Chereads / In Pursuit of love / Chapter 42 - Bab 42

Chapter 42 - Bab 42

Di tempat lain, Jessica juga Kaka masih membincangkan laki-laki yang mendekati Salma. Kaka maupun Jessica khawatir kalau laki-laki itu hanya untuk main-main saja.

Tak lama, Jessica baru ingat kalau ada janji dengan Dokter kandungan dan harus ke sana. Jessica memberi tahu Kaka kalau ada jadwal ke dokter kandungan dan minta di antar ke dokter. Selama dalam perjalanan, Jessica masih saja memikirkan Salma. Kaka pun berusaha membuat Jessica yakin kalau semua akan baik-baik saja. Hingga keduanya sampai di rumah sakit dan segera ke dokter kandungan pribadi keluarga Jessica.

"Ayo sayang, masuk ke dalam."

"Iya, semoga anak kita sehat juga lengkap ya."

"Aamiin."

Saat akan ke ruangan dokter, tiba-tiba Jessica juga Kaka tak sengaja menabrak dan langsung meminta maaf, kemudian Jessica juga Kaka masuk ke ruangan dokter. untungnya Dokter pribadi keluarga Jessica perempuan jadi nyaman juga bisa leluasa.

Saat di dalam, Dokter Rahma memberitahu kalau bayi Jessica terlilit tali pusar, tapi kata dokter baik-baik saja karena bisa kembali normal lagi. lalu Dokter berkata kalau, berat bayi sedikit kurang jadi Jessica harus makan yang bergizi.

Tak lama, Salma di rumah menidurkan bayinya tapi Salma malah tertidur lalu bermimpi. Di dalam mimpinya, Salma bertemu dengan Ibnu dan asik bermain bersama. Hingga ada Sam yang memanggil sayang ke pada Baby Ara. Lalu, Ibnu berkata kalau buka saja hatimu untuk siapa saja karena Baby Ara butuh seorang ayah.

Salma terbangun dan melihat Baby Ara tidur dengan pulasnya. Wajahnya yang mirip dengan Ibnu membuat Salma menangis di pojokan sambil berkata dalam hati apakah benar jika Salma begini atau bagaimana.

"Sal! , Lo kenapa?"

"Gue nggak papa kok, hanya kangen Ibnu. melihat Ara makin kangen Ibnu."

"Maaf ya, gue juga yang lain nggak cegah Ibnu buat bohong sama lo."

"Kalau jujur setidaknya akan ada kenangan yang indah pastinya." timpal Miran dengan mata berkaca-kaca

"Sudahlah Miran, sudah takdirnya begitu. Oh ya, di mimpi gue Ibnu bilang buat gue buka hati buat siapa pun."

"Apa termasuk ke gue?" goda Miran

"Miran! lo udah gue tolak, masih mau usaha lagi deketin gue?"

"Siapa yang tahu masa depan, Sal!"

"Ok, gue nulis dulu ya. Deadline banget ini buat ikut event Web novel."

"Nulis mulu tapi, katanya Mark bener lo jadi terkenal?"

"Apaan sih? Nulis passion gue dan biarlah gosip yang ada."

Di tempat berbeda, Amara yang sudah di tenangin oleh Ayahnya mengambil ice cream di freezer. Dengan kasar, Amara mengambil ice cream lalu memakannya sambil duduk di meja makan. Adiknya yang baru saja bangun tidur, menghampiri Amara dengan kaget karena tak seperti biasanya yang makan ice cream. Adiknya pun, langsung ambil makanan di meja makan lalu makan dengan lahap.

Sesekali Adiknya melihat dengan tatapan sinis, hingga Amara bersuara lalu balik bertanya pada adiknya lalu berakhir seperti biasa keduanya bertengkar. Keduanya pun di nasehati oleh Ayahnya agar tak bertengkar lagi karena, kalau berpisah nanti akan kangen satu sama lain. Ayahnya berkata seperti itu, malah membuat Amara juga adiknya saling bersamaan jika tidak mungkin.

