Chereads / Unhappy Without U / Chapter 9 - Bagian 9

Chapter 9 - Bagian 9

Happy reading!

Rizky terkekeh kecil setelah mengirimkan chat kepada Sierra. Sebelum akhirnya ekspresi wajahnya berubah menjadi datar.

Flashback on

"Mau apa lo?" tanya Rizky kepada seorang laki-laki di depannya.

"Santai aja, gue cuma mau berkunjung."

"Berkunjung? Sampe harus mukulin temen-temen gue?" tanya Rizky mendecih kesal.

Leo, laki-laki itu tertawa mendengar penuturan Rizky.

"Nunggu lo jalan sama cewek lo kelamaan, jadi gue main-main dulu."

Rizky mengernyit bingung mendengar perkataan Leo, dari mana Leo bisa tau tadi ia bersama Sierra.

"Kenapa Ky? Kaget gue bisa tau cewek lo?" tanya Leo membuat Rizky lagi-lagi naik darah.

"Tapi cewek lo boleh juga, pinter juga lo cari ce-"

Bughh

Satu pukulan melayang di perut Leo, Rizky sudah tidak tahan dengan ocehan Leo.

"Kenapa Ky? Lo gak terima?" tanya Leo dengan nada mengejek.

"Kayaknya asik kalau gue mainin cewek lo."

"Berani lo nyentuh dia, habis lo sama gue."

Rizky menendang perut Leo dengan keras dan segera pergi disusul oleh teman-temannya.

Flashback off

"Gue gak bakal biarin lo deketin Sierra," gumam Rizky dengan tangan yang mengepal penuh emosi.

--

"Harus banget ya lo nganterin gue ke sekolahan segala?" tanya Sierra yang saat ini sudah naik ke atas motor milik Rizky.

Lagi-lagi Rizky memaksa agar Sierra berangkat ke sekolah bersamanya.

"Iyalah harus," jawab Rizky dan mulai melajukan motornya dengan kecepatan normal.

Selang beberapa menit, mereka sudah sampai di sekolahan Sierra.

"Nanti gak usah jemput deh Ky, gue ada jadwal pemotretan soalnya," ucap Sierra yang sudah turun dari atas motor Rizky.

"Gue anterin tenang aja," ucap Rizky tersenyum kecil.

"Oke oke, ya udah nunggu apa lagi? Sana pergi."

"Nunggu lo masuk dulu baru gue pergi," ucap Rizky membuat Sierra menghela napas.

"Iya bye," ucap Sierra dan segera masuk ke dalam sekolahan. Setelah melihat Sierra masuk, Rizky pun segera melajukan motornya menuju sekolahannya.

"Wow baru kemarin gak bisa dapetin Aro, sekarang lo gebet cowok mana lagi?" ucap Amel yang tiba-tiba ada di depan Sierra.

"Udah ya Mel, gue gak mau debat sama lo." Sierra kembali melangkahkan kakinya, namun Amel menghadang jalannya.

"Sok banget ya lo sekarang, mentang-mentang lo udah jadi model."

"Kenapa emang? Iri lo sama gue?" tanya Sierra mendengus kesal.

"Lo tau gak sih Ra? Gue benci banget sama lo," ucap Amel sembari mendorong tubuh Sierra sehingga Sierra hampir jatuh. Sebelum ada seseorang yang menopang tubuhnya.

"Ini udah bel masuk, kalian ngapain?" ucap Aro yang ada di belakang Sierra. Hal itu membuat Sierra terkejut, ia segera berbalik menghadap ke arah Aro yang ada di belakangnya.

Amel yang malas berurusan dengan ketua osis itu pun memilih untuk pergi.

"Eh sorry ya gue ke kelas dulu," ucap Sierra dan segera berjalan menuju kelasnya. Ia berjalan dengan terburu-buru agar cepat sampai kelas.

"Huh aman," ucap Sierra begitu sudah duduk di tempat duduknya.

"Lo kenapa Ra?" tanya Luna yang bingung dengan tingkah Sierra.

