Seorang perempuan cantik bernama Sienna Reagan yang memiliki mata berwarna cokelat, wajahnya bulat dan bibirnya mungil sedang memandangi SMA La Rigello. Mulai hari ini dirinya resmi menjadi murid SMA La Rigello atas saran kekasihnya yang bernama Samuel Abraham.
"Semoga hari ini akan berjalan dengan baik," kata Sienna.
Sienna berjalan masuk ke dalam gedung sekolahan tersebut lalu ia duduk di teras sekolahan untuk menunggu Samuel kekasihnya yang akan mengantar dirinya ke kelasnya. Saat sedang duduk dirinya tanpa sengaja menatap seorang pria yang sedang duduk di sampingnya menyayat tangannya sendiri dengan silet hingga meninggalkan bekas luka.
"Hei, kamu sudah gila ya!" teriak Sienna pada pria tersebut.
Pria tersebut tiba-tiba berdiri lalu menatap Sienna dari atas sampai bawah dengan wajahnya yang datar.
"Kau jangan ganggu saya," kata pria tersebut sambil terus menyayat tangannya.
Sienna yang kesal mengambil silet dari tangan pria itu lalu membuangnya membuat pria itu langsung mencekik Sienna hingga kaki Sienna terasa tidak menapak di tanah.
"Lepaskan aku!" teriak Sienna sambil meronta-ronta.
Bugh
Tiba-tiba wajah pria tersebut ditonjok oleh seseorang hingga pria itu terjatuh dan reflek melepaskan cekikannya pada Sienna.Â
"Hei, kau, jangan pernah menyentuh kekasihku!" teriak Samuel kekasihnya Sienna.
"Kau yang seharusnya menjaga kekasihmu agar tidak mengganggu saya," balas pria tersebut sambil beranjak berdiri lalu pergi dari hadapan Samuel dan Sienna.
Samuel melihat terdapat bekas kemerahan di wajah Sienna mengajak Sienna untuk duduk dulu di teras sekolah.
"Sam, leher aku sakit," kata Sienna lirih.
Sam menangkup wajah Sienna lalu ia mengusap lembut pipi Sienna.
"Sayang, kamu jangan dekati pria gila itu," kata Samuel.
"Iya, Sam sayang. Maafkan aku ya. Tadi aku pikir dia mau bunuh diri makanya aku mau nolongin dia," balas Sienna.
"Iya, enggak apa-apa, Sienna sayang. Ayo aku antar ke kelas kamu," kata Samuel.
Mereka beranjak dari tempat duduk di teras. Lalu mereka berdua berjalan menuju kelas Sienna. Setelah mengantar Sienna, Samuel langsung pamitan ke Sienna lalu pergi ke kelasnya yang berada tepat di samping kelas Sienna. Sedangkan Sienna masuk ke dalam kelas.
"Semoga tidak ada masalah di hari pertamaku sekolah," gumam Sienna.
Sienna yang sudah masuk ke ke kelas mengernyitkan dahinya saat melihat pria gila yang tadi menyayat tangannya berada di dalam kelas yang sama dengannya.
"Dia cepat sekali sudah berada di kelas, dan apa dia juga bakal satu kelas denganku ya," gumam Sienna.
Tiba-tiba ada tangan yang menepuk bahunya membuat Sienna menengok dan matanya bertabrakan dengan mata seseorang yang mungkin saja gurunya.
"Kamu pasti anak baru yang bernama Sienna kan?" tanya Widya guru yang mengajar di SMA La Rigello.
"Iya, Bu," balas Sienna.
"Semuanya harap tenang, hari ini kita kedatangan murid baru namanya Sienna Reagan, dan Sienna kamu boleh memilih tempat duduk yang kamu mau," kata Widya.
"Baik, Bu. Terima kasih," balas Sienna.
Sienna melirik seluruh kelas dan dirinya hanya menemukan satu bangku kosong yang berada di samping pria gila itu. Jujur dirinya tidak mau duduk di samping pria itu tapi mau gimana lagi bangku kosong hanya tersedia ada di situ. Akhirnya Sienna mendudukkan dirinya di kursi itu sedangkan pria itu menatap Sienna dengan tatapan tajam.
"Dia kenapa sih natap aku sampai gitu? Tatapannya seram banget pula," gumam Sienna.
