Gu Xiang juga berpikiran sama. Andai merasa sedih, ia pun juga tidak akan memiliki nafsu makan.
Meski ada orang lain yang menyuruhnya makan, hal itu juga tidak akan membuatnya segera makan.
Kemudian Gu Xiang berkata, "Kamu istirahatlah dulu, aku juga ingin mandi."
Sekarang, Gu Xiang sudah terbiasa dengan suasana di tempat ini. Akan tetapi, ia merasa seakan baru dilecehkan oleh pria itu!
Awalnya, Gu Xiang merasa bingung memikirkan penyebab seorang gadis yang bodoh bersedia ditiduri oleh pria lain. Padahal, mereka baru saja berpacaran beberapa hari.
Sekarang, tepatnya setelah memahami ucapan Bai Wei, ia jadi merasa bahwa Jiang Chi adalah salah satu penjahat yang suka memanfaatkan gadis-gadis dalam hal-hal yang tidak manusiawi.
Seperti tindakan pria itu barusan, tampaknya dia sedang sengaja menjebaknya!
Wah…, terlalu menakutkan!
Gu Xiang pun baru beranjak untuk segera pergi, namun ia mendengar Jiang Chi berkata, "Kamu bisa masak?"
Mendengar itu, Gu Xiang langsung membalikkan badan dan menatap pria itu dalam-dalam. Ia tampaknya ingat bahwa pria itu barusan mengaku sedang tidak ingin makan!
Anehnya sekarang, mengapa Jiang Chi malah bertanya demikian? Sungguh, pertanyaan itu hampir membuatnya tertawa. Gu Xiang pun kemudian menjawab, "Tidak terlalu bisa, tetapi aku masih bisa bila hanya memasak mie. Apakah kamu mau kumasakkan sedikit?"
Jiang Chi menatapnya, "Boleh."
Biasanya, Jiang Chi hanya tinggal sendiri. Ketika pulang pun, ia juga hanya sendirian di sini dan tidak ada yang menemaninya di rumah ini. Mungkin, hal ini juga yang membuatnya lebih betah bekerja ketimbang pulang ke rumahnya sendiri.
Tepatnya, Jiang Chi selalu merasa rumah ini tidak terasa sebagai tempatnya pulang.
Sekarang ada satu orang lagi yang tinggal di rumahnya. Ketika ia merasa sedih, orang itu masih bisa memperhatikannya sebentar.
Merasakan ada kehadiran orang lain di rumah ini pun tampaknya juga tidak terlalu buruk!
Gu Xiang sedang di dalam dapur dan memotong daun bawang. Sejak kecil, ia sering masak sendiri dan teknik memasaknya pun lumayan terlatih.
Kemudian setelah pindah ke rumah Keluarga Meng, ada ibunya yang masak dan Keluarga Meng sendiri juga mempekerjakan seorang bibi untuk membantu melakukan pekerjaan rumah. Jadi, Gu xiang pun juga tidak perlu memasak lagi.
Ya, seorang anak yang masih memiliki ibu pasti masih bisa bahagia. Setidaknya anak-anak seperti itu tidak perlu merasakan penderitaan seperti dirinya saat masih kecil. Saat itu, Gu Xiang harus melakukan semua kewajibannya secara mandiri.
Setelah memasak mie, Gu Xiang membawanya keluar dapur dan melihat Jiang Chi sedang bersandar di soda. Tangan pria itu sedang tergeletak santai sambil menutup matanya di sofa dan kelihatannya sedang tertidur.
Pemandangan saat melihat pria itu duduk di sana, sungguh seperti melihat lukisan yang indah. Di bawah sinar cahaya lampu, semua fitur wajahnya tampak begitu sempurna.
Gu Xiang pun menegur, "Jiang Chi, ayo makan!"
Jiang Chi membuka mata, sepasang mata yang hitam itu seperti menyimpan satu bintang dan mampu membuat orang terpesona.
Pria itu pun berdiri dan berjalan ke meja makan. Ia langsung duduk dan melihat mie yang dimasak Gu Xiang untuknya. Dalam hidangan mie itu, ada tambahan telur dan beberapa potongan sosis.
Gu Xiang berkata, "Kamu coba dulu, aku tidak yakin hidangan ini akan sesuai dengan seleramu. Sebenarnya, mie buatan ibuku sangat enak. Kalau ada kesempatan, kamu bisa mencobanya…"
Gu Xiang seketika tidak menyelesaikan ucapannya. Ia langsung terdiam dengan perasaan ragu.
Jiang Chi yang melihatnya pun bertanya, "Ada apa?"
Dalam sekejap, Gu Xiang menutup matanya dan berkata, "Tidak ada apa-apa."
Walaupun mengetahui ibunya tidak menyayanginya, ia merasa dirinya sangat bodoh karena teringat dengan permintaan ibunya itu.
Di dalam hatinya, Gu Xiang selalu merasa bahwa ibunya adalah segalanya baginya dan salah seorang yang paling baik dalam keluarga aslinya.
Saat masih anak-anak, ia paling suka mie buatan ibunya. Setelah bertahun-tahun ibu tidak ada disampingnya, ia juga merindukan masakan ibunya itu.
Walau demikian, Gu Xiang juga pernah belajar membuatnya. Sayangnya, ia juga tidak berhasil membuat mie dengan aroma dan rasa yang sama.
Jiang Chi mencicipi dan berkata, "Hmm… boleh juga."
Gu Xiang terdiam sejenak dan menatap Jiang Chi dengan ketus. Kemudian, ia pun berkata, "Kamu pasti ingin mengatakan tidak enak, ya!"
Huh! Gu Xiang sebenarnya sudah mengira bahwa Tuan Muda satu ini memang orang yang pemilih. Melihat makanan yang dibuatnya ini, tampaknya pria itu tidak terlalu menyukainya.
Jiang Chi kemudian menjawab, "Ya, masih lumayan. Lagi pula, kita juga tidak memiliki makanan lain untuk di makan."
Merasa bahwa nada bicara pria itu seakan sedang meremehkannya, kening Gu Xiang mengerut kesal dan menggerutu dalam hati. Sungguh, ia menyesal telah membuatkan makanan untuk pria itu! Tanpa sadar ia seperti sedang mempermalukan dirinya sendiri.
Pria yang sejak lahir sudah menjadi tuan besar, bagaimana mungkin bersedia memakan hidangan rumahan seperti buatannya ini?
Gu Xiang membalikkan mata putihnya di depan pria itu dan berkata dingin, "Aku mau pergi tidur."
Gadis ini pun segera masuk ke dalam kamar tamu dan menutup pintu. Ia pun tidak keluar lagi.
Jiang Chi melihat bayangan gadis itu masuk ke dalam kamar. Sungguh, istrinya ini tidak bisa mengatur emosinya. Gadis itu bahkan mudah sekali merasa tersinggung.
Jiang Chi pun memperhatikan hidangan mie dalam mangkuknya itu. Meski cita rasa hidangan ini bukan yang biasa dimakannya, tetapi… rasanya masih agak unik. Jiang Chi pun langsung menyantap semangkuk mie itu hingga habis.