Chereads / In Pursuit of love / Chapter 35 - bab 35

Chapter 35 - bab 35

Safa tiba-tiba menelepon Salma, berkata kalau sedang ikut casting Web series Salma. Salma ikut senang dan memberitahu kalau baru saja pulang dari rumah sakit.

Tak lama, Ibnu yang ada di rumah melihat Salma di antar pulang oleh laki-laki lain. Ibnu pun tahu mengapa Salma menolak permintaan Ibnu itu. Salma pun langsung masuk ke dalam rumah, Ibnu pun mengingatkan Salma untuk segera makan karena Ibnu akan bersamanya.

Salma tak pedulikan ucapan Ibnu dan segera masuk kamar mandi untuk bersih -bersih. Usai bersih-bersih, Salma ke meja makan melihat makanan yang tersedia. Semenjak Salma hamil, Ibnu memakai jasa catering sehat meskipun per bulan merogoh kocek lumayan. 1 juta rupiah per bulan.

Tapi, sebentar lagi Ibnu tak akan lagi menghabiskan uang untuk sementara waktu. Itu yang ada di benak Salma, Salma pun melihat ada makanan berat sayur berkolestrol dan ayam bakar madu. Semua terlihat enak, tapi karena Ibnu masih saja seperti itu makanannya terasa hambar meskipun terlihat enak.

"Lo makan kenapa di mainin? mau yang lain?" tanya Ibnu sambil main gawainya sedari tadi.

"Suka kok, lagi nggak mood aja makan banyak."

"Sudah baca berkas perceraian kita?"

"Sudah."

"Setuju dengan isi dan jumlah uangnya?"

"Soal uang, gue nggak mau ada nominal. karena pasti akan ada keperluan mendadak yang di butuhkan," minta Salma dengan santai

"Ya bisa, by the way siapa yang tadi anterin lo?"

"Lo ngarepin siapa?"

"Nggak tahu dan nggak peduli gue."

"Dia temen biasa, editor penerbit buku. Rayu gue buat nerbitin buku tapi, gue nggak mau."

"Oh, gue pergi dulu ya."

"Jaga baik-baik bayi kita."

"Ya."

Di lain tempat, Jessica muntah-muntah terus. Pusing terus. Sehingga mau makan tak selera. Kaka yang panik, berdoa terus dan berharap tak ada apa-apa dengan Jessica. Hingga Papi, yang datang ke rumah Jessica berniat membawa ke dokter. Tapi, sebelum ke dokter Papi menyuruh Jessica memakai Test pack terlebih dahulu.

Setelah di tunggu, benar ternyata Jessica hamil dan sudah 3 bulan lamanya kata Dokter sesaat test test pack. Semua anggota keluarga senang juga bahagia, tak menyangka akan punya cucu pertama.

Di lain tempat, Safa yang tahu Salma baru saja dari rumah sakit. Bergegas ke rumah Salma, ketika sampai rumah Salma. Safa melihat Ibnu mau keluar rumah dan Ibnu hanya tersenyum sambil menyuruh masuk dengan tangannya mempersilakan masuk.

"Kak Salma!" teriak Safa dengan keras

"Eh lo, Safa! , masuk sini."

"Dari rumah, lo?"

"Iya Kak, benar nggak papa kakak?"

"Iya, ada apa ke sini?"

"Ya paniklah kakak katanya masuk Rumah Sakit?"

"Tenang aja ya, sudah makan? gimana castingnya? tanya Salma untuk mencairkan suasan

Di lain tempat, Ibnu ke rumah sakit untuk pengobatan dan ternyata Tim dokter Ibnu ada kakak kelasnya di masa SMA yang juga dahulu pernah suka padanya tapi, tak pernah di hiraukan oleh Ibnu. Dia Risa, dia kebetulan baru saja pulang dari Australia. Ibnu pun baru tahu setelah berobat di Rumah Sakit Indah sejahtera.

Di lain tempat lagi, Sam ternyata mengawasi gerak -gerik Salma. Entah kenapa laki-laki tinggi jangkung, berkumis tipis juga ramput panjang yang terkuncir rapi ini. Seperti tertatik dengan Salma sejak membaca di Web novelnya.