Pria tersebut tiba-tiba mendekatkan dirinya ke Sienna lalu membisikkan sesuatu.
"Panggil aku dengan nama Arga Bowie," bisik Arga di telinga Sienna.
Sienna yang mendengar bisikkan dari Arga hanya diam saja. Ia hanya memandang lurus ke depan tidak mau menatap Arga sedikit pun.
"Gadis yang menarik," gumam Arga sambil tersenyum.
Ssstt sssstt
Sienna tiba-tiba digoda oleh pria yang duduk di depannya.
"Kenalin, nama aku Sony," kata Sony dengan senyum manisnya.
Sony melirik ke arah Arga yang menatapnya tajam dan menggertakkan giginya.
"Nama aku Sienna, salam kenal," kata Sienna.
"Biasa aja dong Ga. Enggak usah lihatin kayak gitu. Kamu kayak mau makan orang aja," kata Sony mendengus.
Arga hanya menatap Sony tanpa minat lalu ia membuang wajahnya. Sedangkan Sienna tetap pada pendiriannya, dia tidak mau melirik pria yang bernama Arga itu daripada hidupnya harus pusing karena hal tidak penting ditambah dirinya sudah punya kekasih yang dia cintai.
"Aku punya kata-kata bagus loh buat kamu," kata Sony.
"Apa tuh?" tanya Sienna.
"Eehem, ehem, kalau ingin batu permata menyelamlah ke samudera, kalau kamu butuh cinta aku bisa memberikannya, ahayy," kata Sony membuat Sienna terkikik.
Brakk
"Yang berbicara di belakang siapa itu?!" teriak Widya dengan wajah marahnya.
"Waduh, babang ketahuan godain pujaan hati," kata Sony.
"Sonny, Bu, Sonny tuh," kata anak-anak di kelas itu.
"Kalian semua bukan CS gue mulai sekarang, bye," kata Sony sambil berdiri.
"Huuu," kata semua murid mengejek Sony.
"Sony, kamu keluar dari kelas," perintah Widya.
Sonny melangkah gontai keluar, sebelum keluar matanya berkedip ke arah Sienna, dan Sienna tersenyum malu.Â
"Kamu senang banget ya diajak kenalan gitu. Dasar murahan," kata Arga dengan tajam.
Sienna mendengar ucapan Arga benar-benar menjadi merasa kesal.
"Tadi saya sudah jelaskan kepada kalian mengenai Pythagoras, tolong anak-anak perhatikan soal yang di depan dan silahkan dikerjakan sekarang, nanti akan dikumpul sebelum bel istirahat berbunyi," perintah Widya yang merupakan guru matematika yang paling terkenal killer.
Sienna yang otaknya memang di atas rata-rata mengerjakan soal-soal yang diberikan dengan cepat sedangkan Arga sudah menyelesaikan duluan, ya Arga merupakan murid paling pintar. Arga yang sudah selesai melirik Sienna yang sama jagonya dengan dirinya. Sienna melihat soal terakhir yang terasa rumit baginya, entah ia bisa menjawab dengan benar atau tidak.Â
"Kenapa dia santai santai gitu? Pasti dia tidak ngerjain," gumam Sienna melirik pria di sebelahnya yang sudah menyandarkan punggungnya pada kursinya.
Tet tet tet
Bel istirahat berbunyi. Ibu Widya bangkit dari kursinya.Â
"Anak-anak dikumpul sekarang tugas yang saya berikan, jika sampai kalian tidak mengerti sama penjelasan saya hingga kalian tidak bisa menjawabnya saya akan memberikan hukuman berupa mengerjakan 100 soal," kata Widya.
Widya mulai mengumpulkan semua buku muridnya. Sienna yang sama sekali tidak mengerti dengan soal terakhir akhirnya mengumpulkannya juga ke Widya. Sienna mencebikkan bibirnya karena kesal dengan soal terakhir yang ia bingung jawabannya.
"Sekarang kalian semua boleh istirahat," kata Widya pada muridnya.
Satu persatu murid mulai meninggalkan kelas berjalan menuju kantin sekolah La Rigello. Sienna berdiri dari duduknya berjalan keluar meninggalkan kelasnya. Sedangkan Arga yang masih di kelas hanya menatap dingin ke arah gadis yang sudah pergi dari hadapannya sambil menampilkan senyum mengerikannya.