Chereads / Kehangatan dari Senja / Chapter 39 - Pelukan Papa

Chapter 39 - Pelukan Papa

"Oh iya, tadi gue waktu mau ambil tas, gak sengaja liat lapangan basket. Ternyata ramai" Ucap Senja sejujurnya. Langit mengangguk mengiyakan apa yang Senja katakan.

"Gue balik deh, udah mau malem. Itu makanan entar lo panasin aja. Kalau gak abis, bisa dimasukin freezer. Panasin terus tiap mau makan, bisa sampai sebulanan" Ucap Langit, lalu beranjak ingin meninggalkan Senja. Namun, tiba tiba suara azan magrib berbunyi dan tangannya ditahan oleh Senja.

"Gak bagus dijalanan saat magrib magrib. Gimana kalo Langit sholat magrib dulu sama Senja" Senja menarik tangan Langit, Entah setan apa yang datang padanya. Ia pun tak tau, entah mengapa Senja ingin Sholat berjamaah dengan Langit.

Langit terdiam, tubuhnya mematung saat Senja berkata seperti itu. Entah apa yang sebenarnya ada pada gadis ini, Senja mampu mendatangkan segala hal yang sulit Langit lakukkan menjadi semudah itu ia lakukan.

Setelah 2 menit menarik lengan Langit yang hanya bisa terdiam. Akhirnya, mereka sampai di ruang sholat milik keluarga Setiawan itu.

"Langit ambil wuduh gih, Senja ambilin sarung sama kopiah dulu" Ucap Senja lalu meninggalkan Langit begitu saja. Langit hanya mengangguk mengiyakan. Dirinya masih tak menyangka Senja akan mengajaknya untuk sholat.

Tak perlu lama menunggu, Senja sudah datang dengan Kopiah dan Sarung sholat untuk Langit. Ia memberikannya pada Langit tanpa menyentuh sedikit pun kulit Langit. Lalu berjalan kembali meninggalkan Langit, menuju kamar mandi untuk berwuduh.

Setelah selesai Langit melantunkan komat, bertindak sebagaimana imam semestisnya. 15 Menit berlalu akhirnya Senja dan Langit. Sudah selesai mengerjakan Sholat. Langit masih terkagum kagum dengan wanita yang ada didepannya ini

"Gu gue pamit ya" Ucap Langit sedikit terbata bata membuat Senja ingin tertawa terbahak bahak.

"Iya silahkan Langit" Senja memasang Senyum manisnya.

Mereka berdua berjalan menuju teras rumah Keluarga Setiawan itu, Senja berniat mengantarkan Langit hingga depan. Setelah memakai kembali sepatunya, Langit memanaskan motornya sedikit lalu melajukan motornya meninggalkan perkarangan rumah keluarga Setiawan.

Senja melambaikan tangannya kearah Langit yang kini sudah semakin jauh darinya, baru saja menutup pintu gerbang. Tiba tiba seseorang bermobi Porsche Cayman warna hitam itu, mengklekson gerbang rumah Senja. Senja sangat tidak asing dengan mobil itu. Ia membukakan pintu gerbang membiarkan pemilik mobil masuk.

Setelah selesai memarkirkan mobilnya. Pria itu berjalan memanggil Senja, yang berjalan begitu saja mendahului dirinya.

"Senja" Panggilannya

Senja meneloh ke arah Papanya, tanpa berkata sepatah katapun

"Saya ingin kamu keruangan saya. Ada yang ingin saya bicarakan sekarang" Ucap Reynand. Senja yang mendengar omongan Reynand tidak ingin berkata apapun ia hanya berjalan menuju ruangan yang di maksud oleh Reynand.

Reynand mengikut langkah Senja dari belakang, kini mereka tiba di depan pintu ruang kerja milik Reynand. Senja duduk di sofa ruangan itu, Sementara Reynand duduk di bangku kerjanya.

"Sebelumnya saya minta maaf atas semua perlakuan buruk saya terhadap kamu. Bagaimanapun juga saya adalah Papamu, saya membiayai kamu sejak kamu kecil hinggah kamu menjadi sebesar ini ..."

"Langsung ke intinya saja." Ucap Senja, memotong omongannya Reynand.

"Saya ingin kamu balas budi atas jasa jasa saya terhadap kamu"

"Bukankah semua yang anda lakukan, adalah yang memang seorang Ayah lakukan untuk anaknya?" Tanya Senja.