Amara pun langsung menutup pintu kamar dengan kasar, lalu menangis di balik pintu kamarnya itu. Sementara adiknya, mandi sambil menggerutu tentang Kakaknya itu sehingga membuat bertengkar. Beberapa menit kemudian, Telepon adiknya berbunyi dan Adiknya cepat -cepat mandi lalu angkat teleponnya dan ternyata teman kuliahnya.

"Halo? ada apa sih, bro?"

"Lo di rumah, Ki?"

"Iya, ada apa?"

"Gue di depan rumah lo nih, kakak lo yang cantik ada nggak?"

"Apaan, cari kakak gue?"

"Kiara! gue kan ngejar baget tuh magang di tempat kakak lo. Please bantu gue ya."

"Alasan aja lo mau magang segala, yang ada mau pacarin kan?"

"Duh, kali ini gue beda sama cowok-cowok yang lain. Benar deh."

"Nggak percaya gue."

Tak lama, Ayah memanggil dan bertanya apakah berangkat kuliah bareng Amara juga Ayah dan Kiara pun menjawab nggak mau karena masih kesal dengan kakaknya yang lagi sensi.

Kiara pun selesai usai, lalu berangkat ke kampus memakai motor. Di lain tempat, Gea pulang dari kantor dan baru saja sampai, kesal dengan moodnya yang berantakan usai di jutekin oleh Pak Sam, sambil melepas rambut yang di ikat. Gea melihat dari jendela rumah Pak Sam. Melihat ke sekitarnya, tak ada tanda-tanda kehadiran Pak Sam atau yang lain.

Gea pun ke ruangan keluarganya, menyalakan tv lalu melihat acara tv yang menurutnya bagus. Hingga ada telepon dari no yang tidak di kenal. Di telepon itu, Gea di minta menjauhi Sam dan jangan lagi mendekatinya. Kalau tidak jangan harap bisa kerja di penerbit.

Gea panik juga takut karena banyak juga yang suka dan yang paling berpotensi menyakiti hanya satu orang yaitu Bu Amara. Hingga Gea mulai waspada dari sekarang, tak lama Gea masuk ke kamar dengan membanting badannya lalu menatap plafon kamar. capek, ngantuk juga lapar jadi satu yang kini di rasakan oleh Gea. Lalu ke kulkas melihat stok makanan yang ada dan mencari makanan yang bisa di makan.

"Masak apa? seingat gue sudah belanja deh."

"Lho kok bahan habis, kayaknya harus cepet-cepet beli deh," tambah Gea

Selama dalam perjalanan, Gea sedikit buru-buru hingga menabrak perempuan lalu tanpa sadar Gea melihat Pak Sam. Hanya memakai Jaket bomber lalu sandal jepit kemudian, celana jeans belel dan topi yang di kebelakangin. Sontak Gea reflek memotret Pak Sam tapi, saat memotret Pak Sam malah melihat ke arahnya.

Gea yang kaget juga baru sadar kalau hanya memakai baju kantor yang tadi pagi gea pakai.

Pak Sam pun langsung menghampiri dan meminta gawai Gea tapi, Gea menolak dengan halus lalu Pak Sam mengelabui Gea dan gawai Gea pun di dapatkan.

Kemudian Gea yang malu jika membuat keributan hanya bisa pasrah saja, tak lama gawainya di kembalikan lalu Gea baru sadar kalau foto Pak Sam telah hilang alias terhapus. Gea hanya bisa meremas sudut jasnya saja lalu segera ke troli untuk lanjut belanja.

Ternyata Pak Sam ikut juga sambil terus saja tanya soal bahan makanan bayi, hingga Gea tersadar kalau dari tadi membahas bayi dan Gea mulai kepo dengan topik pembicaraan Pak Sam.

"Pak! boleh tanya?"

"Jam kantor sudah lewat, kamu panggil saya Sam atau muel," ucap Sam yang wajahnya mendekat ke muka Gea

"Boleh begitu, Pak?"

"Eh, Sam?"

"Boleh, jadi mau tanya apa?"

"Kenapa bahas bayi? ada ponakan yang baru lahir?

"Bukan ponakan, calon anak saya."

