Kini Bara, Langit, Selly dan Ara berada didalam mobil milik Bara. Langit sangat senang, ia sangat merindukan suasana seperti ini, sudah bertahun lamanya ia tak merasakan seperti ini.
"Papa kenapa enggak kerumah kita aja?" Tanya Ara yang tiba tiba membuka suara.
"Kan kamu bilang tadi mau ketemu sama kak Namira" Jawab Bara.
"Papa jadi kita kerumah kak Namira?" Tanya Ara antusias.
"Iya sayaaang" Jawab Bara.
"Yeeeeaaaaaay" Ara berteriak gembira di belakang. Langit dan Bara duduk didepan kali ini Langit yang membawa mobil milik Bara itu.
Tak butuh waktu yang lama mereka sudah tiba di kediaman keluarga Dezz. Selly sama sekali tidak mengetahui rumah ini dan bahkan melihatnya. Rumah ini jauh lebih besar dari rumahnya yang di berikan Bara untuk mereka tinggali saat mereka menikahinya dulu.
Mereka turun dari mobil, Selly memperhatikan sekeliling. Betapa megahnya rumah ini, Matanya tertuju pada gadis cantik yang berjalan kearah mereka.
"Papaaaaa, Langiiiitttt" Ucap Namira gadis cantik yang sedikit pucat itu karena sedang sakit.
"Lo kenapa?" Tanya Langit panik
"Gak apa apa cuma kecapean sedikit" Ucap Namira langsung menghamburkan pelukannya ke Langit.
"Hei udah udah. Ini kenalin Bunda gue" Ucap Langit melepaskan pelukan Namira
Mata Namira kini beralih ke wanita cantik yang sudah berumur itu.
"Tante" Namira menjulurkan tangannya. Selly tersenyum manis lalu membalas uluran tangan Namira.
"Kenapa panggil Tante?" Potong Ara yang mulai bingung tentang apa yang dilihatnya.
"Ini siapa lucu sekali" Namira berjongkok memegangi tangan Ara.
"Ini Ara. Adiknya kakak Namira, Ara lahir setelah Abang Langit lahir" Ucap Ara sambil memegang pipi Namira. Namira begitu gemas pada gadis kecil yang ada didepannya.
"Boleh aku peluk kamu?" Tanya Namira.
"Boleh"
Namira memeluk Ara begitu kuat. ia sangat merindukan sosok saudara kembarnya yang sudah berpulang. Namira merasa Ara adalah jawaban atas setiap rindunya selama ini. Namira meneteskan air matanya.
Ara yang mengetahui Namira menangis langsung melepaskan pelukannya, dan melihat wajah Namira
"Kakak kenapa?"
"Gak apa apa" Namira mencoba mengusap air matanya.
"Jangan nangis" Ara mengelus halus pipi Namira. Lagi lagi ia tersentuh pada gadis kecil ini
"Sayang kamu kenapa?" Tanya Selly memegang bahu Namira. Namira langsung berdiri dan memeluk Selly begitu erat.
"Boleh Namira panggil Bunda juga?" Tanya Namira pada Selly
Selly tersentuh melihat Namira. Sedari kecil Namira sudah ditinggalkan ibunya. Selly tau pasti Namira sangat membutuhkan sosok ibu. Selly mengangguk bahagia mendengar ucapan Namira.
"Boleh sayaang. Kamu kan anak Bunda juga, kamu kakaknya Ara dan Langit"
Bara dan Langit hanya bisa diam melihat pemandangan di depan mereka ini. Bara merasa bersalah pada Namira karena tidak bisa menjaga ibunya untuk bersama mereka selalu. Namun, Bara jauh lebih merasa bersalah pada Selly. Ia sudah menyakiti wanita itu begitu dalam. Namun, Selly tetap mendatangkan kehangatan di hidupnya.
"Bunda boleh Namira minta sesuatu?" Tanya Namira yang sudah melepaskan pelukannya dari Selly.
"Boleh sayang. Minta saja, Bunda akan turuti selagi mampu" Jawab Selly begitu manis
"Maaf sebelumnya Bunda. Jika merepotkan. Namun, Namira sangat ingin sup yang dimasak sendiri bukan beli"
"Lo ngidam ya?" Tanya Langit tiba tiba menyambung omongan mereka
"Sembarangan. Gue tadi abis nonton mukbang, jadi pengen deh" Ucap Namira seraya memajukan bibirnya.
