Pada saat muda, Tuan Besar Jiang mendapat pendidikan terbaik di luar negeri. Sebenarnya, orang tua ini bisa memilih tinggal di luar negeri. Akan tetapi, ia sangat mencintai negaranya dan memutuskan untuk pulang ke negaranya sendiri.
Setelah pulang ke negaranya, ia membuat banyak kontribusi yang besar kepada pendidikan dan teknologi. Banyak orang penting di negeri ini sangat menghormati jasa-jasanya.
Namun sekarang, beliau sudah tua dan sangat jarang keluar rumah untuk bertemu orang-orang. Hanya karena Jiang Chi adalah cucu yang paling disayanginya, maka semua orang hari ini mendapat kesempatan untuk bertemu dengannya.
Gu Xiang yang melihat kakek itu, sebenarnya juga merasa sangat senang. Walau ia tidak begitu tertarik dengan kekayaan orang kaya, tetapi terhadap pahlawan tua yang mencintai negaranya tentu akan sangat dihormatinya.
Kakek Jiang menyapa Paman Meng dan ibunya. Kemudian, ia menatap ke arahnya. Hari ini, Gu Xiang adalah pemeran utama dalam pesta ini.
"Cucu menantu! Sini, perlihatkan dirimu kepada kakek…,"
Melihat Kakek Jiang yang begitu ramah, membuat Gu Xiang agak terkejut.
"Kakek."
Ketika masih sekolah di tingkat menengah, nama kakek ini juga sempat masuk di dalam buku pelajarannya. Namun tidak disangka, sekarang bisa bertemu dengan orang itu tepat di depan matanya.
Ada perasaan hormat yang tiba-tiba muncul dalam hatinya.
Gu Xiang pun duduk di tempat duduk yang dekat dengan Kakek Jiang.
Kakek Jiang melihat Gu Xiang bertanya sapa tentangnya dan mengangkat kepala untuk melihat ke arah Tuan Du, "Jiang Chi mana? Kenapa masih belum turun?"
Tuan Du langsung menjawab, "Aku akan memanggilnya sekarang."
Jiang Chi seharusnya tidak pergi bekerja hari ini. Meski telah mendapatkan hari libur, namun ia malah dikurung kakeknya di dalam kamar. Ia tidak diperbolehkan pergi ke manapun.
Kakek Jiang berkata, "Dasar anak menyebalkan. Istrinya sudah datang juga tidak cepat-cepat ke sini. Ayo, segera suruh dia turun!"
Kakek Jiang memerintahkan dengan sangat serius.
Gu Xiang yang duduk di samping melihat Kakek Jiang yang begitu galak. Ia pun langsung mengingat kejadian kemarin di rumah sakit saat bertemu pria yang sangat sombong itu. Meski tampak sombong, namun tidak menyangka bahwa di rumah ini pria itu bisa dimarahi seperti itu.
Gu Xiang dengan ramah berkata, "Dia sibuk, pasti ada urusan. Kalau tidak mau turun juga tidak menjadi masalah untukku."
"Bagaimana boleh?" Mata Kakek Jiang seketika melebar dan berkata, "Gu Xiang, kamu tentu tidak mudah untuk menjadi bagian dari keluarga kami. Kalau Jiang Chi menyiksamu, kamu harus ingat untuk memberitahukannya kepada kakek, ya! Kakek pasti akan mendukungmu dan memarahi Jiang Chi."
Melihat Kakek Jiang yang ingin melindunginya, tentu perkataan orang tua ini membuat hati Gu Xiang sangat hangat. Perasaan asing di rumah Jiang pun berkurang.
Tidak lama kemudian, Tuan Du turun. Anehnya, hanya dia sendiri yang turun dan Jiang Chi belum kelihatan akan turun.
Tuan Du mengatakan kepada kakek Jiang, "Jiang Chi masih di atas, dia meminta Nyonya untuk ke atas agar dapat menemuinya."
Kakek Jiang yang mendengar ini langsung merasa tidak senang. Ia pun membentak, "Apa yang telah membuatnya jadi sesombong itu? Apakah harus aku sendiri yang mengundangnya turun?"
Tuan Du menjelaskan, "Tuan Muda mengatakan bahwa ingin berbicara dengan Nyonya sendiri. Ia merasa tidak terlalu bebas bila ada kita di dekatnya!"
Gu Xiang langsung tercengang mendengar ucapan Tuan Du.
'Dasar pria brengsek!'
'Benar-benar ditinggalkan berdua saja!'
Untungnya Kakek Jiang mudah dihibur. Mendengarkan ini, ia langsung tersenyum dan berkata, "Baiklah... baiklah."
Walaupun Gu Xiang lebih bersedia menemani Kakek Jiang dibawah dan tidak mau bertemu dengan Jiang Chi, tetapi semua orang malah menatapnya dengan penuh harap. Ia pun hanya bisa langsung naik ke atas.
Gu Xiang sekarang sudah menjadi Nyonya Keluarga Jiang, jadi Tuan Du langsung membawa Gu Xiang pergi ke depan pintu kamar Jiang Chi, "Tuan Jiang ada di dalam. Nyonya, silahkan masuk."
Gu Xiang membalas, "Terima kasih."
Tuan Du menjawab, "Kalau begitu, saya tidak akan mengganggu kalian."
Tuan Du berkata demikian sambil tersenyum dengan manis.
Gu Xiang pun hanya berdiri dan merasa tidak berdaya menerima perkataan seperti itu.
Gu Xiang tidak merasakan apapun. Namun setelah melihat senyuman dari Tuan Du, ia langsung merasa agak tegang.
Setelah Tuan Du pergi, Gu Xiang mengetuk pintu dan pintu terbuka.
Jiang Chi hari ini mengenakan baju putih dengan kualitas paling baik serta dipasangkan dengan celana panjang berwarna hitam. Pundaknya tampak dibalutkan dengan handuk dan tampaknya baru selesai keramas. Rambutnya pun masih agak basah.