Happy reading!
"Halo ma."
"Halo kenapa sayang?"
"Soal pernikahan papa, mama udah tau?"
"Iya mama udah tau, tapi mama gak bisa dateng deh kayaknya. Mama masih ada kerjaan di LA."
"Yah kalau kayak gitu aku juga gak mau dateng."
"Sierra, mama gak mau tau pokoknya kamu harus dateng."
"Tapi ma ak-"
"Besok mama suruh orang buat cari gaun. Gak ada alesan lagi."
"Ma-"
"Mama harus kerja lagi, udah ya Sierra."
Tut tut tut
Sierra membanting handphonenya ke atas kasur, kesal. Namun tak lama setelah itu ia mengambil handphonenya kembali karena mendengar ada panggilan masuk.
"Aro?" gumam Sierra heran saat ada panggilan masuk dari Aro.
"Halo?"
"Halo Ra, kamu di rumah?"
"Iya, kenapa?"
"Saya mau ngambil flashdisk yang kemarin kamu pinjam."
Sierra menepuk jidatnya pelan, ia lupa bahwa minggu kemarin ia modus meminjam flashdisk milik Aro.
"Eh besok aja gue kasih ke lo di sekolahan."
"Niat saya juga gitu, tapi saya butuh sekarang Ra. Saya otw ke rumah kamu."
"Oke."
Tut tut tut
Sierra memutuskan panggilan dari Aro dan menghela napas sejenak.
"Bisa-bisanya sih gue pake acara modus minjem flashdisk segala," gumam Sierra kesal pada dirinya sendiri.
Selang beberapa menit ada suara motor di depan rumah Sierra. Sierra pun segera mengambil flashdisk milik Aro dan berjalan keluar rumah.
Sierra membuka gerbang rumahnya dan terlihat Aro yang baru saja turun dari motor.
"Maaf ya saya harus ganggu kamu malam-malam gini," ucap Aro.
"Eh iya gapapa, ini flashdisk lo." Sierra menyerahkan flashdisk milik Aro.
"Kamu udah nge-copy materi yang kamu maksud?" tanya Aro sesudah memasukkan flashdisknya ke dalam jaketnya.
"Udah kok makasih ya," jawab Sierra tersenyum kecil.
Tiba-tiba terdengar suara petir.
"Ya udah saya langsung pulang," ucap Aro yang khawatir jika akan turun hujan.
"Oke, ha-"
Bressss
Tiba-tiba turun hujan sangat deras, membuat Sierra dan Aro terkejut.
"Ro masuk dulu aja hujan," ucap Sierra sembari berusaha melindungi dirinya dari air hujan.
"Gapapa saya langsung pulang aja," tolak Aro.
"Lo bawa jas hujan?" tanya Sierra yang dijawab gelengan kepala oleh Aro.
"Ya udah ayo masuk dulu sambil nunggu hujan reda," ucap Sierra.
Aro pun berjalan di belakang Sierra masuk ke dalam rumah Sierra.
"Ra emangnya gapapa saya ma-"
"Di dalam ada bi Narsih kok tenang aja," ucap Sierra membuat Aro menganggukkan kepalanya.
"Tunggu bentar ya gue nyuruh bi Narsih bikinin teh anget dulu." Sierra berjalan menuju dapur dan menemui bi Narsih. Asisten rumah tangga di rumahnya yang sudah menetap selama kurang lebih 12 tahun.
"Bi tolong bikinin teh anget ya dua," ucap Sierra.
"Iya non."
Sierra mengangguk dan duduk di kursi meja makan.
"Aduh gue kenapa nawarin Aro mampir segala sih," ucap Sierra sembari memukul kepalanya pelan.
"Non ini tehnya," ucap bi Narsih sehingga Sierra langsung tersadar dan membawa nampan yang berisi teh hangat.
"Eh iya bi makasih ya."
"Ini diminum dulu," ucap Sierra dan dibalas anggukan kepala oleh Aro.
"Ra kamu ma-"
Perkataan Aro terpotong karena ada panggilan masuk di handphone milik Sierra.
"Gue angkat telpon bentar ya."
"Halo?"
"Lo dimana Ra?"
"Di rumahlah, kenapa?"
"Di depan rumah lo ada motor, punya siapa?"
"Ada temen gue."
"Cewek atau cowok?"
"Cowok, kenapa sih Ky."
"Ngapain ke rumah lo?"
"Ngambil barang doang."
"Kok gak pulang-pulang?"
"Kan masih hujan Rizkyy."
"Ya udah bukain pintu, gue ada di depan rumah lo."
"HAH?! Lo seri-"
Tut tut tut
Sierra mendecak kesal saat panggilannya diputuskan secara sepihak oleh Rizky. Sierra melangkahkan kakinya membukakan pintu rumahnya untuk Rizky.
"Ngapain ke sini?" tanya Sierra yang terlihat kesal dengan kedatangan Rizky secara tiba-tiba.
"Masa pacar mau ke rumah gak boleh," jawab Rizky masuk ke dalam rumah Sierra dan berjalan menuju ruang tamu. Disusul Sierra di belakangnya.
"Loh ada pacarnya Aruka?" ucap Rizky saat melihat keberadaan Aro di ruang tamu. Rizky duduk di sofa sebelah Aro.
Sierra duduk di sofa seberang Rizky dan Aro. Hening, tak ada percakapan sama sekali. Hanya suara hujan dan petir yang terdengar.
15 menit kemudian hujan sudah mulai mereda.
"Ehem hujannya udah reda ya," ucap Rizky yang tiba-tiba bersuara.
"Ra saya pulang dulu ya maaf ngerepotin kamu," ujar Aro beranjak dari duduknya.
"Gapapa kok ayo gue anter ke depan." Sierra berdiri dan mengantar Aro hingga ke depan rumah.
"Tadi itu pacar kamu Ra?" tanya Aro saat sudah naik di atas motor.
"Iya," jawab Sierra sembari meringis kecil.
"Kayaknya posesif banget," ucap Aro terkekeh kecil.
"Ya udah saya pulang dulu."
"Hati-hati," kata Sierra dan Aro mulai melajukan motornya.
"Harus banget di hati-hati in ya," ucap Rizky yang tiba-tiba menyusul ke depan rumah.
"Ya masa gue bilang mati-mati ya di jalan," balas Sierra.
"Terus lo gak pulang?" tanya Sierra.
"Lo gak liat ini masih gerimis?" tanya Rizky balik.
"Masalah banget buat gue?"
"Jangan gitu dong Ra, keliatan banget perhatiannya sama gue," balas Rizky terkekeh kecil.
"Ky," panggil Sierra membuat Rizky mengalihkan pandangannya.
"Kenapa sayang?"
Sierra menatap Rizky lama, dan begitu juga dengan Rizky.
"Lo udah pernah dilempar pake sandal gak?" tanya Sierra tersenyum lebar.
"Mau dong dilempar sandal swalow punya lo."
To be continued...