Kiara masih memikirkan laki-laki yang menabraknya itu, masih aneh buat Kiara. Sesekali Kiara bengong dengan apa yang baru tadi pagi di alami olehnya.
Teman kantornya pun, memergoki Kiara Bengong tapi Kiara hanya menjawab memikirkan kakaknya yang menyebalkan dan teman satu kuliahnya yang ingin sekali magang di kantor kakaknya.
Tak lama, Kiara lanjut seperti biasa hingga jam pulang pun telah tiba. Tepat pukul 3 sore Kiara telah pulang. Kiara pulang naik motor dengan kecepatan sedang, selama perjalanan. Kiara melihat ke arah kanan juga kirinya lalu, menemukan Cafe yang baru saja di buka. Kiara pun memilih di rooftop cafe itu dengan pemandangan jalan raya yang ramai lancar. Dengan Santai Kiara memilih menu makanan, di menu tertulis makanan Jepang. Kiara yang suka makanan Jepang langsung memesan Sushi. Kiara yang tiba-tiba menghela nafas panjang hanya bisa bergumam kalau, Kakaknya menyebalkan.
Hingga, Ayah Kiara menelepon Kiara agar menjemput Kak Amara yang mabuk-mabukkan di ruangan kerjanya. Kiara pun hanya menjawab iya kemudian, pulang ke rumah terlebih dahulu membawa mobil lalu menjemput Kak Amara.
Beberapa hari kemudian, di tempat yang lain. Gea bangun kesiangan dan lupa untuk menggunakan Motornya karena terlalu terburu-buru. Hingga Gea langsung saja keluar rumah dan ternyata Di saat di depan rumah. Gea melihat Sam yang baru saja keluar rumah, Sam yang melihat dari spion mobilnya mundur lalu mengajak Gea berangkat bersama ke kantor.
"Lagi nggak mood, Pak."
"Maksudnya apa itu, kamu nggak mau kerja lagi dan menghasilkan rupiah-rupiah lagi."
"Nggak mood sama Pak Sam, kapok lihat pertengkaran Pak Sam dan Bu Amara."
"Awas saja kalau dia macam-macam sama kamu."
"Ayo berangkat." timpal Sam pada Gea
Tak lama Gea yang masih menolak Sam, memilih naik ojek dan segera berangkat ke kantor. Dengan terburu-buru Gea berangkat menuju kantor, sampai di kantor Gea terengah-engah karena lelah yang di rasakan.
Kemudian Sam menyusul dan Sam ke lantai divisi editor, layout juga bagian Profreader. Sementara Gea ke lantai divisi HRD, Accounting juga Administrasi lalu ada anak magang yang ada di ruangan Gea sisanya ada di lantai lain, maklum khusus tempat ini saja yang kecil jika tempat lainnya lumayan luas.
Keduanya pun berpisah ke ruangan masing-masing dan fokus pada pekeerjaan. Gea pun memulai bekerja sebagai HR Recruitment staff, Gea mencari yang mana yg cocok untuk nantinya di interview terlebih Gea lulusan Psikologi jadi nantinya akan ada test psikologi terlebih dahulu.
Hingga jam makan siang pun tak terasa sudah waktunya, Gea yang entah ada apa dengannya sebelum jam makan siang sudah ada di kantin dan cepat-cepat kembali ke ruangannya. Teman-teman Gea pun kaget dengan tingkah Gea ini dan saat akan kembali ke ruangannya Gea bertemu Pak Sam lagi yang tak sengaja kemana arah gea mau tuju bisa bersamaan.
"Kalau mau lewat, lewat saja nggak perlu seperti itu."
"Iya Pak, oh ya Pak kenapa kita sering bertemu ya."
"Takdir, oh ya, di ganggu nggak kamu sama Amara?"
"Nggak pak,"jawab cepat Gea
"Eh, kalian dengar berita nggak?"
"Berita apa? soal apa?"tanya karyawan yang lewat di depan Gea dan Sam
"Itu Bu Amara katanya lagi mabuk-mabukkan."
