"Ya karena, aku suka sama cewek lain," jawab Sam dengan santai pada Mamanya
"Maksud lo, Salma yang penulis Pf itu?"
"Bukan urusan lo, sekali lagi gue terima kasih lo sudah suka sama gue tapi, maaf gue suka sama yang lain."
"Enak dia ya, semoga dapat ganjaran setimpal."
"Lo sampai macam-macam dengan Salma, lo akan menyesal sudah mengenal gue."
"Oh lo gitu sekarang?"
"Nggak usah kaget, orang punya sisi jahat. Lo harus terima," ucap Sam sambil menunjuk pintu keluar pada Amara
Di tempat lain, Safa juga Mark sibuk mengurus rumah tangganya. Karena akhir -akhir ini keuangan Safa juga Mark menurun. Keduanya bingung juga tak tahu harus apa lagi, karena kontrak kerja Mark dengan Ibnu pun sudah selesai. Akhirnya, Mark mencoba mengajar bahasa Inggris di sekolah dasar swasta dengan recomendasi Ayah Jessica.
Mark pun datang ke sekolah yang telah di berikan oleh Ayah Jessica. Di sekolah itu, terlihat sangat biasa tapi lumayan luas untuk sekolah swasta. Mark ternyata tak sendiri, ada beberapa orang yang menunggu di ruang interview.
Lalu Mark memilih duduk di tengah dan mendapat nomor urut 6. sedangkan yang ikut interview ini sekitar 15 orang, lumayan pikir Mark pun video praktek mengajar dan berusaha menirukan seperti itu saat di kamar mandi.
Hingga saat di kamar mandi, Mark mendengar gosip entah yang berbicara siapa yang jelas Mark penasaran dan memilih untuk mendengarkan sebentar saja pikirnya.
"Eh, lo baca Web novel juga?"
"Lagi booming ya, penulis web novel yang merambah web series tapi gosipnya lebih seru kehiupannya dari pada Web seriesnya. banyak yang bilang lebih bagus yang pertama."
"Eh lo tahu juga, Mil."
"Gue tahu dari bini gue suka baca web novel."
"Kirain lo baca, gue baca soalnya gue sambi jadi editornya. lumayan duitnya hehehe."
"Waa, iya para istri hobinya nambah dan ada-ada aja jadi kita laki-laki harus punya tambahan."
"Iya Muzamil."
"Maaf bahas apa ya, kalian?"
"Hah?"
"Bukan apa-apa, Bahasa Indonesia lo bagus."
"Terima kasih."
Mark sejenak memikirkan, apa yang di maksud adalah orang-orang di kamar mandi adalah Salma atau ada penulis yang lainnya.
Meskipun begitu, Mark berusaha kembali fokus ke tujuan awal ada di sekolah dasar swasta ini. Tak lama, Mark di panggil dan Mark berusaha untuk sebaik mungkin.
Interview akhirnya di mulai, Mark pun memulai menjawab setiap pertanyaan yang di minta. Lalu, sekitar 30 menit Mark telah selesai menjawab dan Mark memutuskan langsung pulang.
Sampai di rumah, Safa antusias juga tak sabar mendengar cerita interview di sekolah dasar swasta. Tapi, Mark malah langsung membahas Salma dan Safa bingung. Meskipun begitu Safa berusaha tenang dan mendengarkan.
"Jadi, Salma beneran penulis Web novel?"
"Iya sayang, terus ada apa sih?"
"Katanya lagi buat web series?"
"Iya yang gue ingat, ada apa sih? jangan orang tanya balik tanya," keluh Safa
"Iya, tadi katanya ada editor Web novel yang lagi gosipin penulis Web novel yang buat web series tapi, lebih seru cerita hidupnya."
"Jadi, Salma kan?"
"Iya kali, atau perlu kita tanya?"
"Oh ya, kabarnya gimana ya?" tanya Safa bertubi -tubi.
"Tanya aja Jessica kalau gitu atau Miran?"
"Ok, lagi pula Kak Ibnu titip Kak Salma sama kita-kita."