"Manja banget lo" Ucap Langit
"Sirik lo"
"Bunda Ara juga ingin sup" Jawab Ara memotong omongan mereka.
"Baiklah Bunda akan masakkan anak anak kesayangan Bunda ini. Sup spesial"
"Yeeeeaaaaaay!" Ucap Ara dan Namira bersamaan. Lalu Namira menggandeng tangan Ara dan Langit, memasuki rumah besar milik keluarga Dezz itu.
"Maaf jika merepotkan mu sel" Ucap Bara tak enak dengan permintaan putrinya, yang harus merepotkan Selly.
"Tak apa mas. Tidak masalah, seperti yang aku katakan. Namira juga anakku. Dia kakak dari Ara dan Langit"
Bara tersenyum manis mendengar ucapan Selly. Hatinya tersentuh dengan wanita didepannya, tak pernah berubah dia selalu manis. Baik dari perkataan maupun wajahnya.
"Ayo ku antarkan kedapur"
Selly dan Bara berjalan kearah dapur. Selly melihat isi rumah megah ini begitu menakjubkan, ia tak menyangka bahwa Bara memiliki harta yang begitu banyak. Sebab selama menikah dulu Selly tak pernah mau ikut campur tentang karir Bara.
"Ternyata kamu ini begitu sukses mas" Ucap Selly ketika sampai di dapur.
"Aku pernah ingin memberitahumu tentang berapa penghasilan ku. Namun, kamu menolak. Dan meminta uang hanya sedikit"
Selly hanya tertawa kecil. Sungguh yang ia inginkan bukan uang dari Bara. Namun, hati dan kasih sayangnya.
"Maaf tuan" Ucap Bi Nana yang baru saja keluar dari toilet kecil
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya nya pada Bara yang sedang duduk sambil memperhatikan Selly.
"Tolong bersih kan kamar saya bi. Dan ambil satu kasur lagi dari kamar tamu." Pinta Bara
"Baik tuan" Bi Nana keluar dari dapur dan berjalan melewati tangga menuju kamar Bara yang ada di lantai dua.
"Sel, apa ada kesulitan?" Tanya Bara pada Selly.
"Tidak mas. Kamu bisa menunggu saja, sambil minum kopi mungkin? Biar aku buatkan?" Tanya Selly pada Bara.
"Tidak usah, aku disini aja ingin melihat mu memasak"
***
Sementara diruang bermain ada Ara, Langit dan Namira yang sedang ngemil bersama. Ara sambil duduk diatas kuda kudaan.
"Sakit apaan lo bisa main?" Tanya Langit yang heran melihat tingkah laku kakaknya itu.
"Gak tau deh. Semenjak lo, Bunda dan Ara datang gue jadi lebih bersemangat"
"Bisa aja lo manja" Ucap Langit sambil memasukkan keripik kedalam mulutnya
"Eh keknya asik ni kalo gue bantu Bunda. Gue kedapur dulu ya"
Langit hanya mengangguk mengiyakan Namira. Namira berjalan kearah Ara yang tengah sibuk bermain.
"Ara, kakak Namira kedapur ya. Mau bantuin Bunda. Ara mau ikut atau disini sama Abang Langit?"
"Ara sini aja deh, sama Abang Sky"
"Abang Sky?"
"Lola amat dah. Sky itukan Langit" Jawab Langit yang memotong percakapan mereka.
"Oh iya pinter banget si adeknya kakak Namira" Namira mencium gemas kening Ara.
"Kakak Nam Nam hati hati ya awas kenak pisau"
"Nam nam?" Tanya Namira
"Iya itu panggilan sayang Ara ke kakak Nam Nam."
Namira tertawa gemas melihat tingkah laku adik kecilnya ini. Ia memilih keluar ruangan itu dan membantu Selly memasak.
Setiba di dapur Namira bergitu antusias melihat Selly
"Bundaaaaaa" Teriaknya membuat Bara menggelengkan kepalanya. Lagi lagi Namira memeluk Selly
"Sayaaaang" Ucap Selly. Namira melepaskan pelukannya dari Selly. Pandangannya beralih ke wortel yang sedang dipegang Selly.
"Biar Namira aja yang potong Bun" Ucapnya mengambil alih wortel dan Pisau yang ada pada Selly