Chereads / In Pursuit of love / Chapter 39 - Bab 39

Chapter 39 - Bab 39

Sementara itu di tempat lain, Jessica dan Kaka bangun tidur kaget dengan berita di tv kalau ada kebakaran di tempat Salma. Kaka pun langsung bergegas ke tempat Salma, sementara itu Salma di hubungi tak bisa juga. Makin membuat Kaka panik dan langsung mengebut. Di sepanjang jalan, Kaka terus mencoba akhirnya di jawab juga oleh Salma.

"Halo Sal! , lo nggak papa?"

"Ada apa sih? telepon bunyi terus dari lo. Asal lo tahu, gue baru saja tidur."

"Sorry, ini gue kebangun waktu nggak sengaja lihat tv dan lihat berita kalau di jl. rumah lo ada kebakaran."

"Hah? bentar! gue cek keluar dulu."

"Iya, ada tetangga gue tapi jauh dia di pojokan."

"Lo Mbak! kok cuman pakai Piyama atasannya," ucap tetangga Salma

Salma pun bergegas dan memakai celana panjang kain. Keluar rumah lagi, benar saja rumah yang di maksud kebakaran. Tak lama, Miran baru datang menyapa Salma dan ada Alice di rumahnya pagi- pagi gini.

Salma pun mengajak masuk Miran juga Alice ke dalam rumah . Mereka pun mengobrol dan tanpa sadar Kaka datang. Langsung menanyakan keadaan Salma, karena baik-baik saja mereka pun mengobrol. Hingga Salma menceritakan Sam dan Alice terkejut saat tahu yang di maksud Salma.

"Lho kenal di mana Samuel Wirasucipta?"

"Dia ngejar-ngejar gue buat mau nerbitin karya gue di penerbit tempat dia kerja."

"Kalau lo kenal Sam di mana, jujur gue nggak tahu lo deket sama cowok atau gimana. Saking kita di kampus dulu nggak dekat," tanya Salma pada Alice

"Dia mantan suami gue, tapi kita belum urus surat cerai."

"Bisa gitu ya," celetukan Miran

"Nanti kita temenin ya, kalau lo mau urus cerai," ucap Miran pada Alice

"Iya terima kasih."

Di lain tempat, Sam terus memikirkan Alice. Sekarang bagaimana, tinggal di mana, apakah telah menikah lagi. Mama Sam pun menepuk bahu Sam dan mengajak Sam untuk Sarapan tapi, Sam menolak karena tak lapar dan mau ke kantor.

Selama perjalanan, Sam tak kuasa menahan tangisnya , hingga tangisnya pun pecah dan segera mungkin menghapusnya. Sam makin menghapus, makin Sam menangis sejadi -jadinya.

Mobilnya pun terpakir di pinggir jalan, saat Sam meluapkan tangisnya. Beberapa mobil di belakang memberi Klakson , lalu Sam memberikan sinyal kalau silakan mendahului mobilnya. Hingga Sam pun melajukan mobilnya menuju kantor usai bisa mengendaliakan diri ini.

Sampai di kantor, Sam pun tak langsung mengedit atau memeriksa email yang masuk, malah Sam ke rooftop melihat sekitar dan minum kopi. Di rooftop pun, sejenak ramai anak kantor tapi divisi yang lain untuk brainstroming katanya.

"Lo Sam?" ucap anak divisi HRD

"Iya gue Sam, lo siapa ya?"

"Gue tetangga rumah lo yang sekarang lo tempati."

"Siapa tapi," ujar Sam sambil memberi kode anak divisi HRD untuk duduk di kursi taman yang ada di dalam.

"Gue Gea, rumah gue, depan rumah lo."

"Gue nggak pernah lihat lo deh, yang punya rumah selalu di dalam deh."

"Kata lo, gue tinggal sendiri di situ dan sibuk kerja."

"Gue baru tahu lo, waktu lo di ruangan Pak Bos," jawab Gea

"Juga gue baru tahu lo dekat sama Bos Amara."

