Chapter 21 - Tinggal Dirumahnya

Sebenarnya Gu Xiang waktu itu juga memiliki karakter yang sangat aktif dan sering membuat keonaran. Tidak jarang hal itu menjadi masalah untuknya.

Sampai setelah ibunya pergi, tidak ada orang rumah lagi yang dapat melindunginya dari segala kesalahannya. Walaupun hanya melakukan kesalahan yang sangat kecil seperti memecahkan mangkok, hal itu sudah dipukul oleh ayahnya. Tidak jarang, ia langsung mendapatkan tamparan tetapi itu juga sudah menjadi kebiasaan di rumah.

Pada waktu ulangan, Gu Xiang tetap akan mendapat pukulan meski hanya salah menjawab satu pertanyaan.

Ya, ayahnya sangat keras terhadapnya. Lebih dari keras, bahkan hampir mirip seperti orang gila.

Setelah beberapa tahun ayahnya meninggal, semua trauma masih ada di dalam hati Gu Xiang. Ia biasanya masih sering bermimpi ketika dirinya dipukul oleh ayahnya.

Di dalam mimpinya sendiri, Gu Xiang masih menjadi pribadi yang lemah dan kecil. Ia sama sekali tidak bisa membalas.

Bersembunyi di dalam kegelapan, tidak ada cahaya yang memudahkannya melihat apapun.

Sampai akhirnya….

"Gu Xiang!" Ia dibangunkan oleh Jiang Chi.

Gu Xiang secara perlahan membuka mata dan melihat wajah Jiang Chi yang tampan serta hangat. Walau biasanya terlihat dingin, namun kali ini tampak memberikan keamanan padanya.

Jiang Chi adalah seorang dokter, tentu ia memiliki sikap yang lembut dan tidak mungkin mau memukul orang. Kepribadian seperti inilah yang membuat Gu Xiang merasa tenang ada di dekatnya.

Mereka berdua saling menatap, Gu Xiang tampak bingung. Ia menyadari matanya terasa sedikit basah.

Ya, Gu Xiang bermimpi tentang ayahnya lagi!

Hampir setiap kali bermimpi, bahkan di dalam mimpi pun, air matanya juga akan benar-benar terjatuh.

Gu Xiang melepaskan selimut dan menghindari tatapan dari pria itu. Ia langsung bergegas ke kamar mandi dan menutup pintu.

Gu Xiang membuka kran air dan menepukkan air ke wajahnya. Ia ingin membuat dirinya terlihat lebih sadar.

Sepertinya dalam jangka beberapa waktu, ingatan masa kecilnya berubah menjadi mimpi buruknya.

Sebenarnya, Gu Xiang sekarang sudah merasa bahwa dirinya sudah semakin mandiri dan tidak memerlukan bantuan apapun dari orang lain. Setidaknya, dirinya sudah tidak peduli dengan masa lalunya. Walau demikian, trauma yang sudah disembunyikan di dalam hatinya, masih tetap menghantuinya.

Mungkin ini akan menghantuinya untuk seumur hidup!

Memikirkan dirinya telah menangis di depan Jiang Chi, membuat Gu Xiang merasa sangat malu.

Kemudian, ia memikirkan dirinya yang harus kembali ke toko. Ia pun bergegas untuk merapikan penampilannya dan baru keluar dari kamar mandi.

*****

Di luar rumah, perlahan-lahan langit mulai menurunkan hujan. Air hujan secara gemerisik memukul ke kaca jendela dan Jiang Chi sudah berganti sandal rumah serta melepaskan jas dokternya. Tangannya sedang mengambil remote untuk menutup gorden.

Rumahnya ini tidak memiliki banyak kamar, tetapi tempat ini cukup luas dan setiap ruangan juga cukup luas.

Melihat Gu Xiang sudah keluar, tatapan Jiang Chi langsung tertuju pada gadis itu.

Gu Xiang sekarang paling takut bila pria itu melihatnya. Memikirkan tentang tindakannya yang memalukan tadi, ia sangat takut Jiang Chi akan menertawakannya.

Gu Xiang selalu merasakan pria itu seperti dapat melakukan hal seperti itu.

"Apa yang kamu mimpikan tadi?"

Ternyata pria itu bertanya.

Ada nada kekhawatiran yang tidak terduga dari pertanyaan itu.

Pada saat ini di depan Gu Xiang, pria itu seolah bukan menjadi suami yang menikah dengannya, tetapi menjadi sosok seorang dokter.

Gu Xiang menjadi lebih tenang dan menjawab, "Tidak ada apa-apa."

"Ini ada hubungannya dengan masa lalumu?" Pertanyaan berikutnya dari pria itu langsung mengarah ke rahasia yang disembunyikannya.

Perasaan seperti ditelanjangi ini membuat Gu Xiang sangat tidak nyaman.

"Tidak ada hubungannya denganmu."

Untungnya, Jiang Chi tidak melanjutkan topik itu. Ia mulai membahas masalah yang terjadi saat ini, "Diluar sedang hujan, malam ini kamu tidur di sini saja. Lagi pula, sudah larut malam. Aku juga sudah lelah dan tidak ingin pergi ke sana lagi. Kamu boleh mandi dan baju gantimu sudah aku letakkan di sana."

Setelah selesai berbicara, Jiang Chi meletakkan remote itu dan mengambil satu buku tentang kedokteran di samping rak. Kemudian, ia menutup pintu kamar.

Melihat tindakan yang tidak terduga dari pria yang dingin itu, Gu Xiang hanya diam melihat. Lebih tepatnya, hatinya tertegun tidak percaya.

Jiang Chi sepertinya bisa melihat bahwa Gu Xiang sangat tidak leluasa dengan situasi sekarang. Jadi, ia langsung memberikan ruangan lebih untuk gadis itu sendiri.

******

Di samping sofa, ada pakaian yang sudah dicuci dan diletakkan oleh pria itu. Pakaian itu berupa t-shirt putih dan satu celana.

Baju itu sudah pasti untuk dipakainya.

Akan tetapi, rasanya aneh juga. Jiang Chi adalah pria yang tidak pernah mendekati perempuan. Jadi, bagaimana mungkin memiliki baju perempuan?

Gu Xiang termenung sejenak memikirkannya.