"Maafkan aku Langit. Maafkan aku" Ucapnya dalam tangisnya. Entah mengapa Senja seperti merasakan bahwa Langit akan begitu terluka.
"Terima kasih sudah melakukan yang terbaik untuk ku, Terima kasih selalu ada disaat aku butuh. Izinkan aku melakukan yang tebaik untuk membalas segala kebaikan mu. Dalam sebulan ini" Tulisnya dalam sebuah notes kecil yang ada diatas meja belajarnya.
***
Pagi ini Senja bangun lebih awal, dengan mata sembab akibat memikirkan Langit. Ia mengambil ponsel miliknya diatas nakas, sudah ada beberapa pesan dari Papanya
Papa
Nanti malam kita akan bertemu dengan keluarga calon suamimu, untuk membahas perjodohan kalian. Bersiaplah dan berdandan lah secantik mungkin" Tulis sang Papa dalam pesannya
Senja meletakkan kembali ponselnya, air matanya kembali berlinang entah mengapa hatinya begitu sakit, mengingat perjodohan itu dan Langit. Baginya sekarang Langit adalah segalanya. Namun, ia harus mengubur dalam dalam rasa cintanya pada Langit.
***