"Saya tahu. Saya sekarang sedang mengalami masa kesulitan. Tangan kanan saya seminggu yang lalu, baru saja melarikan hampir semua uang saya. Saya bagaikan bangkrut. Hampir kehilangan segalanya. Namun, saya dibantu oleh rekan bisnis saya yang memiliki kekayaan diatas dari kekayaan yang saya punya. Dan ia meminta" Reynand menghentikan ucapannya membuat Senja semakin penasaran

"Apa?" Tanyanya

"Kamu menikah dengan putranya, karena dia percaya kamu wanita baik baik. Yang tidak hanya menginginkan harta keluarga mereka, dan dia akan membantu lebih banyak pada perusahaan saya" Ucap Reynand.

"Astaga! Anda menjodohkan saya?! Menukarkan saya dengan uang?" Senja berdiri suaranya mulai kuat, emosinya meningkat.

"Bukan begitu, tapi saya sangat butuh bantuan mu. Saya tidak ingin perusahaan yang ayah saya bangun sejak dulu ini, harus selesai sampai disini" Ucap Reynand sambil meneteskan air matanya. Entah mengapa ia begitu rapuh ketika mengingat ayahnya.

Senja yang tak pernah melihat Papanya itu menangis merasa iba, hatinya tersentuh. Anak macam apa dia tega membuat Papanya menangis, dan apa yang ia lakukan tadi. Senja membentak Papanya.

"Maafkan Saya" Ucap Senja. Namun, memalingkan wajahnya. Ia tak ingin Reynand melihat ia juga meneteskan air mata.

"Saya mohon sama kamu. Bantu saya, bahkan saya rela sujud dikaki kamu. Demi menyelamatkan perusahaan milik ayah saya" Pinta Reynand, dan mencoba mendekati Senja. Namun, Senja mengangkat tangannya menandakan tidak ingin Reynand mendekatinya.

"Cukup! Saya bersedia membantu anda" Putusnya. Mungkin ini jalan terbaik baginya, ia akan rela dijodohkan demi Papanya, bagaimana juga Reynand adalah Papanya. Mungkin ini bisa membuat Reynand bangga kepadanya

"Terima kasih Senja, terima kasih" Ucap Reynand, sambil berjalan kearah Senja lalu memeluknya. Senja begitu kaget, untuk pertama kalinya ia merasakan pelukan Papanya.

Senja bangga akan hal itu, ia membuat Papanya begitu senang padanya lalu memeluknya, Senja membalas pelukan sang Papa. Menikmati setiap Aroma tubuh Papanya. Ia sangat merindukan hal ini, mungkin ini langkah yang terbaik untuk takdirnya.

"Boleh saya meminta?" Tanya Senja sambil melepaskan pelukan Papanya.

"Apa itu?" Tanya Reynand

"Izinkan saya tamat sekolah terlebih dahulu, hanya tinggal beberapa bulan lagi. Karena itu permintaan terakhir Mama. Dan jangan larang saya, ketika membawa pria yang saya sayangi kerumah ini. Jangan perlakukan dia kasar ketika sewaktu waktu anda bertemu dengannya. Beri saya waktu sebulan saja, untuk memberikan yang terbaik untuknya" Pinta Senja.

"Pria yang kamu maksud adalah laki laki yang menemani mu dirumah sakit?" Tanya Reynand, Senja mengangguk mengiyakan apanyang Reynand ucapkan.

"Saya setujui permintaanmu, Saya akan memberikan mu waktu dan tidak akan kasar pada pria yang kamu sayangi itu"

"Terima kasih" Ucap Senja lalu meninggalkan ruangan Papanya. Disatu sisi hatinya begitu tersayat ketika harus menikah dengan laki laki yang tak ia kenal hanya dalam beberapa bulan lagi. Namun, disisi lain ia begitu bahagia, bisa membuat Reynand memeluk dirinya dengan bangga.

Senja berjalan kekamarnya, duduk dipojok kasur king size miliknya, ternyata ia sudah berprasangka buruk pada Papanya. Papanya tidak menjauhkan Senja dari siapapun, bukan ingin membiarkan Senja sendirian. Namun, itu ia lakukan karena dalam keadaan terancam bangkrut.

Senja memejamkan matanya, air matanya terus saja mengalir. Ia menangisi Langit, ia sangat menyayangi pria itu. Bagaimana bisa ia mengecewakan Langit. Senja tahu Langit sangat menyayanginya. Hanya saja Langit belum mengakuinya.