Senja memeluk Deyana dengan erat. Baginya Deyana lebih dari sekedar sahabat, dari dulu Deyana begitu baik kepadanya. Senja tidak akan pernah melupakan kebaikan Deyana.
"Dey. Lu beneran tidur disini bareng gue?" Tanya Senja.
"Iya dungg. Besok kan Minggu libur juga kan. Apa salahnya gue nemenin sahabat gue tercinta ini" Jawab Deyana.
"Lo udah izin sama om Dirga?"
"Udah kok dia setuju. Malah nanti malem dia mau kesini sama Mama"
"Tante Sofi udah pulang?" Tanya Senja pada Deyana.
"Udah dong. Tadi pagi sih sampai disini, jadi gue ceritain aja semuanya. Tentang lo, yaudah gue diizinin nginap disini"
"Ooh. Gue kangen banget sama Tante Sofi"
"Mama juga pasti kangen banget sama lo ja. Dia antusias banget waktu gue cerita tentang lo"
Senja tersenyum manis pada Deyana. Lalu memeluk Deyana kembali, Deyana membalas pelukan Senja. Tiba tiba Senja mengingat sesuatu membuat ia melepaskan pelukan Senja.
"Btw, nama butik Tante Sofi sekarang apa?" Tanya Senja yang sedikit kepo
"Dirfina"
"Dirga Sofi dan Deyana" Jawab Senja
"Yeaah all right bebeh" Ucap Deyana
Mereka berdua tertawa bersama. Sudah lama tidak merasakan waktu sebahagia ini hanya berdua.
"Gue kangen banget sama lo ja"
"Gue juga kangen banget sama lo"
***
Ditempat lain, Langit dan Ara sudah sampai di toko kue milik bunda mereka "SELLYARA CAKE" Masih baru. Namun, sudah memiliki peminat yang banyak. Bahkan mereka sudah mengantri panjang.
Langit dan Ara berjalan dari pintu belakang. Sebab pintu luar sangat ramai, hingga mereka tak bisa melewati para pengunjung yang begitu padat.
"Bundaaaaa Papaaaaa" Ara berlari ketika melihat sang Bunda dan Papanya bersama.
"Sayaaaang. Kamu kok kesini?"
"Ara kangen sama Bunda. Papa apa kabar?" Tanya Ara lalu meminta Papanya untuk menggendongnya.
"Papa baik sayang. Cium doang papa" Pinta pria itu. Ara mengangguk Lalu mencium Papanya. Bara Aryana Dezz.
"Papa" Langit berjalan kearah papanya dan mencium tangan papanya, lalu mamanya.
"Apa kabar kamu Langit?" Bara tersenyum manis kearah putranya itu.
"Baik pa"
"Eh sudah sudah. Ayo kita duduk dulu" Ajak Selly. Lalu berjalan menuju ruangannya lalu diikuti oleh Langit, Bara dan Ara
Selly mempersilahkan Bara duduk. Lalu berjalan mengambil minuman untuk Bara. Selly paham benar apa kesukaan Bara, Langit yang tahu bahwa Bunda nya itu masih menyimpan rasa pada Papanya. Hanya bisa berdoa agar mereka bisa di persatukan kembali.
"Papa sudah lama disini?" Tanya Langit membuka percakapan antara mereka.
"Baru saja. Tadi Papa niat makan siang, dan baru menyelesaikan meeting. Penasaran dengan toko cake yang baru buka ini, ingin mencoba nya. Ternyata milik Bunda mu. Ya sekalian mampir saja"
"Ini mas. Aku bawakan cake kesukaan mu" Selly datang membawakan cake coklat kesukaan Bara. Dan kopi pahit dengan satu sendok gula kesukaan Bara juga.
"Ternyata kamu masih ingat kesukaan ku" Jawab bara sambil tertawa tipis. "Aku coba ya"
Selly mengganguk malu. Ia masih memiliki perasaan pada pria yang notabennya adalah ayah dari anak anaknya ini. Namun, ia bisa apa Bara tidak pernah mencintainya. Selly memilih ikhlas, dan hidup bersama kedua buah hatinya saja.
"Cake buatan mu selalu nomor 1" Puji Bara yg menikmati setiap kenikmatan cake coklat buatan Selly.