Beberapa minggu yang lalu, Sam pusing sama target Bos soal mencari cerita yang bagus di Platform -platform terkenal. Tapi, belum satu pun yang menarik perhatian laki-laki 27 tahun sawo matang itu.

"Kalau gini terus, lo nggak bakalan berkembang tahu!" ketus Bos Sam

"Bos! ,sabar!, nggak gampang dapatin cerita yang menarik."

"Jelajahi sana macam-macam Pf sana, pasti ada yang menarik," suruh Bos Sam

"Rayu nih yang susah," ucap Sam dalam hati

Saat Bos marah-marah, cewek-cewek tengah rame bahas bayaran dollar. Sam yang penasaran bertanya pada mereka dan mereka adalah sekumpulan cewek-cewek penulis Pf ternyata.

Sam pun berusaha untuk mengajak di terbitkan, tapi mereka menolak dengan alasan sibuk dunia maya juga juga dunia nyata. Hingga akhirnya, Sam melihat judul yang menarik. Meskipun bukan recomend dari Web novel, karyanya ternyata sempat di jadikan Web series dengan 20 episode dan jika di web novel sudah 100 chapter. Sam berulang kali berusaha untuk membujuk sang penulis, Hingga keduanya pun menjadi dekat seperti sekarang.

"Lo bengong! ada apa sih, Sam?" tanya temanya Sam yang lembur di kantor mengerjakan Layout Cover buku yang akan terbit bulan depan

"Mikirin Salma, lo nggak balik, Dam?"

"Iya ini mau balik tapi, lihat lo bengong. lo bilang Salma?"

"Salma yang lo incar buat nerbitin di sini?"

"Iya," jawab Sam dengan menatap langit-langit plafon kantor.

"Terus, lo suka sama Salma?"

"Nggak tahu, dia sudah punya suami dan lagi hamil besar. Minggu depan lahiran."

Tak lama, di lain tempat. Usai pengobatan di Rumah sakit. Ibnu menuliskan warisan juga harta yang di bagi adil untuk keluarganya juga istri dan anaknya nanti. Semua sudah tertulis tanpa terkecuali dan sudah adil menurut Ibnu. Lalu Ibnu segera menelepon Bram, agar Wasiatnya di simpan olehnya dan di bacakan usai Salma melahirkan juga Di saat Ibnu telah meninggal 1 minggu.

Ibnu pun pulang ke rumah, Ibnu melihat Salma tidur di sofa sambil memeluk Laptop yang telah di matikan olehnya. Lalu Ibnu memindahkan Salma di kamar lalu menyelimuti Salma. Usai memindahkan Salma, Ibnu menangis sejadinya. Karena pasti tidak akan bertemu lagi dengan Salma juga anaknya.

lalu Ibnu mengambil kertas dan browsing nama anak. Hingga nama anak pun di dapat, meskipun Ibnu tak banyak berharap nama yang dia pilih akan di pakai. Tapi, Salma berharap akan mengingat kalau Ibnu benar-benar akan cinta sama Salma sampai kapanpun. Beberapa hari kemudian, Salma di panggil pengadilan agama. Tapi Salma tak datang, Ibnu pun tak datang. Salma mulai curiga ada apa Ibnu yang menggugat tapi, tak datang.

"Gue dengar Ibnu juga nggak datang, Pak?" tanya Salma pada Bram

"Ada urusan Mbak, Mbak nggak datang juga karena mau persiapan lahiran ya?"

"Iya Pak dan ada urusan juga."

Mendengar jawaban dari Bram, Salma tak percaya begitu saja. Hingga, Salma bertanya pada Kaka. Tapi, Salma malah nggak dapat jawaban apapun. Karena di rasa telat juga Kaka tak mau peduli lagi dengan Salma yang mulai mencurigai Ibnu. Salma kesal tapi, mulai memikirkan sifat Ibnu yang selama ini terjadi. Apalagi, buat Salma lama-lama ada yang tidak beres dan Salma berharap ada yang terbaik buat semuanya.

Di lain tempat, Ibnu mulai kurus juga mulai pucat pasi. Matanya terlihat lelah juga tak bisa bangun di tempat tidur, apalagi Ibnu tinggal di rumah orang tuanya.