Di lain tempat, Jessica dan Kaka sudah mempersiapkan syukuran 7 bulan. Makanan, minuman, souvenir juga background syukuran pun sudah di pikirkan. Lalu Jessica segera mengecek tamu yang akan hadir di rumah Jessica dan meminta Kaka untuk mengecek parkiran motor juga parkiran mobil.
Tak lama, para tamu hadir dan saudara dari Jessica juga Kaka sudah lengkap semua. Tapi, Jessica baru teringat akan Salma juga teman-teman yang lain. Jessica pun menelepon Miran dan bertanya sudah berangkatkah ke rumah Jessica atau belum. Ternyata, sudah berangkat dan kini dalam perjalanan. Perjalanan dari tempat Salma sekitar 1 jam, terlebih lagi Salma membawa Baby Ara.
Semua tamu yang di undang satu persatu sudah datang, hanya Salma juga teman-teman yang lain saja yang belum datang. Jessica menunggu jadi tak tenang, sementara Kaka berusaha tenang dan akhirnya sampai juga tapi Safa juga Mark datang terlambat karena ada urusan lain.
Syukuran pun di mulai dengan khidmat juga dengan khusyuk . Hingga, acaranya sudah usai Salma juga yang lain belum pulang. Tiba-tiba, Salma membahas kalau akan menulis lagi untuk cerita yang ketiga dan tak lama Mark datang lalu bertanya pada Salma soal Web novel.
"Waa Sal! pas, gue mau tanya soal Web novel."
"Mark! akhirnya lo datang juga," sapa Kaka
"Hai, soal apa? tertarik nulis di Web Novel?"
"Bukan buat menulis tapi, apa lo sudah mulai di kenal sama orang-orang?"
"Di sini mulai di kenal sih, ada apa emang?"
"Miran nggak cerita sama lo beberapa hari yang lalu?"
"Apaan ya? beberapa hari yang lalu miran nggak ke rumah."
"Oh, Miran tahu tapi lo nggak tahu."
"Jadi, Beberapa waktu lalu gue interview di sekolah dasar swasta. Intinya lo jadi bahan omongan."
"Siapa yang ngomongin gue?"
"Na itu gue nggak tahu, gue cuman dengar kalau salah satu dari mereka adalah editor Web Novel."
"Masalah baru setelah Boy juga Sam."
"Siapa Sam?" tanya Mark
"Waa lo ketinggalan berita, jadi Sam cowok yang naksir sama Salma sekarang," jawab Kaka dengan muka dingin.
"Hah? kok bisa?"
Akhirnya, semuanya mengobrol sampai-sampai lupa waktu dan Baby Ara rewel kemudian Salma juga Miran memutuskan untuk pulang saja. lalu, Kaka berkata hal yang membuat tertawa semua yang mendengar. lalu Miran pun hanya tersenyum dan berceletuk sehingga di aamiinkan oleh yang lainnya.
Saat di luar rumah Jessica, Salma merasa ada yang aneh. Tapi, nggak tahu apa itu hingga Salma langsung menoleh ke arah kiri dan benar saja ada Sam di situ menghampirinya kemudian meminta untuk berbicara empat mata dan tanpa di sangka, Kaka melihat lalu menghampiri Sam kemudian berbicara berdua di tempat yang agak jauh dari rumah Jessica.
Pembicaraan mereka berdua pun terlihat serius juga terlihat beberapa kali Kaka menyentuh dada Sam sehingga Sam mundur. Salma yang nggak mau ada keributan meminta Kaka untuk masuk rumah saja dan membiarkan Sam berbicara empat mata dengannya. Tampak dari raut wajahnya, Sam sumringah juga tak menyangka kalau Salma mau berbicara berdua dengan Sam.
"Maaf ya, kalau Kaka buat lo nggak nyaman," ucap Salma di cafe yang nggak jauh dari rumah Jessica & Kaka
"Iya nggak papa, gue langsung to do point. Temen-temen lo nggak suka gue kayaknya."
"Jadi, gini lo mau nggak nikah sama gue?"
