Chereads / In Pursuit of love / Chapter 38 - Bab 38

Chapter 38 - Bab 38

"Kalau mondar -mandir membuat kamu lebih baik, jangan di depan ayah ya?"

"Ayah! anak ayah ini lagi cemburu sama janda yang nggak penting."

"Please pahami anak ayah ini."

"Ada-ada saja kamu."

"Permisi!" suara ketukan pintu ruangan Ceo penerbit

"Masuk!"

"Eh, Samuel Wirasucipta. Ada apa tumben ke ruangan Om," tanya Ayah Amara

"Ada perlu sama Bos Amara."

"Oh, silakan lah kalian ngobrol."

"Mau ngobrol apa?" tanya Bos Amara dengan sedikit grogi

Mereka berdua pun mengobrol di taman yang ada di rooftop dan minum segelas teh dingin yang Sam beli di vending machine.

Bosnya itu pun berterima kasih pada Sam, lalu Sam bertanya dengan serius soal alasan mengapa berbohong soal penulis yang butuh konsultasi. Sam pun ke arah luar jendela melihat sekitar sambil meremas kaleng minumannya.

Tak lama, Bos Amara berkata kalau itulah tugas utamanya dan jangan beralasan karena ada Assisten Sam lupa dengan tugas utamanya itu.

"Terus? tugas asisten apa kalau bukan membantu editornya yang sedang sibuk, Bos?"

"Sibuk apaan sih lo, Sam?"

"Urus janda yang lo maksud?" timpal Bos Amara yang pergi meninggalkan Sam sendiri

Lalu Sam meminta Bos Amara menunggu dan Sam berkata kalau Bos Amara suka dengan Sam. Bos Amara pun kaget dan langsung menghampiri Sam lalu meminta Sam menatap mata Bos Amara untuk melihat matanya.

Tapi Sam, menilai Kalau Bos Amara itu salah dan Sam kembali ke ruangannya. Di ruangannya, Sam membuka email lalu memulai mengedit Naskah yang baru. Di mulailah Sam mengedit, entah mengapa Sam banyak memberikan catatan yang banyak dan Sam pun berkata kalau revisi dari awal. Lalu memencet qwerty dengan kasar dan pergi meninggalkan kantor lagi.

"Mbak! saya ijin untuk 3 hari ya."

"Sudah saya email penulis yang saya editor, Jadi jangan ganggu saya dulu. Siapa pun," timpal Sam

"Ok Mas, Mas mau kemana?"

"Mau ke luar kota."

"Salma lagi apa? anaknya gimana ya sekarang?" ujar Sam dalam hati

Selama di perjalanan, Sam memikirkan Salma dan Ara. Sampai -sampai Sam membelikan hadiah untuk Salma, usai mengirimkan makanan untuk Salma. Sam pun berhenti di toko mainan bayi dan membelinya dengan senang hati. Tak lama, Sam sampai di rumah Salma. Sam segera turun dari mobilnya dan segera memencet bel rumah Salma, Sementara Salma yang ada di kamar mandi segera menuju pintu depan. Begitu sampai di pintu depan, Salma membuka dan kaget dengan kedatangan Sam di depan rumahnya ini. Salma pun segera meminta masuk ke dalam rumah dan segera bertanya apa yang bisa di lakukan oleh Salma. Sam tak berkata apapun hanya berkata ingin bertemu Saiyara .

Dengan perasaan yang masih kaget, Salma mengambil Ara yang ada di box bayinya. Dengan hati-hati Salma membawa Ara di hadapan Sam, lalu Sam berkata anak ini cantik sekali dan entah ada apa dengan Sam, karena Sam bergumam kalau andai saja bertemu dengan Salma lebih awal. Anak yang lahir akan cantik-cantik juga akan ganteng .

Salma langsung mundur dan meminta Sam untuk pulang saja karena, Salma mulai tak nyaman sedikit pun. Salma langsung terdiam saat Sam berbicara yang aneh-aneh. Sementara itu di tempat lain, Miran yang galau karena sendiri. Tiba -tiba ingin bertemu dengan Salma juga teman Salma yaitu alice. Karena gagal saat suasana kematian Ibnu, Miran berusaha memberanikan diri.