"Lalu dia lagi di bawa sama adiknya tadi," jawab karyawan dan tanpa sadar Sam juga Gea mendengar gosip mereka
"Kalian kalau ke kantor kerja bukannya bergosip."
"Maaf Pak."
"Iya, nggak saya ulang lagi."
Berselang beberapa menit kemudian, Gea sudah menghilang saat Sam menegur karyawan yang membahas Amara. Gea berjalan santai sambi masih memegang makanan untuk di bawa ke ruangannya namun, pintu ruangan Gea tertutup membuat Gea kesusahan yang mau masuk ruangannya. Hingga tak berselang lama pintunya telah terbuka, lengan berbulu yang terlihat kuat juga lengan jas yang naik membuat urat-uratnya terlihat.
Gea pun lanjut melihat ke arah lengan sampai atas yaitu muka dan ternyata Sam yang membantu Gea. Gea hanya bisa terdiam sejenak lalu tersadar ketika Sam memberi kode padanya. Gea pun masuk ke dalam ruangan dan duduk sambil makan, sementara Sam duduk di meja seberang Gea. Beberapa menit kemudian, Sam meminta tolong pada Gea.
"Bisa kamu pura-pura jadi fans Gebetan saya, terus kasih hadiah ke dia."
"Gebetan? hadiah? gue?" ucap Gea dalam hati
"Gea! dengerin saya nggak?"
"Oh iya Pak," jawab cepat Gea
"Jadi, kamu mau kan bantu saya?"
"Bantu apa, Pak?"
"Kamu bantu saya kasih hadiah untuk Gebetan saya, dia selalu menolak hadiah yang saya kirim akhir-akhir ini."
"Kapan Pak, terus saya harus gimana?"
"Ok, nanti sepulang kerja kita bahas ya?"
"Maksudnya Pak?"
"Oh ya, kamu pulang bareng sama saya dan kita bahas yang baru saya minta ke kamu."
"Oh ok Pak, tapi kita ketemuan di tempat lain ya?"
"Gampang itu."
Di lain tempat beberapa jam lalu, Amara yang sudah tak sadarkan diri di bopong oleh Ayahnya untuk masuk ke kamarnya. Sementara Kiara masuk ke kamarnya lalu membanting tasnya lalu melepas kaos kaki yang masih di pakai olehnya. Kiara makin heran dengan kakaknya itu semenjak tak bersama Samuel, Amara menjadi seperti kehilangan arah. Menurut Kiara bisa di bilang seperti Samuel adalah cinta sejatinya Amara.
Sejenak Kiara teringat saat Amara bertemu Samuel pertama kali di, acara buku yang mana Samuel adalah Mcnya sementara Amara adalah pencari penulis untuk menerbitkan bukunya di penerbit milik Ayahnya. Kala itu, Samuel tengah bekerja dan hampir usai tapi Samuel teringat kalau harus melakukan mini games. Kemudian Samuel melihat Amara dan mini game pun di mulai.
Tak berselang lamaGame di lakukan dengan asik kemudian game berhenti karena Amara kalah bermain. Kebetulan permainannya adalah suit gunting, batu, kertas. Akhirnya keduanya berteman dan Amara memberi kesempatan Samuel untuk menjadi editor. Tapi entah ada apa dengan Samuel, Setelah menjadi editor Samuel menjadi dingin dan tak pernah lagi tersenyum.
"Sayang! bisa keluar sebentar?"
"Ada apa lagi, Ayah?"
"Temenin kakak kamu dulu, ya?"
"Ayah mau keluar jemput dokter, soalnya lagi macet."
"Iya Ayah," jawab Kiara sambil membuka pintu kamarnya
"Gue lagi yang harus jaga Amara," keluh Kiara sambil melihat berita online
"Kak, gue masuk ya."
"Yah tidur," ucap kiara dengan menghela nafas
"Kakak, kenapa bisa hanya karena laki-laki seperti ini sih."
"Kalau ingat dulu kita kompak, lo."
"Sering main sama-sama dan kita nggak pernah berantem seperti sekarang ini."
"Apa karena gue nggak sengaja buat Bunda kecelakaan?"
