Chereads / In Pursuit of love / Chapter 43 - Bab 43

Chapter 43 - Bab 43

Pemakaman Jessica pun di selenggarakan, Ayah Jessica juga Kaka terpukul dan teman-teman yang lain ikut terpukul atas kematian Jessica. Meskipun begitu, semua begitu menyanyangi Baby Khalid.

Salma juga yang lain sudah ada di pemakaman, terus menyemangati Kaka yang bersedih dan malah menggoda Kaka juga Salma karena sama-sama sendiri. Hingga belum-belum sudah menjodohkan saja, tapi Salma tidak tinggal diam akan itu. Dengan raut wajah jutek, Salma memberitahu kalau kuburan Jessica belum kering dan malah kalian bercanda yang tidak penting untuk saat sekarang.

"Gue balik dulu ya, buat emosi aja di sini dan Kaka kalau lo butuh bantuan soal Baby khalid gue siap."

"Terima kasih ya."

"Oh ya, Gue salam buat laki-laki yang main ke rumah lo."

"Siapa?" tanya Salma penasaran

"Sam, kali Sal!"

"Oh dia, dia hanya teman nggak usah di salamin."

Tak lama Salma juga Miran pulang kerumah dan melihat Baby Ara yang di titipkan ke tetangga. Meskipun begitu, nggak mudah menjadi janda di tengah omongan para tetangga yang kejam.

Seperti sekarang, meskipun Miran hanya pulang pergi setiap hari tapi sering ke rumah juga sudah ijin ke Pak rt tetap saja tanggapan tetangga minus. Hingga Salma kebal sendiri dengan omongan tetangga, seperti sekarang Salma yakin pasti di jadikan bahan gosip.

Karena terakhir, gara-gara Sam datang malam sore sampai malam hari jam 9 malam. Tetangga mengira kalau Salma menikah siri, karena Sama bawa hadiah banyak sekali dari Sam.

"Diem aja, kenapa Sal?"

"Mikirin gosip apa yang mau di buat ibu-ibu nggak penting."

"Sudah nggak usah di pikirin, ngaruh di asi nanti."

"Sedikit aja, lumayan buat bahan nulis."

"Oh ya, gue lancar nih deketin Alice. Kalau gue lamar dia, dia mau nggak ya?"

"Ya tanya aja kalau gitu."

"Bantu gue ya, gimana tanyanya."

"Ya tanya aja, kok masih tanya gue."

"Maksudnya, konsepnya saat makan malam atau saat di mobil ini atau seperti apa."

Seketika gawai Salma berbunyi dan Salma seperti sudah bisa merasakan siapa yang telepon lalu apa yang akan di katakannya, namun Salma salah dan Salma mengiyakan permintaanya untuk bertemu di rumah Salma lalu teleponnya di tutup kemudian.

"Gue tebak well, Sam dia mau apa lagi kali ini?"

"Mau bantu gue dan dia ngerasa apa yang akan di lakukan ini yang terbaik, dia kayak suami ya?"

"Lebih rempong dari Boy, tapi setidaknya dia bisa terima kasih tahu belum dulu untuk menikah."

Beberapa menit kemudian Salma juga Miran sudah sampai di rumah dan seperti yang sudah di duga, Sam ada di depan rumah Salma dan bersandar di mobilnya itu. Salma langsung mengajak Sam untuk masuk dan langsung meminta Sam to do point , karena Salma masih mau lanjut Nulis di Web novel.

Sam pun langsung berkata kalau di kantornya ada lowongan dan lebih baik ngantor dari pada nulis di Platform terlebih banyak gosip beredar belakangan ini. Salma pun langsung paham kenapa Sam begini, artinya Sam lagi bertingkah seperti seorang suami Salma.

Tanpa banyak kata, Salma menolak dan lebih nyaman menulis sekarang ini terlebih karyanya sudah mulai di kenal di Indonesia. Sam berusaha sekuat tenaga untuk membuat Salma mau masuk di kantor yang sama tapi, gagal karena Salma langsung meminta Miran untuk mengantarkan Sam ke pintu keluar yang sudah terbuka dari tadi.

