Chereads / ISTRI SEORANG SUPERSTAR / Chapter 15 - HARI ITU TIBA

Chapter 15 - HARI ITU TIBA

Untungnya Oma Riana tidak menyadari kegalauan hati Alana, beliau justru menepuk pundaknya dan mengajaknya makan malam.

Alana mengangguk, maka setelah ia berganti baju, Alana langsung pergi ke ruang makan untuk makan malam bersama dengan Oma, Kyle dan Beni Dirga, tanpa Ken.

Alana tak peduli, hatinya masih sakit dengan perkataan Ken tadi, jadi usai makan malam Alana langsung pamit ke kamar dengan dalih ingin tidur lebih cepat.

Mereka semua mengiyakan dan kembali mengingatkan Alana untuk bangun lebih pagi karena Kyle akan meriasnya besok, lagi-lagi Alana hanya mengangguk dan bergegas melangkah ke lantai dua.

Nyatanya saat di kamar, Alana justru sama sekali tidak bisa memejamkan mata, pikirannya mengembara kemana-mana, terlebih acara besok dan hari-harinya setelah itu, menjadi istri seorang superstar yang harus siap menghadapi fans fanatik Kenike yang jika nanti mengetahui pernikahan ini, juga harus menghadapi Ken yang semakin hari justru menjauhinya.

Alana mendegus, lalu meringkuk di bawah selimut tebal dan memaksa kembali matanya untuk terpejam, alih-alih ia bisa tidur, Alana justru penasaran dengan keberadaan Ken.

Jadi ia mencari ponselnya dan dengan akun palsunya yang belum lama ini ia buat, Alana membuka story Ken.

Terkejut, begitulah ekspresi Alana saat memeriksa story Ken berganti Viola. Ken sedang terlihat menikmati malam bersama Acachia, Jonas dan rekan artis lainnya di kediaman Jonas, sahabat karib Ken.

Sementara Viola, storynya menampilkan pemandangan langit NYC.

Alana jadi tahu sekarang, Ken sangat emosional padanya tadi sore pasti ada hubungannya dengan kepergian Viola ke NYC, dan ia sekarang melampiaskan semuanya dengan bersenang-senang bersama Chia, yang akhir-akhir ini berperan sebagai istri Ken dalam sinetron terbaru mereka.

Alana mendadak pusing memikirkan semua itu, ia mematikan layar ponselnya dan menarik selimut sampai ke puncak kepalanya, memaksa untuk terlelap.

Ketika dia bangun keesokannya, hari masih petang karena baru pukul 04.00, meski begitu Alana terbangun karena seseorang telah mengetuk pintu kamarnya.

Ia lupa kalau hari ini adalah hari pernikahannya, maka sambil mengucek mata karena masih diselimuti oleh rasa kantuk yang luar biasa, Alana memaksakan diri untuk membuka pintu.

Betapa terkejutnya, yang datang adalah beberapa pelayan dan Kyle di sampingnya.

"Al, kamu bahkan belum mandi," sela Kyle sedikit kesal.

Kyle geleng-geleng kepala melihat Alana yang justru bengong melihat kedatangannya.

"Kak Kyle, aku..."

Alana tergagap sebentar, setelah mengumpulkan akal sehatnya, barulah ia ingat kalau Kyle datang untuk meriasnya, sementara dirinya masih dalam keadaan sangat berantakan karena baru saja bangun.

"Lima menit, duduklah dengan tenang dan aku akan datang padamu lima menit," balas Alana gugup.

"Baiklah."

Alana tersenyum lega, setelah itu ia menghilang secepat kilat dari hadapan Kyle dan bergegas mandi.

Setelah selesai mandi dan semuanya, Alana segera kembali pada Kyle yang ternyata sedang menunggunya di luar kamar.

"Kak Kyle, aku sudah siap. Dimana kamu akan meriasku?"

"Di kamarmu."

Alana mengangguk, lalu dengan ditemani oleh beberapa asisten Kyle, Alana segera dirias di kamarnya.

Alana tidak bisa menyembunyikan perasaannya bahwa hari ini ia benar-benar gugup, Kyle justru berkali-kali menggodanya.

"Kamu benar-benar gugup Al, jangan bilang kalau kamu juga berniat pipis di celana," serunya diikuti gelak tawa yang membuat Alana kesal.

"Kak Kyle!" seru Alana geram.

Kyle justru terkekeh sembari sibuk menyulap wajah Alana menjadi lebih sempurna.

"Kak Kyle, apa kamu sudah melihat Ken hari ini?"

Kyle mengerutkan kening sebelum ia menjawab pertanyaan Alana.

"Tentu saja, hari ini dia sudah bersama Kak Ben."