"Gue kan nggak tahu kalau bercanda gue membuat Bunda kecelakaan."
"Sayang! kakak kamu sudah bangun?"
"Ayah sudah pulang?"
"Belum ayah, Kak Amara masih tidur sepertinya."
Amara akhirnya di periksa dan di berikan obat lalu Kiara meminta Ayah untuk berbicara berdua. Ayah pun memberi kode nanti setelah di beri obat oleh Dokter. Kiara pun memberikan kode kalau akan menunggu Ayahnya di rooftop. Kiara yang menunggu Ayah, sekali lagi teringat saat kecelakaan motor itu terjadi.
Hari itu, Kiara juga Amara sedang bermain motor trail yang baru saja di beli. Karena asik mengebut, tiba-tiba Bunda datang membawa hadiah lalu Kiara mengebut dan tak sengaja menabarak Bunda dengan kecepatan 80 km perjam.
"Ada apa mau mengobrol sama Ayah?"
"Mau mengobrol soal Kak Amara."
"Ada apa? Soal bunda lagi?"
"Iya Ayah, mau sampai kapan Kak Amara dingin sama Kiara?"
"Ayah nggak tahu, tapi yang jelas kamu jangan menyerah buat memperbaiki hubungan kamu dengan Kak Amara, ya?"
"Ayah akan selalu berusaha kalian baik-baik saja seperti dulu dan kalian bahagia."
"Terima kasih ya, ayah."
Di tempat lain beberapa menit kemudian. Kaka yang mulai mengurus sendiri baby Khalid, kaget setiap senyum yang di berikan. Karena sangat mirip dengan Alm.Jessica, hingga kaka terkadang merasa akan susah move on dengan baby Khalid yang mirip dengan Jessica.
Kaka pun berusaha fokus dengan apa yang di lakukan untuk mengurus Baby khalid. Baby khalid pun terlihat bahagia dan Kaka teruse mengaji tanpa henti. Berhenti jika lelah, jika tidak Kaka membiarkan Baby Khalid murotal.
Lalu Kaka teringat perempuan yang di tabraknya dua kali, dan kaka berusaha untuk mencari tahu siapa yang telah dia tabrak di rumah sakit.
"Halo? dengan Rumah sakit Permata Hati, ada yang bisa saya bantu?"
"Baik sus, saya mau tanya perempuan yang jaga di lantai 3 siapa ya?"
"Maksudnya? saya berbicara dengan bapak atau ibu lalu dengan siapa?"
"Saya Kaka, saya tanya karena pengen tahu perawat yang di lantai 3 tadi."
"Karena saya tabrak tadi pagi," lanjut Kaka dengan cepat
"Shift pagi berarti ya, tabrak sehingga luka dan di rawat di sini kah?"
"Nggak sampai luka, hanya saja, saya menabraknya dua kali."
"Oh begitu."
"Jadi, saya nggak bisa bantu ya. Mungkin besok coba ketemu dengan perawat yang di maksud."
Keesokan harinya di kediaman Salma. Salma yang sudah janjian dengan Editor pusat Web Novel Win, segera berangkat agar tak telat. Salma pun menitipkan baby Ara pada Miran dan Miran pun berkata kalau hanya bisa sebentar karena akan melamat Alice di rooftop di cafe yang cukup terkenal.
Dengan dag dig dug, Salma berangkat ke tempat yang sudah di tuju oleh keduanya. Salma pun memilih berangkat memakai mobil dan dengan kecepatan sedang. Lalu berusaha mengapal cerita yang telah di buat dan berusaha tenang dengan apa yang terjadi.
Miran pun sambil menjaga, berusaha mengingat apa saja yang akan di katakan pada Alice. Hingga Miran teringat saat pedekate dengan Alice beberapa bulan lalu.
Usai cerai dengan Samuel, Alice sering bertemu dengan Miran. Entah makan siang atau menonton flm yang baru saja tayang di bioskop. Terkadang malu-malu dan terkadang keduanya saling bucin satu sama lain. Misalnya Miran yang tak mau pisah dengan Alice yang terlihat menempel terus-terusan.
