"Jadi, kayak dobel kerjaan nggak sih?" tanya Dea makin penasaran. Mencari referensi buat persiapan perang sesungguhnya itu perlu.
"Ya gitu deh. Tapi, aku enjoy banget. Orang-orang di tempat magang soalnya asik-asik." Lagi-lagi Rea senyum penuh arti mengingat masa itu.
"Iyalah asik, orang di sana kamu ada affair sama bosnya."
Tahu-tahu Satria menyambar. Tidak ada angin dan hujan main sambar saja. Dia duduk di pojokan sofa dengan muka berlipat.
Dea yang mendengar melongo dengan mulut terbuka. Tentu saja dia tidak langsung percaya apa yang Satria katakan. Pasti itu cuma fitnah.
"Kayaknya kalau Kak Rea punya affair agak mustahil deh," celetuk Dea.
"Mustahil gimana?" tanya Satria dengan pandangan tak suka. Hatinya panasan kalau ingat kejadian di Bandung beberapa tahun silam.
"Ya mustahil bangetlah. Kalau kamu mungkin nggak ada yang mustahil, Bang," sahut Dea yang langsung dibenarkan oleh Rea.