"Hah? lo ngajak apa barusan?"
"Nikah?" lanjut Salma kemudian dan mengatur posisi ke arah yang berbeda
"Iya nikah, tapi nggak harus tahun ini. yang jelas gue mau kenal lo lebih jauh."
"Bisa kasih gue waktu, lo kan tahu kalau gue baru saja menjadi janda. Tanah kuburan suami gue masih basah dan belum ada itungan tahunan."
"Ok tapi, kalau sekarang gue anterin lo pulang mau?"
"Sorry ya, gue bareng Miran."
"Kalau mau main di rumah, ayo," jawab Salma pada Sam.
Tak lama, Sam pun menuruti mau Salma dan Sam pulang untuk balik lagi ke kantor. Tapi saat akan pulang, Sam memberikan tatapan dalam seperti ingin mengatakan sesuatu dan tertahan dari Sam.
Sam pun pulang, Miran langsung menggoda Salma yang seperti terpesona. Tapi, Salma teringat akan Ibnu sejenak. Salma pun tak bisa menyembunyikan dan terus saja menangis sejadi-jadinya.
Miran yang bingung, hanya bisa membiarkan Salma menangis. Beberapa menit kemudian, Baby Ara yang ganti menangis. Seketika Salma menghibur Baby Ara dan Baby Ara tak menangis lagi.
"Lo ada apa Sal?" tanya Miran sambil berbelok ke rumah Salma
"Gue sudah nggak papa kok, biasa ingat Ibnu."
" Mau ke makamnya?"
"Masih ada Baby Ara, kasian."
"By the way, lo mau sama Sam?"
"Nggak tahu gue, gue takut aja di tinggal lagi. nanti di tinggal lagi dengan alasan yang sama malah, meninggal. kan sedih seperti itu."
"Ya sudah kalau gt, ayo masuk. Kasian Baby Ara."
Di lain tempat, Amara emosi dengan apa yang telah di lakukan oleh Sam padanya. Amara lalu membuang semua barang-barang yang ada di depannya. Ruangannya pun menjadi berantakan, para karyawan pun bingung harus bagaimana. Hingga, Sam datang dan salah satu karyawan Amara mengadu, kalau Amara sedang marah. Sam segera ke ruangan Amara tapi, Amara menolak Sam masuk ke dalam ruangannya. Sam pun menuruti mau Amara dan berusaha merayu Amara lewat Ayahnya.
Saat Sam menuju ruangan Ayah Amara, Sam bertemu lagi dengan Gea divisi HRD yang satu lantai dengan Ayah Amara. Gea pun menyapa Sam tapi, Sam tak peduli dengan keberadaan Gea. Hingga Gea saat akan masuk ke lift tiba-tiba tersandung, lalu hampir saja tangannya terjepit lift jika tidak Sam refleks membantu saat Gea berteriak.
"Ya Allah, hampir saja gue jatuh."
"Terima kasih ya," timpal Gea pada Sam
"Iya sama-sama, gue kok nggak lihat Pak Bos, ya?, tahu ke mana?"
"Gue nggak tahu tapi, coba gue telepon seketaris Pak Bos ya."
"Halo May? , Lo di mana?"
"Gea? hai , gue di tempat makan, ada apa?"
"Ini , Pak Sam cari Pak Bos," jawab Gea dengan santai
"Pak Bos, pulang ke rumah tapi jam 4 sore ada meeting. Eh, lo bukannya naksir ya sama Pak Sam?"
"Hey! gue lagi sama doi dan gue Loadspeaker," jawab Gea lalu mematikan teleponnya.
"Nah gitu, Pak , ada lagi yang bisa gue bantu?"
"Nggak sudah, cukup. kata temen lo, lo suka sama gue."
"Ah Pak, biasa kan orang suka bercanda seperti itu."
"Iya paham kok, kalau gitu saya kembali ke ruangan saya, lo hati-hati kalau jalan."
