Meskipun menyebalkan, nyatanya pergi ke kampus lebih baik daripada bengong di apartemen. Apa lagi Kenzo sudah kembali bertugas. Pagi-pagi sekali dia berangkat ke bandara. Ada penerbangan ke Aussie.
Dea bergegas menyusuri halaman kampus, melewati koridor dan selasar fakultas yang penuh akan mahasiswa membentuk beberapa gerombol dan kelompok. Langkah Dea makin cepat. Sesekali menengok jam tangan karena dirinya memang sudah sangat terlambat. Kelas sudah mulai ketika Dea sampai. Dia menarik napas dan tidak lupa mengembuskannya sebelum mengetuk pintu kelas. Dea sudah sangat siap jika Abi nanti mengomel.
"Masuk."
Semua kepala menoleh padanya. Menjadi pusat perhatian saat terlambat datang itu memang menyebalkan. Namun, bukan Dea kalau tidak bisa bersikap cuek. Dia melenggang memasuki kelas dan beranjak duduk di kursi yang tersisa. Dan, sialnya itu tepat di depan meja Abi.
"Maaf, telat," ucap Dea pelan.