"Tadi di depan gue ketemu setan sama pangeran," jawab Sierra sontak membuat Luna tambah kebingungan.

"Hah? Lo sakit Ra?" Luna menempelkan telapak tangannya di dahi Sierra.

"Normal kok, gak panas," ucap Luna.

"Gue baik-baik aja Lunaa," balas Sierra gemas dengan Luna.

"Ya habisnya aneh sih lo," ucap Luna.

"Oh ya tadi Aruka nitip ini buat lo," lanjut Luna sembari menyerahkan sebuah kotak kecil kepada Sierra.

"Apaan?" tanya Sierra bingung.

"Mana gue tau," jawab Luna mengendikkan bahu acuh.

Sierra pun membuka kotak tersebut yang ternyata isinya adalah sebuah jam tangan. Tiba-tiba ada sebuah chat masuk di handphone Sierra.

Aruka

Ra, jam tangannya dipakai terus ya. Aku lihat ada jam tangan couple di mall, jadi aku beli deh biar bisa samaan.

Pokoknya dipakai ya!

Oke.

Send

Sierra hanya menurut, kalau tidak bisa-bisa ia mendapat masalah. Sierra pun akhirnya langsung memakai jam tangan tersebut di tangan kirinya.

---

"Halo Ky? Lo dimana? Gue udah nunggu di depan gerbang sekolah nih."

"Bentar Ra, 10 menit lagi gue nyampe."

"Cepetan, jangan ngaret."

Tut tut tut.

Sierra memutuskan panggilannya dengan Rizky. Jam pulang sekolah sudah 20 menit yang lalu, namun Rizky belum juga menjemput Sierra.

"Tau gini naik taksi aja," gumam Sierra kesal.

Sepuluh menit berlalu, tiba-tiba ada sebuah motor yang berhenti di depan Sierra.

"Permisi gue boleh nanya gak?" tanya laki-laki yang berhenti di depan Sierra tersebut.

"Ganteng banget," ucap Sierra dalam hati.

"Iya boleh, kenapa?" tanya Sierra ramah.

"Kelas XI Mipa 2 udah pada pulang ya?"

"Kebetulan itu kelas gue, lo nyari siapa?" tanya Sierra.

"Temen gue namanya Gilang."

"Oh kayaknya masih ada di dalem deh," ucap Sierra.

"Oke thanks ya, btw kenalin gue Leo." Leo mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Sierra.

"Gue Sierra," ucap Sierra dan membalas uluran tangan Leo.

"Ya udah gue masuk dulu ya," ucap Leo dan dibalas anggukkan kepala oleh Sierra.

Tepat setelah Leo memakai helm dan masuk ke dalam sekolah, Rizky datang.

"Lama banget sih Ky," ucap Sierra kesal dan langsung memakai helm.

"Lo barusan ngobrol sama siapa?" tanya Rizky menatap serius ke mata Sierra.

"Tadi ada orang nanya doang," jawab Sierra yang sekarang sudah naik ke atas motor Rizky.

"Udah ayo cepetan jalan, nanyanya entar aja."

Rizky pun menurut dan segera melajukan motornya menuju tempat pemotretan Sierra.

--

"Jadi tadi lo ngobrol sama siapa?" tanya Rizky begitu mengantarkan Sierra ke rumah selesai pemotretan.

"Kenapa sih Ky, tumben banget lo nanya beginian."

"Jawab aja Sierra sayang," ucap Rizky lembut. Pasalnya ia seperti mengenal motor dari orang yang tadi berbicara dengan Sierra.

"Aduh namanya siapa ya, gue lupa," ucap Sierra.

"Ah Leo, iya namanya Leo," lanjut Sierra membuat Rizky terkejut. Ternyata dugaannya benar.

"Besok-besok lo jangan mau diajak ngobrol sama dia," ucap Rizky tegas.

"Apa-apaan sih Ky, kok lo sekarang ngelarang gue kayak gini," ucap Sierra heran.

"Ini demi kebaikan lo Ra, percaya sama gue."

To be continued...