"Ngaco aja kan, Sam."

"Bertindak seperti suami, gue nyaman jadi penulis Platform Web novel karena ada tantangannya."

"Di kantor mana bisa kayak gt," cerewet Salma pada Miran

"Halo? hai Kaka ada apa? ucap Salma yang tiba-tiba Kaka telepon

"Gue butuh asi lo buat Baby Khalid, lo bisa bantu gue?"

"Bisa sih tapi, nanti anak lo suka anak gue gimana?"

"Sudah benar kalian nikah deh, aman kalau mau kasih susu ke Baby khalid,"ujar Miran sambil membuka hadiah yang di berikan pada Baby Ara

"Nggak usah di dengarkan."

"Bilang saja nanti kalau sudah besar saudara sepupu jauh karena saudara sesusu."

"Semoga kelak nggak kenapa-kenapa,ya?"

"Iya, kalau gt kabarin kalau udah ambil asi."

"Iya, gue pun harus makan yang banyak biar ASI gue banyak."

Tak lama Kaka yang masih di rumah sakit akan pulang, lagi-lagi menabrak orang tapi kini Kaka tahu siapa yang dia tabrak dan sebagai tanda permintaan maaf Kaka mentraktir orang itu.

Dia perempuan, mahasiswi bidan yang sedang magang di rumah sakit tempat Jessica melahirkan. Tapi perawat itu menolak karena masih jam kerja jadi, tidak bisa menerima traktiran dari Kaka. Kaka pun pulang selama perjalanan, kaka spontan memanggil Jessica karena melewati tempat makan yang di biasa di kunjungi saat sepulang dari rumah sakit.

Dengan perasaan sedih, Kaka berusaha sekuat tenaga untuk bisa tidak menangisi Jessica lagi. Hingga sampai di rumah, Kaka terus melihat rumah yang penuh kenangan dengan Jessica dari biasa duduk di teras sambil kerja, kemudian makan di ruang tamu hingga terkadang tidur di ruangan tengah sambil melihat tv.

Hingga Kaka terhenti di ruangan Kamar bayi, di dinding itu ada foto saat tujuh bulan dan ada senyuman setiap pagi yang selalu mengembang di wajah bulenya. Di lain tempat Amara masuk kantor dan tak melihat ada Sam di ruangannya, lalu Amara ke ruangan lain untuk bertemu staf lain. Amara yang masih bad mood memakai riasan yang natural, bahkan seperti tidak memakai riasan sama sekali.

"Permisi?"

"Bu Amara? ada yang bisa saya bantu?" Sapa staf yang melihat Amara lalu di susul yang lain berganti menyapa Amara

"Kalau ketemu Gea Andriana, suruh ke ruangan saya."

"Baik Bu."

"Nah lo, Gea bikin masalah apa ini?"

"Apa dia ketahuan Bu Amara naksir Pak Sam atau kita bergosipnya yang sampai Bu Amara," ucap teman satu divisi Gea.

Tak lama Gea datang dengan santai, apalagi style Gea look korea yang sedikit tidak cocok dan terlebih Gea hanya tingginya 170cm. Gea duduk dengan santai lalu menyalakan komputer kemudian membaca berkas-berkas yang perlu di selesaikan. Beberapa menit kemudian, Gea di hampiri teman satu divisi lalu memberitahu kalau Bu Amara meminta Gea untuk ke ruangannya.

Gea kaget juga dag, dig,dug apakah yang akan terjadi dan Gea harus berkata seperti apa. Bisa -bisa hari ini juga di pecat soal Pak Sam, tapi Gea baru sadar kalau dia hanya suka biasa bukan berarti harus pacaran. Apalagi Pak Sam sudah suka sama orang lain, saat di lift Gea berharap bisa menghadapi semua ini. Hingga pintu lift terbuka dan ada Pak sam yang baru datang, Lalu Pak Sam kaget Gea ada di divisinya sekarang.