"Terus maksud lo nyamperin gue apa?" tanya Sam to do point

"Wooo, ok ya sebagai tetangga yang gue sendiri baru sadar. Ya gue mau sapa aja, basa -basi aja. siapa tahu kita saling butuh dan kalau sudah kenal kan enak."

"Oh, ya sudah kalau gt, gue balik kerja dulu ya."

"Iya ok," jelas Gea yang sedikit berteriak karena langkah Sam cepat dan punggung Sam mulai tidak terlihat.

Di tempat lain, Alice di Apartemennya memikirkan kenangan ketika bersama Sam dahulu. Pernikahan yang sangat di impikan, Karena cita-citanya membuat keputusan yang salah. Hingga tak kembali dan ketika kembali apakah akan seperti semula atau malah akan membawa luka?

Alice pun tersadar akan masa lalu, memutuskan untuk ke Salma setidaknya agar merasa sedikit lebih baik. Hingga Alice memutuskan berangkat, saat dalam perjalanan Sam lagi yang ada di otak Alice. Sampai-sampai Alice tidak sadar kalau sudah sampai di rumah Salma. Karena yang menyadarkan ketika melamun di motor online adalah drivernya.

"Terima kasih ya, mbak?"

"Oh maaf ya, mas."

"Salma! gue Alice!"

"Oh, masuk Alice."

"Thank you sal!"

Di dalam rumah Alice melihat Baby Ara yang sedang tidur dan Salma ingin mengerjakan rumah yang berantakan. Lalu Salma meminta tolong Miran membantunya.

Alice pun ikutan membantu, sambil membantu Salma. Alice menceritakan masa lalunya dengan Sam. Sesekali Alice menangis dan Miran menghapus air matanya tapi sesekali Alice marah pada dirinya sendiri yang tak bisa menyelamatkan rumah tangganya kala itu.

Tak lama, Alice lanjut membersihkan kaca yang ada di depan rumah Salma dan Alice seperti mimpi di depannya kalau ada Sam di depan. Alice langsung membuka pintu rumah Salma dengan kasar lalu Alice menghampiri Sam. Ternyata bukan Sam tapi, orang lain dan Alice sedikit lega tapi, Alice penasaran apakah melihat sekitar tempat tinggal Salma atau nggak. Akhirnya, Alice tak menemukan Sam di manapun. Alice kembali ke rumah Salma dan di sana malah mendapati Sam duduk di sof Salma. Salma pun mengajak duduk dan meminta Alice tenang lalu Salma menjelaskan semua apa yang baru saja terjadi.

"Thank you Sal! sudah menjelaskannya."

"Iya sama-sama, untuk itu gue pergi dulu ya. Kalian silakan ngobrol dulu deh," ucap Salma

"Hai ! Al ?"

"Hai Muel."

"Duduk atau mau di luar?"

"whatever, how are you?" ucap Alice yang meluncur begitu saja sambil tak berhenti menatap mata coklat khas Indonesia

"I am good, you how?"

" See! I am fine, how your love of live?"

"What should i do?"

"May be married again?"

"No way, luka ini masih ada juga terasa. nggak akan semudah itu untuk menikah," ujar Sam sambil melihat ke luar jendela dan memasukkan salah satu tangannya di saku kiri celana panjangnya.

"Terus kata Salma lo ngejar-ngejar dia?"

"Baru naksir aja," ujar Sam dengan berbalik menatap ke arah Alice yang ternyata matanya berkaca-kaca.

Tanpa sadar keduanya, berpelukan erat sambil menitikan air mata lalu Alice memukul dengan sedikit kencang dan Keduanya tersadar dengan apa yang di lakukannya memalukan. Alice pun juga Sam duduk dan meraka berdua mengobrol, keduanya mengobrol asik sehingga membuat Miran yang melihat sedih juga tak tahu harus bagaimana.

"Mereka kalau balikan gimana ya, Sal?"

"Ya sudah lo cari yang lain."

"Kalau sama lo, kira-kira lo mau nggak ya sama gue?"

"Aduh, lo becanda mulu deh."

"Tanah suami gue belum kering, masa iya gue nikah lagi," ucap Salma sambil mempersiapkan makan siang.