Gu Xiang langsung pergi ke teras, ia berdiri di teras dan cahaya matahari menyinari dirinya. Angin sejuk di pagi hari pun bertiup ke rambutnya.
Pada saat seperti ini, penampilan gadis ini terasa sangat menarik. Akan tetapi, hanya memblokir Meng Yan saja, hal itu sudah membuat ibunya menegurnya pagi-pagi sekali.
Gu Xiang pun menjawab dengan ketus, "Iya! Kenapa?"
"Dia hanya mengatakan dua nasihat saja dan kamu sudah memblokirnya! Apa kamu tidak merasa sudah bersikap keterlaluan?" Ibunya bertanya dengan nada kesal, "Kamu baru menikah dengan Keluarga Jiang, apa semudah itu melupakan keluargamu sendiri?"
"Ibu! Walaupun Ibu adalah ibu kandungku, tetapi perlu aku ingatkan bahwa menikah dengan Keluarga Jiang adalah demi membantu kalian. Kalau kalian tidak mengasihaniku, aku bisa saja memintanya bercerai sekarang. Nanti kalau ada apa-apa dengan Keluarga Meng, jangan sampai kamu menyalahkan aku, ya!" Tegas Gu Xiang.
"Kamu…." Mendengar perkataan seperti itu, ibunya sangat marah sampai tidak bisa membalas.
Gu Xiang tidak akan memperdulikannya. Ia saja sudah merasa sangat menyesal menerima pernikahan ini. Sekarang, ia masih harus disalahkan oleh mereka berdua. Apakah kenyataan ini masih masuk akal?
Gu Xiang berkata, "Aku masih banyak kesibukan, kututup dulu."
Gu Xiang menutup telepon dan melihat layar ponselnya sejenak. Ia tidak berkata apapun dan lanjut melangkah begitu saja. Ia sudah bersiap untuk keluar dari rumah ini.
Bibi melihat Gu Xiang yang mau pergi pun menegurnya, "Nyonya, tidak sarapan dulu dan baru pergi setelahnya?"
"Aku tidak mau makan, tidak ada nafsu makan." Perasaan Gu Xiang sedang tidak baik hari ini.
Kalau sudah seperti ini, ia hanya ingin berdiam menyendiri.
Baru sampai di depan pintu dan masih belum membuka pintu, seketika ia mendengar suara Jiang Chi yang seolah memerintah, "Kembali!"
Nada bicaranya itu terdengar sangat serius dan galak.
Gu Xiang membalikkan kepala dan menatap pria itu. Ia hanya melihat Jiang Chi yang sedang duduk di kursi meja makan. Tangan pria itu tampak memegang kain dan sedang mengelap kedua telapak tangan yang indah itu.
Jari tangan yang panjang…. Gu Xiang seolah bisa membayangkan pria itu mengambil pisau operasi dengan sangat pasti dan tidak menunjukkan keraguan sedikitpun.
Sekarang wajahnya yang sangat serius itu memperlihatkan ekspresi wajah yang dingin.
Gu Xiang pun bertanya, "Tuan Jiang, apa ada masalah?"
"Bibi sudah membuatkanmu sarapan. Apa kamu tidak bisa makan sebentar dan pergi setelahnya?"
"Aku sudah mengatakan bahwa aku ada urusan, tidak bisa menunda untuk makan!" Ucap Gu Xiang lalu berbalik untuk segera melangkah keluar.
Jiang Chi pun kembali menegurnya, "Kamu masih berani keluar dari rumah ini."
Pria ini sesungguhnya bukan orang yang memiliki karakter yang baik.
Selain itu, ia sudah dianggap sangat pandai sejak kecil. Bahkan, dapat melakukan apapun dengan hasil yang terbaik.
Ketika pria itu berpendapat bahwa hal yang ditunjuknya itu adalah benar, maka semuanya harus mendengarkan perkataannya.
Jadi, sikapnya pun terasa lebih dominan
Namun Gu Xiang yang melihatnya seperti itu langsung tertawa. "Tuan Jiang, apa kamu sungguh ingin mengurusku?"
Ketika menyuruhnya pindah ke sini, pria itu sama sekali tidak mengatakan akan mengurusnya.
Kalau dari awal mengetahui ini, apa ia masih mau pindah ke sini?
Gu Xiang sudah terbiasa dengan hidup dirinya sendiri dan paling tidak suka bila ada orang yang mengatur kehidupannya.
Jiang Chi menatapnya dan berkata, "Oh, menurutmu, aku tidak bisa mengurusmu?"
Sudut mulut Gu Xiang tersenyum sinis, "Orang tuaku saja tidak mengurusku, apalagi kamu? Siapa kamu sampai berani mengendalikanku?"
Jiang Chi sudah selesai mengelap semua jarinya dan meletakkan kain itu.
Ia menatap Gu Xiang dan berkata, "Kalau begitu kebetulan sekali. Di dunia ini, tidak ada satu orang pun yang tidak bisa kuurus. Kalau kamu keluar sekarang, maka jangan berharap bisa pulang ke sini lagi!"
Bibi yang berada di samping hanya melihat perdebatan antara Jiang Chi dan Gu Xiang. Tampaknya kedua orang ini sedang berperang dan membuatnya tidak berani menengahi mereka berdua. Ia memilih bersembunyi di dalam dapur.
Pada saat ini, Gu Xiang seketika berkata, "Kalau tidak boleh pulang, aku juga tidak akan kembali ke sini. Lagi pula, kapan aku pernah bilang bila aku menyukai tempat ini?!"
Gu Xiang pun tidak terburu-buru untuk pergi. Ia kembali ke kamar dan mulai mengemasi barangnya.
'Dasar pria! Berengkek semua!'
Sudah tahu perasaannya sedang buruk, masih saja berani menyiksanya!
Baru saja pindah dan tinggal dua malam di sini saja sikapnya sudah seperti itu. Kalau dilanjutkan, bukankah akan lebih parah!
Perlakuan seperti ini tidak bisa diterima olehnya!
Gu Xiang sedang melempar baju-bajunya ke dalam koper. Ia juga mengambil baju dalamnya yang sedang dijemur di teras kemarin malam dan mengambil pakaian lainnya. Ia pun sudah bersiap untuk pulang.
Akan tetapi, Jiang Chi langsung masuk ke kamarnya.
Pria itu berdiri di pintu. Tubuh pria itu sebenarnya cukup tinggi, sosoknya pun jadi terlihat tinggi di pintu itu. Melihat Gu Xiang baru saja mengambil dalamannya dari teras rumah, ia pun masuk dan berkata, "Apa yang sedang kamu lakukan?"