"Bisa saja kamu mas"
"Bener loh. Langit kamu cobain deh, kamu juga sayang biar Papa suapin" Bara menyuapkan cake coklat ke mulut Ara
"Rasanya ah mantap" Ara mengajukan jempol nya kearah Selly. Mereka bertiga tertawa gemas melihat kelakuan bocah kecil yang sedang dalam pangkuan Papa nya itu.
"Bagaimana kabar Namira mas?" Tanya Selly. Biarpun ia sudah di bohongi oleh Bara, dan sempat dirawat di rumah sakit kejiwaan. Tak membuat Selly tidak perduli padanya.
Sebenarnya Selly mau menerima Anak kembar suaminya itu. Namun, ia begitu menderita ketika Bara mengakui bahwa ia tak pernah mencintai Selly, dan harus berpisah dengannya.
"Baik. Dia baik" Jawab Bara
"Langit, kamu masih tetap menemui kakak mu itu kan?" Tanya Selly pada Langit.
"Masih Bun. Sesekali" Jawab Langit.
"Namira siapa?" Tanya Ara
"Namira itu.." Selly ingin menceritakan siapa Namira pada Ara. Namun di cegah oleh Langit.
"Dia masih terlalu kecil untuk mengetahui segalanya bun"
"Tapi dia harus tau. Bahwa kakaknya bukan cuma kamu. Dia tetap tidak bisa dipisahkan dengan Namira, Namira adalah kakaknya anak kandung papa mu" Jawba Selly membuat Langit terdiam.
Bara mengangguk setuju pada ucapan selly. Bagaimanapun, Selly ini wanita yang baik. Bara menyukai setiap perlakuan Selly. Dia cantik, lemah lembut, pengertian dan keibuan. Namun, cinta nya sudah pergi bersama istri pertamanya.
Bara memang mengagumi Selly. Ia juga sudah berusaha mencintai Selly. Namun, ia tak bisa benar kata orang orang cinta tak bisa dipaksa.
"Namira itu kakak kamu sayang" Jawab Selly
"Ara punya kakak?"
"Punya sayang" Jawab Selly dan Bara bersamaan. Membuat mereka bertatapan dan Selly merasa malu
"Kakaknya Abang Sky juga?" Tanya Ara pada Langit
"Iya" Jawab Langit seadanya
"Kenapa dia gak pernah pulang kerumah?"
"Dia tinggal bersama papa sayang" Jawab Bara
"Papa juga kenapa enggak tinggal sama Ara, Bunda, dan Abang Sky"
"Nanti setelah Ara besar. Ara akan tau jawabannya"
"Memang nya Ara belum cukup besar?"
"Ara harus banyak makan biar besar" Jawab Langit sembarangan membuat Ara melototkan matanya.
"Yang ada Ara jadi gendut kayak Abang Sky"
"Abang enggak gendut Ara!"
"Iya iya Abang enggak gendut. Kalau Abang gendut mana mungkin kakak Sunset suka sama Abang"
"Kakak Sunset?" Tanya Bara
"Iya kakak Sunset" Ara mengangguk
Bara yang minta penjelasan pada Langit. Namun, Langit seolah tak tau apa apa. Lalu, meminta penjelasan pada Selly
"Senja maksud nya" Jawab Selly
"Senja siapa? Pacar Langit?"
"Hanya teman" Jawab Langit
"Kalau hanya teman mana mungkin Ara mengenalnya"
"Dia Senja Anindita Setiawan"
"Setiawan?" Potong Bara yang tak asing dengan marga keluarga tersebut
"Iya" Jawab Selly
"Dia anak Reynand?"
Langit mengangguk mengiyakan pertanyaan Papanya
"Papa kenal? Rekan bisnis Papa?" Tanya Langit
"Kenallah. Siapa yang tidak mengenal pengusaha sukses itu. Bahkan, seluruh plosok negri ini mengetahui siapa dia. Namun, dia bukan rekan Papa. Dia memiliki bisnis yang berbeda bidang dengan Papa"
"Ternyata Senja dari keluarga terpandang" Ucap Selly
Langit mengganguk mengiyakan bahkan rumah Senja saja bak istana. Dua kali lipat lebih besar dari rumah mereka.
"Kamu kenal dia dari mana?" Tanya Bara pada Langit.
"Dia murid pindahan. Dan sekarang bersekolah di Galaxy. Senja itu sedikit tidak mengerti pelajaran. Maka dari itu, Wali kelasnya meminta Langit mengajarinya. Makanya Ara dan Bunda mengenalnya"