Happy reading!
"Kalian tau gak sih?" tanya Alya kepada Sierra dan Luna yang sudah duduk manis di kelas.
"Kenapa Al?" tanya Luna balik.
"Masa kemarin bang Dimas berantem sama ceweknya di mobil," jawab Alya sembari mengingat kejadian kemarin saat pulang.
"Wih seru dong," ucap Sierra yang langsung mendapat pukulan kecil dari Luna.
"Aw, lo kok malah mukul gue sih Lun."
"Lo suka ngadi-ngadi emang ya," ucap Luna kesal.
"Ngadi-ngadi? Bahasa dari mana?" tanya Alya tak mengerti.
"Masa lo kagak tau Al?" tanya Sierra yang dijawab gelengan kepala oleh Alya.
"Makanya belajar kbbk," lanjut Sierra.
"Kbbk apaan lagi?" tanya Alya yang makin tak paham.
"Kamus besar bahasa keanu," jawab Sierra dan Luna bersamaan hingga disusul gelak tawa.
"Kalian berdua deh yang gak waras," ucap Alya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Eh Al terus abang lo putus gak?" tanya Sierra.
"Ra serius lo bener-bener deh," ucap Luna menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Apaan sih orang gue nanya doang juga," balas Sierra.
"Iya putus, soalnya abang gue paling gak suka di selingkuhin."
"Yes!" seru Sierra.
"Kok lo malah seneng setan," ucap Luna.
"Berarti gue ada kesempatan dong Al," ucap Sierra dengan nada candaan.
"Iya ada kok Ra." Bukan Alya, malah Luna yang membalas perkataan Sierra.
"Ada kesempatan buat jadi asisten rumah tangga di rumahnya Alya," lanjut Luna.
"Ah sialan lo."
"Udahlah ayo ke lapangan aja, pak Gi udah nunggu buat olahraga."
Mereka bertiga pun berjalan menuju lapangan, karena hari ini jadwal olahraga untuk kelas mereka.
"Selamat pagi, hari ini kita penilaian sepak bola. Kalian pemanasan dulu, lalu ambil bola 2 di ruang olahraga. Paham?"
"Paham pakk."
Setelah selesai pemanasan, Sierra ditugaskan mengambil bola di ruang olahraga. Hal itu membuat Sierra kesal karena harus melewati ruang osis terlebih dahulu.
"Ih kenapa harus gue sih, kesel banget gue," gumam Sierra kesal.
Brukk
"Eh sorry gue gak sengaja," ucap Sierra yang tak sengaja menabrak orang di depannya sehingga buku yang dibawa orang itu terjatuh.
"Gak punya mata lo ya?" ucap Amel, orang yang ditabrak Sierra barusan.
"Santai dong, kan gue gak sengaja," balas Sierra.
"Gimana rasanya dikalahin sama kembaran sendiri?" tanya Amel.
Sierra mengernyit bingung dengan perkataan Amel.
"Iya kan? Lo yang udah ngejar-ngejar Aro tapi yang dapat malah Aruka. Sierra Sierra kasian banget sih lo," ucap Amel membuat Sierra mendengus kesal.
Sierra memilih untuk kembali berjalan menuju ruang olahraga, namun Amel menghadang Sierra.
"Minggir, gue mau lewat."
"Gue bisa ngasih tau lo sesuatu tentang mereka, Aro sama Aruka." Sierra mengernyit heran mendengar perkataan Amel.
"Gak butuh," ucap Sierra.
"Oh ya? Okay, jangan nyesel ya." Amel berjalan menjauh dari Sierra.
"Hati-hati sama kembaran lo sendiri," bisik Amel sebelum benar-benar pergi.
Sierra mengabaikan perkataan Amel dan segera mengambil bola.
"Sierra kamu kemana aja? Ngambil bola lama banget," ucap pak Gi setelah Sierra sampai di lapangan.
"Tadi ketemu setan di jalan pak," ucap Sierra lirih.
"Kenapa Sierra?" tanya pak Gi.
"Eh enggak pak gak ada apa-apa," jawab Sierra meringis kecil.
---
"Kenapa?" tanya Sierra saat bertemu Aruka di parkiran sekolah.
"Aku mau ngajak kamu ke butik," jawab Aruka membuat Sierra mengernyit bingung.
"Ngapain?"
"Buat pernikahan papa, biar gaun kita samaan Ra," ucap Aruka dengan senyum lebar.
"Enggak deh, mama udah nyariin gaunnya buat gue," tolak Sierra membuat senyum di wajah Aruka menghilang.
"Oh okay, padahal aku pengen banget tapi gapapa. Ya udah aku duluan Ra," ucap Aruka dan berjalan pergi menjauh dari Sierra.
"Lo jahat banget beb."
"Heh anjir sejak kapan lo ada di sini," ucap Sierra terkejut dengan kedatangan Rizky yang tiba-tiba.
"Sejak zaman dinosaurus," balas Rizky asal.
"Serius woy, kok lo bisa masuk sih?" tanya Sierra.
"Ya bisa lah orang gerbangnya aja kebuka gimana sih lo oneng," jawab Rizky mendorong kening Sierra pelan.
"Terus lo mau ngapain ke sini hah?" tanya Sierra mengernyit bingung.
"Santai aja dong sayang, jangan bentak-bentak gitu." Rizky turun dari motonya dan merangkul bahu Sierra.
"Udah deh lo mau apa?" tanya Sierra mendengus kesal.
"Mau nganterin pulanglah, ayo cepetan." Rizky naik ke atas motornya dan menyerahkan helm kepada Sierra.
"Hah? Lo gak liat gue bawa mobil?"
"Enggak," ucap Rizky sembari menggelengkan kepalanya.
"Ih bodoamat gue pulang sendiri," ucap Sierra yang hendak melangkah pergi namun tangannya dicekal oleh Rizky.
"Cepetan nurut aja, lo gak mau dianter pulang sama gue?"
"Gak," jawab Sierra tegas.
"Naik cepetan tuan putri," ucap Rizky lembut. Namun Sierra tak kunjung bergerak dari tempatnya.
"Sekali-kali nurut kek sama gue."
"Oke iya," ucap Sierra yang akhirnya naik ke atas motor Rizky.
"Nah gitu dong, pinter."
"Sumpah gue kesel banget sama lo Ky."
"Gue juga sayang sama lo Ra."
To be continued...