Papa
Saya tahu kamu akan keluar rumah sakit besok. Maka dari itu saya harap kamu bersedia menemui saya di apartemen jalan kemerdekaan.
Begitu lah isi pesan pria itu. Senja tersenyum sinis, mau apa laki laki ini memintanya ke salah satu apartemen milik keluarga Setiawan itu.
"Kenapa lo buka ponsel langsung gitu?" Tanya Langit yang heran melihat perubahan pada raut wajah Senja.
"Gak apa apa"
"Chat siapa lo?" Langit berdiri mendekati Senja.
"Gak siapa siapa"
"Siniin ponsel lo"
"Apaan si"
"Sini!" Langit merampas ponsel milik Senja.
"Apaan si. Ara tidur tau berisik banget" Senja segara menidurkan Ara lagi yang tadi sempat terusik akibat ulah Langit.
"Oh lo chat buaya buaya Galaxy ini?"
"Lah liat sendiri ada gue bales?"
"Wait. Mars?" Tanya nya heran mengapa ada nomor Mars disini. Dan ada beberapa panggilan tak terjawab.
"Dia pernah ngehubungi lo?" Tanya Langit. Emosinya semakin memuncak kali ini
"Pernah"
"Lo angkat?"
"Angkat lah"
"Kapan ini?"
"Beberapa hari yg lalu"
Langit mendengus kesal. Berani beraninya Mars tidak menaati permintaaanya. Tangannya mengepal keras, ia segera mengembalikan ponsel milik Senja itu.
"Ni ponsel lo"
"Kenapa si?" Tanya Senja heran melihat Langit yang wajahnya sudah berubah menjadi merah. Langit segera mengambil Jaketnya dan keluar dari ruangan Senja.
"Langit" Teriak Senja ketika Langit begitu saja meninggalkannya.
Ara lagi lagi terusik akibat teriakan Senja. Ia sedikit merengek, membuat Senja harus menidurkannya kembali. Ara yang sangat begitu mengantuk memejamkan matanya kembali sambil memeluk Senja.
Tak lama sesorang kembali membuka pintu Senja. Senja yang dari tadi memperhatikan Ara, langsung beralih pada pintu yang telah dibuka. Melihat siapa yang datang
"Senjaaaaa im coming baby" Teriak Deyana lalu berlari ingin memeluk Senja. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat gadis kecil yang tertidur dalam pelukan Senja
"Apa lo" Sinis Senja
"Ara? Ini Ara kan?"
"Iya Ara jangan berisik ah. entar dia bangun" Ucap Senja kesal melihat Deyana yang begitu berisik
"Kok bisa disini?"
"Di titipin nyokap nya"
"Kok di titipin sama orang sakit?"
"Tadi mereka jenguk gue. Terus dia ketiduran yauda deh jadi di tinggalin bareng gue"
"Ooo" Deyana mengangguk mengerti apa yang diucap kan Senja
"Lo kenapa jam segini udah pulang?"
"Oh iya. Ada rapat tadi, jadi kita semua disuruh pulang deh"
"Oh gitu" Jawab Senja
"Langit mana?" Tanya Deyana yang tidak melihat keberadaan Langit dari tadi.
"Gak tau deh" Jawab Senja
"Kan dari kemarin sama lo. Kok bisa gak tau?"
"Iya gak tau Dey. Gak bilang gue tadi"
"Emang tadi gak sekolah ya?" Ucap Deyana mengajukan pertanyaannya kembali.
"Enggak. Dia kan olimpiade jadi, ya dirumah aja belajarnya Dey."
"Oh gitu." Deyana mengangguk kan kepalanya.
***
Disisi lain. Langit mengajukan motor gede miliknya itu dengan kecepatan tinggi. Ia tak peduli sudah beberapa makian yang dirinya terima dari tadi. Nafasnya memburu kasar. Suara klekson berbunyi bunyi sepanjang jalan akibat ulahnya.
Langit tiba di SMA GALAXY. Ia mencari seseorang yang dari tadi menyerang pikirannya, ia mengepal tangannya. Sekolah sudah begitu kosong, tak banyak orang lagi. Ia masuk keruang rapat memastikan dimana para siswa siswi Galaxy berada
Langit menemui kepala sekolah yang sedang memimpin rapat
"Dimana semua anak anak?" Tanya nya
"Sudah pulang. Kenapa kau ini marah marah?"
