir tipis yang begitu indah.

"Terima kasih Senja, karena setiap dekat lo. Gue tau rasanya kehangatan" Ucap Langit sambil mengecup kening Senja.

Biarpun Langit telah kembali pada Bunda nya dan Ara. Namun, Langit tak pernah merasakan kehangatan. Langit tetap dingin dan kasar, ia tak ingin siapapun menyakiti Ara dan Bundanya. Ketika bersama mereka Langit hanya di temani rasa takut, takut tidak bisa membahagian kedua wanitanya itu.

Berbeda ketika bersama Senja, Langit akan selalu tenang, damai dan hangat. Entah daya tarik apa yang dimiliki Senja. Sehingga membuat Langit bisa se nyaman itu berada diantaranya.

Langit memilih keluar dari UKS. Deyana yang masih berada di depan UKS langsung menghampiri Langit.

"Dia udah tidur. Lo jaga dia, gue mau pulang"

Deyana tak menjawab, Setelah mendengar omongan Langit. Deyana memilih berlari meninggalkan Langit memasuki UKS.

"Ja, lo senyaman itu ya sama Langit? Lo bisa langsung tidur dipeluk sama dia" Ucap Deyana sambil mengelus rambut Senja.

***

Hari sudah semakin larut, bel pulang telah berbunyi 15 menit yang lalu, Deyana yang ikut tertidur disamping Senja pun, tak menyadari bahwa hari sudah semakin sore. Senja mengucek matanya ada rasa sedikit pedih ketika membuka mata indah miliknya itu

Senja mengambil ponsel miliknya dari saku rok

"Astaga udah jam 4 sore" Senja mengguncangkan tubuh Deyana. Membuat sang empu terganggu dari tidurnya.

"Bangun Dey"

"Apasi jaaa"

"Ini udah sore, sekolah udah pada bubar. Ayo pulang"

"5 Menit lagi deh" Deyana kembali memejamkan matanya

"Ya udah! Gue tinggal ya" Senja beranjak dari brankar, membuat Deyana buru buru menarik lengan Senja.

"Iya iya" Ucap Deyana masih menahan kantuknya

Deyana mengikuti langkah kaki Senja menuju luar UKS. Mereka memutuskan untuk mengambil tas nya terlebih dahulu, sekarang koridor begitu sepi. Galaxy superti tidak berpenghuni

Setelah selesai dengan tas miliknya masing masing, Senja dan Deyana kembali menyusuri koridor. Pandangan Senja tiba tiba beralih ke lapangan basket, Senja memutar balikkan langkahnya. Deyana yang bingung dan masih mengantuk, hanya mengikuti Senja saja.

"Ternyata masih ramai" Ucap Senja, senyum nya mengembang melihat seseorang yang ia sayangi itu. Langit sedang latihan basket

"Ihh Senjaaa. Gue ngantuk banget, ayo pulang. Malah liatin orang orang main basket" Pinta Deyana dengan wajah yang begitu lesu

"Lo pulang luan aja. Gue mau nunggu pujaan hati gue" Ucap Senja.

Deyana memasang wajah cemberutnya, sungguh sahabat sematawayangnya ini tidak bisa diajak kompromi. Padahal ia ingin tidur didalam mobil Senja yang begitu harum dan lucu. Namun, akhirnya harus menggunakan Taksi online lagi.

"Senjaaaa! Gue mau lo anterin gue pulang" Deyana menarik narik lengan Senja.

"Manja amat si Dey, Bisa pulang sendirian kan. Udah gedek Dey" Senja menarik kembali lengannya dari pegangan Deyana. Lalu memperhatikan Langit kembali.

"Senjaaaaa! Ayooooo!" Deyana menguatkan suaranya

"Aih lo pulang naik mobil gue deh sana. Gue masih mau disini"

"Terus lo?"

"Gue gampang nanti bisa pulang bareng pujaan hati"

"Alay lo jamet" Ucap Deyana sambil menjulurkan lidahnya.

"Lah gak apa apa alay, dari pada lu mati rasa sama cowok. Apa jangan jangan lo lesbi?"

"Enak aja sekata kata lo. Lihat aja entar gue punya cowok kok" Jawab Deyana yang tak terima dengan ucapan Senja.

"Buktiin dong"

"Yaudah liat aja nanti, siniin kunci lo" Ucap Deyana

Senja mengeluarkan kunci mobilnya dari dalam tasnya, lalu memberikannya pada Deyana. Deyana segera mengambil kunci mobil Senja, dan meninggalkan Senja begitu saja

"Jangan lupa balikin Nyet" Teriak Senja kearah Deyana yang sudah meninggalkannya. Tak ada jawaban dari Deyana, Ia hanya mengeluarkan jari tengahnya lalu melanjutkan jalannya.

Senja memasuki area lapangan Basket, kini ia menjadi pusat perhatian. Para cogan cogan team basket Galaxy yang sedang beristirahat, kini sibuk membicarakannya.