Alana menghela nafas lega mendengarnya, setelahnya ia tak bertanya apapun lagi hingga Kyle telah menyelesaikan riasan pengantin yang membuat Alana takjub dengan kecantikan dirinya sendiri.

Ia tersenyum puas dan memuji kelihaian Kyle saat para asisten Kyle membantu mengenakan baju pengantin untuk prosesi akad nikah.

"Perfect."

Kyle juga balik memuji saat kebaya full payet putih dengan jarit batik khas Jawa Timur itu membalut begitu ayu pada tubuh Alana, tak hanya itu sanggul Ukel Keprabon dengan mahkota dan rangkaian bunga melati juga menyempurnakan penampilan Alana hari ini, Oma Riana yang meminta Kyle untuk mendandani Alana sesuai tanah kelahirannya.

"Ayo Al, kita keluar sekarang, Oma dan Ken pasti sudah tidak sabar melihatmu."

Alana mengangguk dengan begitu anggun, lalu mengulurkan tangannya untuk menerima lengan Kyle yang ingin menggandengnya keluar kamar.

Tak berkedip, begitulah ekpresi Ken saat melihat Alana keluar bersama Kyle, aura kecantikan Alana langsung menghipnotis Ken saat itu juga, hingga sudut bibirnya membentuk senyuman kecil di wajah tampannya yang hari ini juga terlihat gagah dengan baju pengantin adat Jawa timur juga.

Kharismatiknya seakan bertambah, saat Ken yang biasa memakai setelan jas atau pakaian casual, kini harus memakai beskap pengantin putih dan kain jarik dengan blangkon serta keris di pinggang belakang dan rangkaian bunga melati.

Alana juga tersenyum kagum melihat penampilan Ken yang tampak begitu gagah hari ini, dan tanpa sengaja mereka saling melempar senyum karena terpesona.

"Ken, Alana, ayo! Acara akan segera dimulai," tegur Oma Riana.

Mereka mengiyakan secara bersamaan, meski keringat dingin bercampur degup jantung yang tak beraturan meliputi perasaan Alana saat ini.

Alana tak bisa menyembunyikan kegugupannya, meski ia tahu pernikahan ini hanyalah sebuah kontrak perjanjiannya dengan Ken, harusnya ia lebih santai dan tidak menganggapnya serius, tapi Alana justru bersikap seolah-olah hari ini adalah hari yang paling sakral dan suci dalam hidupnya.

Berbeda dengan Alana, Ken bersikap begitu santai seakan ia sedang berakting dalam judul sinetronnya, apalagi Minggu lalu, Ken memang mendapat adegan seperti ini dalam sinetron terbarunya bersama Chia, tak heran kalau dia sama sekali tidak panik dan bersikap seolah-olah tidak terjadi sesuatu hal yang sangat penting.

"Sah."

Hingga kata sakral itu diteriakkan oleh beberapa orang yang merupakan pekerja di rumahnya, Ken hanya tersenyum santai.

Sementara Alana justru seperti baru saja mendengar sebuah amnesti yang menakutkan. Sedih, haru, juga perasaan takut, semuanya melebur menjadi satu menyelimuti dirinya saat ini.

Berbeda dengan Alana, Oma Riana tampak menangis haru karena bahagia melihat Ken, cucu satu-satunya telah menikah dengan perempuan yang ia pilihkan.

Pagi itu, semuanya menjadi berubah, terlebih untuk Alana, maka ia menarik nafas dalam-dalam setelah acara selesai dan bersiap menghadapi semuanya, terlebih setelah ini Oma Riana telah menyiapkan pesta yang katanya 'kecil-kecilan' itu di kapal pesiar milik mendiang suaminya.

Sehingga setelah berganti pakaian, Alana langsung dibawa mobil Rolls Royce putih menuju sebuah pelabuhan, di mana tempat kapal pesiar milik keluarga Wijaya itu bersandar.

Saat tiba di sana, di kapal pesiar milik keluarga Wijaya, Alana langsung diseret Beni Dirga ke sebuah ruangan khusus untuk berganti gaun yang sudah disiapkan. Beni Dirga dan Kyle akan bekerja keras untuk membuat Alana bak ratu hari ini dengan gaun hasil mahakarya Angelo White.

Karena hari ini hampir seluruh keluarga Wijaya akan hadir, namun Oma Riana mengelabuhi dengan pesta pertunangan Ken, bukan pesta pernikahan, Ken bisa marah besar jika tidak dituruti soal itu, sementara Alana hanya pasrah dan tak peduli, ia justru sibuk memupuk hatinya untuk siap menghadapi segala kehidupan setelah hari ini.