"Hah? maksud Pak Sam punya calon anak juga istri?"

"Bukannya Pak Sam baru saja jadi duda?"

"Banyak tahu soal saya, ya?"

"Tukang gosip di kantor memang kamu, ya?" timpal Sam pada Gea

"Pak, saya hanya mendengar setiap gosip yang beredar, Pak Sam tahu saya itulah pendengar yang baik."

"Ya bisa juga, tapi panggil Sam."

"Oh sudah punya calon, ya sudahlah lagi pula mana ada perempuan yang betah sama Pak Sam yang cerewet ternyata."

"Popok bayi sudah, sampo juga sabun mandi bayi sudah."

"yang belum apa ya?"

"Tanya ibunya aja Pak, eh Sam."

"Oh, iya sapa tahu Salma butuh sesuatu."

"Kayak pernah dengar nama itu di kantor deh , Pak."

"Iyalah, dia harusnya klien kita tapi, dia nolak."

"Waa Pak Sam, ditolak?"

"Kalau saya jadi dia, nggak akan lah di tolak."

"Susah banget ya bilang Sam."

"Harusnya nggak sih pak, tapi gimana ya. Mungkin karena saya profesional kali ya."

"Ya bisa jadi."

Tak lama Sam menghubungi Salma dan bertanya kalau butuh apa saja tinggal bilang saja, mumpung Sam di supermarket. Salma tanpa banyak kata terima kasih tidak perlu dan kalau memang mau bertamu cepat saja kemari lalu salma mematikan teleponnya.

Sam hanya bisa diam lalu pamitan dengan Gea dan mereka berpisah.

Di kesempatan yang berbeda, Jessica tampak pucat juga lelah setelah bekerja seharian. Hari itu banyak meeting juga banyak harus menghadiri banyak pertemuan, hingga di meeting terakhir Jessica merebahkan badannya lalu tertidur. Tak lama Kaka berusaha membangunkan Jessica untuk sholat Isya dan tak bangun juga kemudian Kaka cemas dan diketahui kalau Jessica pingsan. Segeralah Jessica di bawa dan ketika bangun Jessica juga Kaka di hadapkan dengan bayinya yang sungsang juga terlilit tali pusar juga sepertinya juga akhir -akhir ini sering kontraksi jadi, di perkirakan Dokter Rahma.

Jessica panik dengan jawaban yang di jelaskan oleh Dokter, hingga Jessica pun segera memikirkan yang terbaik. Memutar otak dan berpasrah yang sedari tadi di lakukan Kaka juga Jessica. Meskipun begitu Kaka takut kehilangan Jessica dan dari raut wajahnya pun Kaka sebenarnya tak bisa bohong kalau takut sekali. Namun keyakinan Jessica yang membulatkan tekad keduanya, sehingga Kaka juga Jessica yang siap untuk di lahirkan prematur.

Dokter pun segera mempersiapkan, semua pun telah di hubungi oleh Kaka dan mulai sedikit kepanikan di mata kaka. Jessica yang hari itu terlihat cantik hanya bisa tersenyum. Operasinya terlihat lama tapi, tak terasa sudah selesai beberapa jam kemudian. Jessica pun sempat melihat Babynya yang lahir dengan jenis kelamin laki-laki bernama khalid Muhammad Kaka, namun tak lama jessica terkena darah tinggi sehingga tak terselamatkan. sayangnya, Kaka tak sempat melihat Jessica karena Kaka senang luar biasa saat sedang mengadzani anaknya di ruangan bayi.

Sementara itu, Safa juga Mark tak sengaja bertemu Dokter Rahma dan memberitahu kalau Jessica tak selamat karena serangan hipertensi yang tiba-tiba terjadi. Di luar nalar bagi Safa tapi, takdir yang berkata mau di kata apalagi. Kaka pun kembali ke ruangan operasi , tapi Kaka malah melihat orang yang tertutup seluruh tubuhnya. Kaka jadi curiga dan langsung membuka ternyata Jessica, Kaka berteriak seketika lalu menguncangkan badannya dengan kasar sehingga Kaka menagis di badan Jessica.

