Gu Xiang mengambil baju dan masuk ke dalam kamar mandi. Kemudian ia lanjut mandi. Sejak kemarin, ia menginap di toko. Jadi, belum mandi sejak sore. Apalagi selama seharian ini, ia ada di luar.
Ketika keluar, Gu Xiang sudah mengenakan kaos yang dipinjamkan Jiang Chi.
Kaos tersebut sangat panjang, Gu Xiang bisa mengenakan kaos itu layaknya gaun rumahan.
Setelah mandi, Gu Xiang berbaring di atas ranjang dan tiba-tiba memikirkan Jiang Chi. Ya, gadis ini sedang tidur di kamarnya. Lalu, pria itu tidur di mana?
*****
Biasanya, Jiang Chi hanya sibuk dengan pekerjaannya. Tidak jarang saat berada di ruang kerjanya, ia bisa berbaring di atas sofa dan tertidur di sana.
Pada saat ini, Jiang Chi memang tertidur di sofa ruang tamu. Bila membereskan kamar tamu sekarang, hal itu akan terlalu merepotkan. Tentu ia terlalu malas untuk melakukannya.
Setelah membuang niat itu, tangannya mengambil buku tentang kedokteran dan tampak fokus membacanya. Akan tetapi, seketika pikirannya memikirkan Gu Xiang.
Untuk pria yang sudah terbiasa hidup sendiri, ia biasa menyiapkan kamar untuk dirinya sendiri dan satu kamar untuk rekan kerjanya menginap. Namun sekarang, ada seorang gadis di rumahnya. Hal ini terasa.... agak tidak biasa baginya.
Pria ini pun termenung...
Tidak lama kemudian, Jiang Chi segera melupakan pikirannya itu dan langsung meletakkan bukunya. Ia mulai berbaring dan bersiap untuk tidur.
Meski sudah bersiap untuk tidur, anehnya Jiang Chi masih belum bisa tidur sampai pukul dua subuh.
Ini sama sekali tidak mirip dengan kebiasaannya ketika sudah menyentuh ranjang, ia akan tertidur begitu saja.
….
Kembali ke kamar utama...
Pintu kamar itu perlahan terbuka dan Gu Xiang tampak ingin berjalan keluar.
Gu Xiang sudah menahan terlalu lama dan merasa sangat haus. Ia ingin keluar dan minum segelas air. Ketika mau keluar, ia melihat Jiang Chi sedang tertidur di sofa. Meski demikian, lampu di sampingnya juga masih menyala.
Gadis ini pun keluar dari kamar dan harus melewati pria itu untuk mengambil segelas air.
Gu Xiang berkata, "Hah… Aku ingin minum air." Nadanya ini terdengar agak enggan begitu melihat pria itu.
Kemudian Gu Xiang langsung pergi mencari gelas dan menuangkan air.
Jiang Chi sendiri tampak berbaring di sofa dan tidak bergerak. Ia melihat gadis itu mengenakan bajunya dan berjalan melewatinya.
Sejujurnya, Jiang Chi tidak tertarik dengan perempuan, bukan karena membencinya. Di dalam matanya, perempuan dan pria itu sama saja. Bisa dikatakan, cara pandangnya tidak ada bedanya dengan memandangnya sebagai seorang pasien.
Namun tidak tahu alasannya, ketika melihat gadis itu berjalan melewatinya, jantungnya tiba-tiba berdebar dengan sangat cepat.
….
Tidak butuh waktu lama, Gu Xiang pun selesai minum. Ia membalikan kepala dan melihat Jiang Chi sedang memperhatikannya. Kemudian ia berkata, "Cepat tidur."
Setelah berkata dengan dingin seperti itu, Gu Xiang pun berjalan masuk ke dalam kamar. Ia menutup pintu dan melanjutkan tidurnya.
Pagi hari, Gu Xiang baru membuka mata dan melihat Jiang Chi membelakanginya. Ia sedang berdiri di depan cermin dan mengganti bajunya.
Jiang Chi sedang memasang dasi di depan cermin. Bersamaan dengan itu, ia juga melihat Gu Xiang memperhatikannya di belakangnya. Saat menyadari itu, Gu Xiang langsung duduk dan berkata, "Pagi."
Jiang Chi berkata, "Nanti kamu bawa semua barangmu dan pindah ke sini. Tinggallah di sini selama dua hari, setidaknya sampai kamu sudah sembuh sepenuhnya. Jika kamu masih ingin mencari rumah, aku juga tidak akan mengurusnya."
"Aku hari ini sudah sembuh." Gu Xiang berkata demikian, namun suaranya jelas masih serak.
Walaupun sudah tidak demam lagi, tetapi tidak secepat itu juga bisa langsung sembuh total.
Jiang Chi mendengarkan perkataannya dan langsung tertawa, "Kenapa, tidak berani pindah dan tinggal denganku? Takut aku akan tertarik denganmu? Tenang saja, seleraku sangat tinggi."
Gu Xiang tertegun sampai membelalakkan mata saat mendengar pernyataan sinis pria itu. Meski demikian, ia tidak menjawab. Ia tahu pria itu sedang menjebaknya untuk tinggal.
Akan tetapi, apa maksud dari pria itu?
Apakah Gu Xiang seburuk itu?
Gadis ini pun menatap Jiang Chi dengan kesal. Dengan perasaan yang tidak mau kalah, ia pun membalasnya. "Itu juga bukan hal yang tidak mungkin terjadi! Dengan postur badanku dan penampilanku, tidak ada pria normal yang bisa menolak godaanku…. Kecuali…. Dia tidak bisa...."
"Dia tidak bisa", tiga kata itu sengaja diucapkan dengan penekanan tertentu.
Jiang Chi hanya terdiam, mencoba memahami maksud dari ucapan gadis itu.
Tidak hanya di situ saja, Gu Xiang berkata sambil menatap ke bagian bawah Jiang Chi dan berkata, "Tuan Jiang beberapa tahun ini pun tidak pernah terlihat ada perempuan yang dekat denganmu…. Apakah kamu punya masalah?"
Beberapa tahun ini, Gu Xiang sudah banyak belajar memahami dunia di luar sana. Dari situ ia belajar bahwa manusia pada umumnya tidak akan mau rugi.
Jadi, saat ada pihak lain menyiksanya, maka ia akan membalas perlakuannya itu dua kali lipat lebih sadis.
Pria sialan ini mengatakan bahwa Gu Xiang tidak tampak cantik dan memiliki sikap yang anggun. Jadi, ia pun merasa perlu membalasnya dengan perkataan yang lebih tajam. Lagi pula, ia tahu bahwa para pria selalu tersinggung bila membahas hal yang demikian.
Mendengar itu, tangan Jiang Chi yang baru ingin memasang dasinya, seketika menghentikan gerakannya dan membalikkan badannya.
Jiang Chi berjalan mendekati Gu Xiang. Melihat Gu Xiang sudah bangun, pria ini sengaja menekan Gu Xiang agar kembali berbaring di tempat tidur. "Mengenai bisa atau tidak bisanya aku, apa Nona Gu mau mencobanya?"