"Ada apa kemari?" ucap Sam sambil melihat look Gea hari ini

"Mau ke ruangan Bu Amara, Pak."

"Bu Amara? ada apa ke sana?"

"Mungkin soal Pak Sam."

"Kok saya?"

"Ya bisa jadi, kita kan akhir -akhir ini sering sama Pak Sam."

"Saya ikut," jawab Sam dengan tegas

"Pak, saya sendiri saja ya?"

"Kamu takut kalau ada saya?"

"Saya sih bodo amat, pak tapi saya malas melihat orang bertengkar."

Tak lama Sam merasa Gea banyak omong, menarik tangannya dan membawa Gea ke ruangan Amara. Staf yang lain kaget juga nggak menyangka kalau Gea akan di gandeng tangannya oleh Sam laki-laki idola di divisinya.

Sam mengetuk dan Amara mengijinkan masuk tapi, Amara di buat kaget dengan kedatangan Sam juga Gea. Amara berusaha menahan emosinya dan berusaha tak terlihat mengintimidasi Gea. Terlebih lagi Amara merasa Gea terlindungi oleh Sam, Amara pun meminta berbicara berdua dengan Gea tapi Sam bersikeras meminta tetap di tempat atau memilih berbicara di ruangan sekarang juga.

Amara yang merasa tak ada pilihan lain, akhirnya memutuskan untuk segera berbicara di hadapan Sam. Sam kaget karena Amara memilih berbicara di ruangan ini, Amara langsung mengatakan kalau Amara menyukai Sam dan Amara nggak mau di ganggu oleh siapapun untuk mendekati Sam.

"Kalau lo mau ngalangin Gea, silakan tapi kalau lo sampai buat siapa pun menderita karena obsesi cintamu, lebih baik kita nggak pernah kenal lagi."

"Sam kenapa bilang gitu, gue minta maaf tapi, please jangan bilang seperti itu."

"Ya jangan lupa, perbaiki sikap kamu atau lo kehilangan gue."

"Gara-gara Gea semua seperti ini, lihat aja nanti," ucap Amara dalam hati

"Pak Sam badas banget, sayang sudah ada yang dia sukai,"ujar Gea dalam hati

"Gea lo bisa balik ke ruangan lagi, dan lo Amara stop ganggu gea."

"Kalau gue lihat lagi Gea di divisi kita. selesai hubungan kita."

"Iya, lihat aja ya gea. Ini semua bukan Akhir justru awal mula,"ucap Amara dalam hati

Di lain tempat, Safa dan Mark merayakan 4 bulan kehamilan dan sekaligus perpisahan kepada yang lain karena akan pindah ke luar negeri yaitu Australia. Para tamu pun yang di undang hanya terbatas karena untuk menghemat biaya.

Tamu yang datang pun mulai dari teman atlit sampai mantan atlit Safa, lalu teman-teman Mark yang baru di sekolah. Safa juga Mark pindah karena nenek Mark kaget, Mark hidup memprihatinkan dari pada di Australia dulu. Jadi, Nenek Mark ingin Mark kembali ke Australia lalu melanjutkan usaha keluarga.

Selama acara, semua terlihat bahagia juga terlihat menikmati setiap acara yang di buat. Di akhir acara 4 bulan di tutup dengan mengobrol dan mengenang Ibnu juga Jessica. Selama mengobrol, semua yang di bicarakan hal baik, hingga Miran membuka gawainya dan melihat ada berita online tentang Salma yang di beritakan masalah pribadinya dan karyanya di buat untuk self healing dari berbagai masalah.

Salma kaget saat Miran memberitahu kalau ada beritanya dan menjadi kesal dengan pemberitaan yang di buat oleh media itu. Terlebih lagi, medianya tak pernah sekali pun memwawancarai Salma via telepon atau bertemu sekali pun .

"Oh berita ini yang buat rame, temen kantor lo waktu itu?"