Kaka tak mau jenazah Jessica di bawa ke ruangan mayat, menangis sesenggukan lalu tiba-tiba Kaka pingsan. Jenazah Jessica pun langsung di bawa dan Kaka di bawa keruangan lain.

Safa yang tadinya menahan tangis, kini hanya bisa menangsin sejadi- jadinya. Hingga ketika Mark datang, Safa menangis terus. Sementara itu, Mark langsung menelepon Salma. Salma kaget bukan main dan langsung memanggil Miran untuk mengantarkannya ke rumah sakit.

"Ok, gue sekarang ke rumah sakit."

"Ya allah Jessica," ucap Salma sambil melempar kunci mobil pada Miran

"Kasian banget babynya prematur dan Jessica meninggal."

"Iya , ya Miran. Jessica orang baik."

"Baik banget dan Mantan terindah."

"Haduh lo, tapi dia the best friend."

Selama perjalanan ,Miran juga Salma teringat terus dengan Jessica yang manis, murah senyum juga yang cantik. Hingga tak sadar kalau Sudah sampai rumah sakit. Dengan perasaan sedih, Salma juga Miran mempercepat langkahnya lalu Miran juga Salma memilih berpencar karena di beritahu Kaka pingsan dan Jessica sudah di kamar jenazah.

Salma pun memilih untuk ke ruangan Kaka dan Miran ke kamar jenazah. Salma menuju kamar Kaka, Kaka tertidur pulas. Seperti lelah dan bekas air matanya masih terlihat. Hingga Salma di situ, tiba-tiba tangan Kaka menyentuh Salma dan Kaka tersadar. Salma pikir kaka tahu kalau Salma yang hadir tapi, yang terjadi malah Kaka mengira kalau Salma adalah Jessica. Kaka memeluk dengan erat lalu hampir mencium bibir Salma tapi, Salma langsung menampar dan Kaka tersadar kalau Salma bukanlah Jessica.

Kaka pun menangis dan meminta kepada Salma untuk di bawa ke kamar jenazah Jessica. Salma pun membawa Kaka dan menasehati Kaka untuk bisa ikhlas karena semua takdir Allah.

"Kak Salma!"

"Safa! sudah besar saja perutmu, oh ya, tahu kamar jenazah Jessica?"

"Safa pun memberitahu arahnya dan menyemangati Kaka kalau semua takdir allah."

"Iya terima kasih dan ayo kita lihat Jessica," ucap Kaka sambil berusaha tenang

Selama menuju kamar jenazah, Kaka berdoa terus agar Jessica di sana tenang dan Kaka mau fokus pada Baby khalid. Kaka menuju kamar jenazah berusaha tersenyum tapi, Kaka gagal karena melihat wajah Jessica yang cantik, semua pun akhirnya tak bisa menahan tangisnya dan menangis sejadi-jadinya.

Kaka pun mencium terakhir kalinya dan mengucapkan akan bertemu lagi kelak. lalu Semua memeluk Kaka dan membawa kaka keluar. Sampai di luar, Kaka terus melihat kamar jenazah dan memikirkan Baby khalid. Dengan perasaan yang masih kacau balau, Kaka berusaha senyum. Kaka pun berkata kalau wajahnya bule sekali dan membuatnya teringat akan Jessica. Semua senang Kaka bisa menguasai dirinya dan bisa menjaga perasaannya demi baby khalid. Selama menuju ruangan bayi, kaka semangat untuk menceritakan Jessica. Saat sudah sampai, Kaka langsung menceritakan Jessica yang lucu, kita pun sesekali hanya bisa ikut tersenyum dan tak menyangka kalau kaka begitu mencintai Jessica.

"cakep banget Baby Khalid, semoga bisa ya anakku cakep kayak Mark."

"Hati-hati ya juga harus jaga kesehatan, jangan seperti Jessica ya," ucap Kaka pada Safa

"Iya jangan kayak Ibnu juga, sakit nggak bilang-bilang."

"Sal! lo bahas itu lagi, gue menyesal tahu," ucap Kaka

"By the way, kalian sama janda dan duda. Di tinggal menikah."

"