[Ditemukan potongan tubuh seorang perempuan di tempat pembuangan barang bekas. Anggota tubuhnya dipotong menjadi 12 bagian dan di masukkan ke kulkas bekas. Kepolisian Medan sedang menyelidiki kasus ini. Diduga pelaku pembunuhan ini adalah orang yang sama dengan pelaku pembunuhan berantai akhir-akhir ini. Pembunuh yang menghakimi orang-orang yang melakukan tindak kriminal]
Arjuna memindah saluran televisinya menjadi kompetisi memasak. Ia mual melihat berita terkini yang isinya selalu saja tentang pembunuhan. Terhitung satu minggu sejak meninggalnya Agnimaya karena Arjuna terlambat menyelamatkan kakaknya itu. Kini sikap Arjuna berubah semakin dingin kepada siapa saja. Bahkan, kepada ibu panti yang selama ini merawatnya.
Cklek!
Pintu terbuka, menampilkan sosok Ibu Sri yang selalu terlihat hangat setiap saat. Ia membawa nampan berisi makanan. Diletakkannya nampan itu tepat di nakas sebelah Arjuna berada. Arjuna hanya sendirian di kamar yang dihuni 6 anak laki-laki yang tinggal di panti asuhan ini.
Padahal, ketika lulus SMA nanti, Arjuna berencana keluar dari panti asuhan ini dan tinggal bersama Kak Nimay-nya. Namun, takdir berkata lain. Sekarang, Arjuna pun tidak tahu ia berjuang hidup untuk siapa. Arjuna telah kehilangan arah dan tujuan hidupnya. Bahkan, ia telah kehilangan Tuhannya. Arjuna sudah berubah 180°. Dia yang semasa kecil selalu sholat 5 waktu, kini malah menutup telinganya ketika mendengar adzan.
Akhir-akhir ini juga, Arjuna semakin menutup diri dari dunia luar. Yang ia lakukan seharian hanya melamun di kamar, terkadang juga ia akan menonton tv berukuran 14 inchi hadiah dari salah satu donatur di panti asuhan ini.
"Makanlah! Setelah itu minum vitaminnya, Nak! Juna tidak terlihat baik-baik saja saat ini. Jika Juna terus terpuruk seperti ini, ibu takut Juna akan sakit." Ibu Sri berucap lembut. Ia benar-benar mengkhawatirkan salah satu anak asuhnya ini.
"Kak Nimay jahat, Buk Sri. Dia telah mengingkari janjinya untuk menunggu Juna."
Saat mengatakan ini, Arjuna mengalihkan wajah dari tatapan Ibu Sri. Arjuna menatap ke luar jendela. "Akan lebih baik jika sekalian Kan Nimay dan mama mengajakku ke tempat mereka berada saat ini. Juna bingung harus melanjutkan hidup dengan cara bagaimana lagi. Juna terlihat menyedihkan 'kan, Buk?" lirih Arjuna. Terdengar sangat frustrasi.
"Jangan berkata seperti itu, Nak! Mamamu pergi, Kak Nimay juga pergi, mungkin mereka sangat disayangi Gusti Allah. Kita semua yang hidup di dunia ini adalah milik Gusti Allah, Nak. Juna tidak boleh mendahului atau pun menentang takdir yang sudah tertulis di Lauhul Mahfudz." Ibu Sri mencoba menenangkan hati Arjuna, yang mungkin saja belum sembuh itu.
Sejatinya, luka kehilangan seperti itu terlihat sangat menyakitkan daripada luka luar yang dialami Arjuna selama ini karena sering berkelahi. Ibu Sri paham apa yang dirasakan Arjuna saat ini.
Terdengar suara bel berbunyi.
"Ibuk tinggal dulu ya, Nak! Juna harus makan dan melanjutkan hidup dengan baik."
Setelah mengucapkan itu, Ibu Sri meninggalkan makanan di sebelah Arjuna dan berjalan keluar.
***
Di luar panti asuhan, seorang menunggu dengan cemas untuk segera dibukakan pintu. Adalah Hilal, kekasih Maurashika yang gagal menikahinya karena Maurashika harus dijodohkan oleh keluarganya. Selama beberapa tahun ini, Hilal mencari keberadaan putra dari cinta pertamanya itu. Dan Hilal baru menemukannya baru-baru ini.
Ibu Sri membukakan pintu. Saat melihat lelaki asing itu, kening Ibu Sri mengkerut.
"Selamat pagi, Buk!"
"Iya, selamat pagi. Anda siapa?"
Hilal menangkupkan kedua tangannya, tanda ingin bersalaman.
"Perkenalkan, nama saya Hilal, Buk. Saya yang akan mengadopsi Arjuna. Saya yang menelpon Anda beberapa hari yang lalu, menanyakan keberadaan Arjuna." Hilal mengungkapkan kedatangannya.
"Ah, ternyata Anda. Silahkan masuk!" ucap Ibu Sri lembut pada lelaki itu. Ibu Sri merasa familiar pada lelaki itu. Ternyata Hilal adalah orang yang sama dengan Bulan Sabit, penyumbang terbesar di panti asuhan ini beberapa tahun silam. Karena Ibu Sri sudah tua, jadi dia susah mengingat hal itu. Bahwa Hilal dan Bulan Sabit adalah orang yang sama.
Dan mereka membicarakan maksud kedatangan Hilal untuk mengadopsi Arjuna. Dan mereka membicarakan syarat-syarat yang harus dipenuhi Hilal.
Bersambung ....