Gea pun senyam-senyum sendiri, lalu teringat gosip yang baru saja di terimanya kalau Bos Amara lagi emosi dan karyawannya lagi pusing menghadapi. Tak lama, Gea kembali ke ruangan dan lanjut seperti biasa. Hingga jam istirahat Gea masih kerja lalu sampai di ingatkan oleh teman satu kantornya untuk segera makan siang.
Namun Gea tak pedulikan hal itu dan lanjut kerja hingga hampir 30 menit, Gea ke kantin untuk makan. Menuju kantin kantor, Gea langsung membeli nasi padang juga es teh tapi saat akan duduk, tempatnya tak ada yang kosong dan saat mencari ke sekeliling tak menemukan lalu Gea melihat Sam yang berjalan menyalipnya bahkan seperti tak tahu jika Gea ada di sebelahnya.
Tiba saat Sam ke tempat duduk yang sudah menjadi langganannya , Gea ikut duduk dan Sam menyadari kehadirannya sesaat sadar kantinnya sedang penuh. Gea yang senang bertemu dengan Sam hanya seperti patung karena tak hiraukan sedikit pun.
"Ehem! Pak Sam, sudah bertemu dengan Pak Bos?"
"Belum tapi, sudah selesai masalah saya."
"Oh, soal Bu Amara suka sama Pak Sam?"
"Kamu kalau mau bergosip jangan di kantor, saya bukan cerita drama yang bisa seenaknya menjadi bahan gosip,"jawab jutek Sam pada Gea
"Maaf Pak, kalau gitu. Lagi pula resiko dirimu sebagai orang terkenal di kantor."
"Saya dengar Gea, sana pindah ke tempat lain. saya masih banyak urusan."
"Heran! jadi orang kok jahat banget sih sekarang. Dulu waktu pindah rumah di situ nggak seperti itu deh."
2015 bulan Desember, Gea baru saja pulang dari kuliah malam harinya karena pagi hari kerja part time untuk kerja yang lebih baik lagi. Gea membuka pagar dan saat berbalik ada laki-laki yang seperti Gea impikan. Punya senyuman yang menawan juga punya kulit sawo matang yang indah bagi Gea.
Gea pun menyapanya dan laki-laki itu pun menyapanya, tak lama Gea masuk ke rumah dengan sumringah lalu masuk kamar dengan perasaan senang. Hingga setiap pagi, Gea melihat apakah dia sudah keluar atau belum. Namun sayang, sia-sia laki-laki itu tak pernah menampakkan wajahnya lagi. Kata tetagga yang bergosipnya akurat, Kalau Laki-laki itu atau Sam suka berangkat pagi-pagi sekali dan kadang nggak pernah pulang.
Hingga sekitar 6 bulan Sam di situ dan Gea lulus kuliah pun, Sam tak pernah tampakkan dirinya. Para tetangga pun beranggapan kalau, Sam laki-laki yang pekerja keras hingga tak ada waktu untuk pulang bahkan.
"Gea? lo kenapa bengong?"
"Hah? nggak papa kok," jawab singkat Gea
"Kirain, lo lagi mikirin Pak Sam, cowok yang lo suka sejak awal masuk kantor ini."
"Ah, lo ingat yang nggak penting deh, apa lagi yang lo ingat?"
"Apa ya, lo ingat waktu pertama kali ketemu dia di parkiran mobil? lo senang bukan main, padahal lo lagi training dan lo nggak takut di tolak."
"Iya ya, saking gue sukanya."
"Ya sudah, ayo balik ke ruangan."
Teman satu kantor Gea cerita jaman awal suka Pak Sam, sejenak membuat teringat kejadian tadi saat Pak Sam galak. Gea pun mendadak takut akan melangkah atau bahkan tak berani gegabah karena galak sekali.
Sampai di ruangan Gea, Gea seperti mimpi kalau di depan matanya ada Pak Sam. Gea seketika mempercepat langkahnya menuju Pak Sam dan langsung berbicara dengan Pak Sam. Tapi, niat Pak Sam untuk bertanya apakah ada lowongan kerja yang kosong di divisinya, Gea pun menjawab kalau ada dan memberikan syarat yang di perlukan juga bertanya kenapa kosong.