"Berasa artis indonesia dong?" timpal Salma sambil memegang gawai lalu menulis

"Terus lo mau buat klarifikasi?"

"Buat apa? soalnya nggak penting juga apalagi, menulis di Web novel yang penting."

"Sudah menulis hal terpenting dalam hidup lo, ya?" tanya Kaka pada Salma

"Nggak tahu nih, berasa self healing aja gitu dengan menulis cerita."

"Apalagi tuh, pemain Web series gue yang pertama."

"Hihihi."

Tak lama, Salma dapat email dari editor pusat yaitu Pak Win yang ternyata mendengar juga kalau Salma masuk dalam berita online dan ingin bertemu empat mata dengan Salma.

Salma merasa tersanjung karena di kirim editor pusat, segera membalas dan memberi tahu kalau siap kapan saja bertemu. Salma pun memberitahu yang lainnya kalau Salma dapat email dari editor pusat dan ingin bertemu dengan Salma.

Lainnya kaget juga ikut senang dengan apa yang terjadi, sehingga ikut tak sabar untuk tahu kabar terbarunya. Salma pun segera menyelesaikan menulis, karena takut akan di tanya soal karyanya.

"Waduh, lanjut lagi menghalunya."

"Titip Salma biar sehat ya," ucap Kaka

"Cie...cie Kaka perhatian sama calon kakak khalid," goda Safa juga Mark

"Hei! gue dengar ya! sudah yuk pulang dan gue harus selesaikan deadline nulis ini."

"Iya bupen."

"Apaan tuh?"

"Ibu penulis lah, jangan capek-capek ya dan thank you for your help ya," jawab semua bersamaan

Tak lama semuanya pulang dan Kaka mengelus rambut Salma lalu semuanya heboh sendiri. Salma cuek dengan tingkah kaka lalu melanjutkan lagi menulisnya agar deadlinenya selesai.

Selama perjalanan, Salma berusaha fokus juga tenang dengan apa yang terjadi hingga Salma teringat untuk makan juga yang lainnya. Sampai di rumah, Salma sedikit lagi melanjutkan dan lanjut melakukan yang lain. Tapi yang terjadi malah, Miran menggoda Salma kalau antara Kaka juga Salma cocok.

Salma yang masih saja cuek tak menghiraukan Miran menggodanya dan fokusnya terpecah ketika Sam telepon Salma.

"Apa yang bisa gue bantu, Sam?"

"Lo butuh pers untuk klarifikasi berita online?"

"Sam, sudahlah nggak usah mulai lagi seperti seorang suami. lo bukan suami gue."

"Gue cuman mau bantu dan siapa lagi Sal yang bisa bantu?"

"Editor pusat Web Novel."

"Ok, lo sudah makan? baby Ara gimana?"

"Ini gue beliin mainan lagi buat Baby Ara."

"Terima kasih ya tapi, maaf ya Sam gue nggak bisa terima bantuan lo."

"Iya nanti gue bawa lagi di saat lo siap."

"Eh, lo Miran? kata Alice kalian lagi pacaran ya?"

"Alice cerita sama lo?"

"Baru tau gue kalau Alice seperti itu."

"Iya kadang kalau ketemu, kalau nggak ya dia nggak cerita," ujar Sam dengan sesekali melihat Salma.

Tak lama Salma meminta Sam pulang dan bawa lagi hadiahnya untuk Ara, hingga Sam saat akan terjatuh Salma bantu dan tanpa sengaja Sam mencium dahi Salma. Salma kaget dan kesal karena wudhunya batal lalu Sam minta maaf.

Sepanjang perjalanan, Sam kagum dengan Salma karena ternyata Salma menjaga wudhunya dan Sam makin terpesona dengan Salma. Sementara di tempat lain Kiara kaget dengan apa yang terjadi di rumah sakit, karena bertabrakan dengan laki-laki yang sopan dan membuat Kiara kepikiran laki-laki untuk pertama kalinya.

Karena jujur, Kiara hanya sibuk kuliah juga menyanyi yang hobinya juga kerjaan part time.