Tak ada jawaban dari Langit. Langit segera membanting pintu ruangan itu dan meninggalkan mereka. Tentu saja mereka memaklumi itu, secara pemilik sekolah ini adalah Papa Langit. Dan mereka tau, bahwa Langit yang akan meneruskan Papanya.
Langit kembali ke parkiran dan menancap gas motornya. Ia tau dimana keberadaan Mars, bahkan sangat mengetahuinya. Kali ini tak ada yang bisa mengendalikan dan menghalanginya.
Langit memberhentikan motornya di pekarangan rumah, yang biasa di sebut Markas oleh dirinya Mars dan Reyno. Langit mempunyai Geng, dan ia ketuanya. Namun, teman sekolahnya bukan termasuk anggota Geng tersebut.
Ia melihat Mars tengah bermesraan dengan wanita. Yang pasti dia adalah bukan wanita baik baik. Langit langsung menarik baju Mars tanpa memperdulikan wanita itu. Semua wanita wanita yang ada didalam berteriak meminta tolong
"DIAM!" Bentak Langit. "LO SEMUA DIAM! ATAU GUE SERET KALIAN KEPENJARA KARENA UDAH MELAKUKAN HAL YANG TIDAK TIDAK DISINI"
Seketika mereka semua menghentikan teriakannya. Mars yang tidak tau apa kesalahannya, hanya bisa menatap nanar Langit. Ia tau pasti hari ini dirinya akan dihabisi mati matian oleh laki laki yang melihatnya bagai singa melihat mengsa ini.
"Gu.. guee salah apa?" Tanya Mars terbata bata.
Buuuuggggg
"Ini buat lo karena udah berani dekati Senja" Langit memukul pipi Mars. Kini darah segar mulai mengalir dari bibirnya.
Buuuuugggggg
"Ini buat lo, karena berani nelfon Senja"
Buggggggggg
"Ini buat lo, karena kemarin berani nemuin Senja tanpa sepengetahuan gue"
Buggggggg
"Dan ini buat lo krna udah NGEBANTAH PERINTAH GUE!" Langit menggebu gebu memukuli Mars.
Tiba tiba seseorang datang membuat ia memberhentikan aksinya
"Bagus bagus bagus" Ucap Reyno yang baru saja membeli makanan. Tiba tiba di suguhkan dengan pemandangan Mars dipukuli Langit.
"Jadi lo tega ngehabisin sahabat lo sendiri. Demi seorang gadis yang bahkan belum sampai satu tahun lo kenal dia?" Ucap Reyno. Kini ia sudah berani melawan Langit. Ia sudah tidak tahan dengan perlakuan Langit yang selalu semena mena
"Diem lo!. Sebelum Lo gue habisin juga" Bentak Langit.
Reyno memang sedang dalam ketakutan. Namun, ia memberanikan diri demi mengembalikan sahabatnya ini seperti sedia kala. Ia sangat tak suka melihat Langit yang sekarang.
"Lo mau habisin gue? Silahkan!" Reyno berjalan mendekati Mars yang telah terjatuh tak berdaya dilantai. Reyno membantu Mars berdiri
"Lo liat! liat siapa yang lo buat sekarat sekarang! Siapa?! Musuh lo?! Dia temen lo ngit. Bahkan sehabat lo. Jangan jadi pengecut yang ngejahui wanitanya dari laki laki lain dengan cara menghabisinya. Kalo dia beneran sayang sama lo, dia gak bakal ngasih jalan buat laki laki lain! PAHAM LO?!"
Langit terdiam. Benar kata Reyno, jika seseorang benar benar tulus pada satu orang. Maka orang kedua, ketiga, keempat dan seterusnya tidak akan pernah ada.
"Lo juga egois kan? Lo ngehajar semua cowok yang berusaha dekati Senja. Namun, lo sendiri gak ada hubungan apa apa sama dia" Reyno tersenyum sinis "Selagi lo gak ada hubungan sama dia bebas dong siapa aja ngedekati dia. It's none of your business Bro"
"LO BRENGSEK BRO. LO GAK NGASIH SENJA DEKAT DEKAT ORANG LAIN. TAPI, LO SENDIRI GAK NGASIH KEJELASAN SAMA DIA! BAHKAN LO SELALU BILANG KALO LO GA SUKA SAMA DIA!" Kini Reyno meninggikan suaranya.