Salma sedikit lega karena Miran yang datang, Miran pun senang kalau Salma baik-baik saja. Salma pun meminta besok Miran datang ke rumahnya di pagi hari. Miran pun tak sabar dan segera merapikan pakaian yang akan di bawa ke rumah Salma.

Esok harinya, Miran sudah ada di rumah Salma tapi Miran tak tenang karena Sam diam di depan rumah sambil sibuk dengan Gawainya.

"Sal! laki-laki di depan siapa?" ucap Miran sambil melihat luar

"Dia Sam, dia aneh Miran. Gue jadi takut."

"Aneh gimana?"

"Kayaknya dia Boy versi ke-2."

"Aduh, buang-buang waktu dong kalau ada Boy versi ke-2."

"Tapi, maksudnya dia suka lo dan obsesi sama lo."

"Nggak tahu, yang jelas gue takut."

Tak lama , Miran langsung to do point maksud dari kedatangannya itu. Salma pun kaget dan berkata kalau Alice ada di Australia, pasti tidak mudah untuk membawa Alice kemarin ke Indonesia.

Lalu Salma pun mencoba mencari tahu kemana Alice berada. Salma pun menelepon Alice dan ternyata Alice sedang pulang ke Indonesia. Miran langsung mengajak jalan Alice, Alice hanya diam saja dan hanya berkata lihat saja nanti. Miran yang penasaran dengan Alice masih berusaha untuk meminta Alice jalan. Tanpa di sangka, Alice datangn ke rumah Salma.

"Hai! lo Miran?" tanya Alice sambil melihat-lihat rumah Salma

"Hai juga, iya gue Miran dan lo Alice?"

"Salma mana? katanya baru saja melahirkan tapi, baru saja di tinggal meninggal suaminya?"

"Iya, gue di sini," ucap Salma yang tiba-tiba muncul dari dapur.

"Terima kasih ya sudah mau datang, oh ya, lo lihat orang yang di depan mobil mercedes nggak?"

"Nggak tuh, ada apa?"

"Bukan apa-apa, oh ya mau nggak lo jalan bareng Miran?"

"Gimana ya? kalau ngobrol dulu gimana?"

"Ok, di rumah Salma aja ya. Kasian sendirian. Biasanya ada sih temennya tapi, temennya pada sibuk gitu."

"Iya boleh kok."

sekitar 30 menit, Sam datang lagi ke rumah Salma tapi, Sam saat melihat situasi rumah Salma. Sam kaget dengan apa yang di lihat dan Sam hanya mundur lalu Sam memilih pergi dari rumah Salma.

Sam di mobil, hanya bisa berkaca-kaca melihat dia lagi di sini. Lalu, Sam tiba-tiba teringat akan masa lalu di saat Sam di tinggalkan oleh dia dan dia tak pernah kembali. Hingga membuat Sam menjadi dingin dan jarang mau medekati perempuan.

"Kenapa bisa dia ada di sini?" ucap Sam saat sampai di rumah

"Kenapa sih marah-marah?"

"Mama? kapan datang dari bandung?" ucap Sam pada Mamanya yang baru datang

"Baru aja dan alhamdulilah kamu nggak ganti kunci rumah."

"Alhamdulilah kalau gt, jadi ada apa kok kamu marah-marah."

"Ada dia ma di rumah teman aku," jawab Sam dingin

"Dia siapa? tenang sayang jelasinya."

"Alice ma, dia di sini."

"Alice mantan istri kamu?"

"Iya ma, aku harus apa ma?"

"Tenang ya, di bahas nanti saja. Istirahat dulu ya."

"Nggak bisa ma, aku harus ketemu Alice ma. harus tahu kenapa dia pergi dari aku."

"Aku tahu salah sudah ngelarang dia sekolah lagi tapi, kenapa dia malah ninggalin aku."

"Iya, istirahat dulu ya. nanti di bahas lagi."