1 jam kemudian, Salma sampai di tempat tujuan. Salma yang memakai pakaian santai segera masuk ke dalam hingga, hanya mencari-cari. Tak lama ada laki-laki dengan matanya ke dalam, mukanya chinese juga putih sekali. Sejenak berpikir apakah ini editor atau bukan dan benar saja dia berbicara pada Salma. Sekejab Salma merasa di hipnotis, karena matannya mirip keanu rif. Tatapannya sejuk juga membuat baper sendiri, lalu Salma katanya akan di undang karena telah mempromosikan Web Novel secara nggak langsung dan katanya akan mengurus semua gosip yang beredar.
Dengan masih setengah sadar setengah tak sadar, Salma hanya mengatakan Iya dan hanya ingin yang terbaik bagi kasusnya ini.
"Thank you very much Sal!"
"Iya oh ya, siapa namamu tadi?"
"Oh nama saya Winter."
"lalu bagaimana bisa lancar bahasa Indonesia?"
"Kan penulis di Web novel pun banyak orang indonesia."
"Sekali lagi terima kasih ya dan lo pulang sama siapa?"
"Gue pulang sendiri kan, gue bawa mobil sendiri."
"Oh kirain , lo pulang sendiri."
"Oh ya, lo semangat yang nulis ya," timpal Winter dengan Salma
"Terima kasih, ya?" ucap Salma dalam hati
"Sal? are you ok?"
"Iya, gue nggak papa."
"Gue anter lo sampai parkiran, ya?"
"Lo dari kapan suka nulis, Sal?"
"Gue suka nulis saat sekolah SD."
Tak lama sampailah Salma di parkiran, Winter pun membukakan pintu mobil Salma dan Salma baper dengan Winter. Salma pun duduk dan menjadi baper seketika. Terbayang wajah Keanu ref dan sepanjang jalan Salma tersenyum lalu teringat akan Ibnu yang makamnya belum kering.
Hingga sampailah di rumah, ada perempuan berdiri di depan pintu depan. Masih memakai baju kantor dan dandanan yang sedikit di poles lagi. Salma yang penasaran langsung menghampiri kemudian ketahuan kalau perempuan itu adalah fans Salma di web novel. Salma kaget karena kenapa bisa tahu juga apa yang membuat bisa menjadi fans.
"Terima kasih ya, sudah fans sama saya."
"Iya kak, ini hadiah dari saya buat kakak. semangat nulis terus ya, kak?"
"Iya, nama kamu siapa dan kenapa bisa tahu alamat saya?"
"Iya, saya cari tahu sampai ke penerbit gitu. kan kabarnya pun sudah ada kalau kakak tolak di terbitkan."
"Waa luar biasa , kenapa bisa ngefans sama saya?"
"Kakak tulus, baik juga keren kalau nulis."
"Ke sini sama siapa?"
"Sama temen kak, ya sudah saya pulang dulu ya. baru pulang kantor."
"Iya sama-sama, hati-hati ya cantik."
Usai perempuan itu pulang, Salma langsung masuk dan lanjut menulis tapi yang masih buat susah move on yaitu Winer yang manis juga sangat lembut. Terasa seperti Ibnu tapi beda versi bule, tapi fans yang tiba-tiba datang pun tak kalah membuat Salma penasaran.
Karena jujur saja, ini baru pertama kali Salma di datangi Fansnya. Padahal selama ini hanya berupa di dalam comment, salma pun menaruh hadiah yang di dapat lalu melihat Baby Ara dan melihat Miran. Tak lama Miran keluar dari kamar dan terlihat rapi juga sangat rapi. Katanya siap melamar Alice di rooftop, dan dag dig dug juga.
Miran pun berpamitan dengan Salma dan Miran meminta di doakan agar lancar saat melamar Alice. Sepanjang perjalanan, Miran terus mengulang kata-kata yang akan di ucapkan saat akan melamar Alice dan tiba-tiba melamun Jessica.
Miran pun langsung berdoa semoga Jessica baik-baik saja, Hingga akhirnya Miran sampai di tempat tujuan dan semua yang di undang secara terbatas datang semuanya.