Chereads / In Pursuit of love / Chapter 32 - Bab 32

Chapter 32 - Bab 32

Entah kenapa Salma menjadi mendukung sikap Jessica yang tak percaya omongan Kaka. Jessica dan Salma pun pergi ke cafe dekat Rumah Salma untuk refresing dari masalah yang terjadi di rumah tangganya.

Sampai di Cafe, Jessica juga Salma melihat mobil Ibnu keluar dari cafe yang di inginkan oleh Jessica juga Salma. Keduanya tak peduli, lalu masuk ke cafe.

Duduk di Cafe, Salma juga Jessica memesan makanan juga minuman. Usai. memsan, Salma melamun dan Jessica membiarkan sejenak. lalu membicarakan tulisan yang sedang dikerjakan oleh Salma.

"Oh ya, tulisan lo gimana? masih di kritik sama Editor penerbit?"

"Belum tahu, gue mau kirim nanti malam. sekarang lagi mikir buat nabung bab."

"Emang sudah berapa bab yang lo tabung?"

"Hmm 20 bab?"

"Besok tinggal gue upload. Banyak yang baru tahu gue penulis web series, dan mereka rata-rata suka dan berharap untuk di jadikan web series."

"Coba lo tanya ke PH di Australia, maksudnya lo PP indonesia Australia aja."

"Setelah gue pisah sama Ibnu ya." jawab Salma sehingga membuat Jessica tak bisa berkata-kata.

Hanya bisa diam semua dan yang terjadi pelayan datang kemudian lalu kita berdua otomatis makan juga minum. Diam dalam acara makan siang kali ini, bunyi sendok, garpu juga orang berbicara yang hanya ada di meja Jessica juga Salma.

15 menit kemudian, sunyi dari Salma juga Jessica mencair saat gawai Salma berbunyi dan ternyata dari Ph Indonesia yang tertarik cerita Salma di Wn. Salma senang bukan main dan memutar otak untuk menamatkannya. Secara baru chapter 600, tadinya ingin sampai seribu tapi, ini sudah cukup Salma rasa dan di tamatkan saja.

"Ya sudah minta tolong antar gue pulang ya, Jess. Kan lo sibuk juga sama suami lo."

"Iya makan siangnya gue yang bayar, ya?" ucap Jessica pada Salma

"Ok, soalnya gue bakalan sibuk sama project Web series gue yang di adaptasi dari Wn."

"Ya allah, selamat ya," jawab Jessica dan Salma yang menuju tempat parkir

Sampai di rumah, Salma langsung duduk di ruang tamu. Di ruang tamu duduk sejenak sambil lanjut menulis, Tak lama Ibnu datang dan melemparkan sesuatu pada Salma. Salma kaget dengan tulisan yang tertera di amplop yang ada di depannya.

Salma membawa amplop itu dan langsung bertanya lagi maksud dari amplop yang di bawa. Tak lama, Salma langsung membahas. Ibnu menjelaskan semua dengan permintaan Salma, bagi Salma apa yang di lakukan terpaksa bukan seperti yang di mau. Salma langsung masuk kamar dan Ibnu pun mengikuti.

"Ini amplop isinya buku kesukaanku dan apa?"

"Jadwal apa yang gue harus lakuin ke lo."

"Setelah itu, lo bakalan tinggalin gue?"

"Iya, lo ada jadwal apa hari ini?"

"Mau namatin cerita di Web Novel, setelah itu ketemu PH untuk web series."

"Bagus, selamat ya. Sepertinya lo juga bakalan baik-baik saja tanpa gue."

"Ya," jawab Ibnu sambil mengambil baju di lemari lalu pergi lagi

Tak lama, Salma hanya terdiam melihat buku novel yang di mau beberapa bulan ini. Salma pun menyimpan buku itu dan pergi ke kamar sambil menangis lalu berkata hal yang mengejutkan.

Tiba-tiba baru teringat akan tulisannya yang akan tamat sedikit lagi, Salma pun langsung membuka laptopnya dengan perasaan tak karuan tapi, Salma berusaha yang terbaik. Menulis sambil perasaanya tak karuan berusaha Salma tepis dan sedikit demi sedikit Salma berhasil menamatkannya.

Salma pun upload,malah yang terjadi gawai Salma berbunyi dan ternyata orang tak terduga yang memberi pesan untuk Salma. Di pesan tersebut tertera yang di mau, dengan perasaan tak karuan. Salma pun setuju untuk datang, meskipun jujur tidak siap akan hal itu. Selama di perjalanan, Salma hanya terdiam juga hanya berpikir apakah ini yang terbaik. Hingga tanpa sadar sudah sampai di tempat tujuannya. Keduanya pun saling bersalaman dan mrmbahas yang dia mau, jujur Salma takut tapi dia menguatkan dan akan membantu sampai akhir.

"Maaf ya, Mbak ganggu. Suami Mbak yang minta saya untuk konsultasi soal perceraian. Jadi, ada yang bisa di bantu Mbak?"

"Jujur saya nggak tahu ya, Mas kalau suami saya mengirim Mas- ."

"Oh saya Bram, pengacara kepercayaan keluarga Mas Ibnu."

"Kalau boleh tahu, Ibnu alasanya apa mau pisah sama saya?"

"Kata Mas Ibnu, karena Mbak sibuk sama menulis dan nggak ada waktu buat istirahat jadi, Mas Ibnu kesal," jawab Bram dengan lancar tapi, buat Salma jawaban itu nggaj masuk akal. Apalagi Salma kenal betul dengan Ibnu .

Tapi kini, Salma merasa nggak mengenal Ibnu sama sekali. Ibnu terasa asing dan tak seperti dulu lagi tapi, Salma masih penasaran dan untuk itu Salma mau menemui Ibnu di kantor. Karena jam segini pasti Ibnu ada ri kantor.

Perjalanan ke kantor Ibnu nggak ada halangan, tapi saat masuk kata teman kantornya. Ibnu nggak ada di ruangannya dan ada di kantin bersama tamu. Salma penasaran dan menuju kantinya. Saat sampai di kantin, Salma mencari dan akhirnya melihat ada Kaka juga Mark di situ. Ibnu terlihat serius dan mukanya sedih, Sementara Kaka juga Mark terlihat menghibur.

Salma mau menghampiri Ibnu, malah mendengar kalau Ibnu sungguh-sungguh ingin berpisah dengan Salma. Salma kaget, terlebih lagi terlihat tanpa beban. Salma langsung pergi dan tak peduli lagi dengan nasib rumah tangganya, setelah melihat reaksi Ibnu seperti itu.

"Tega! lihat aja ya, lo bakalan menyesal telah sia-siakan gue," ucap Salma dalam hati

Selama perjalanan, Salma menangis sejadi-jadinya sehingga matanya bengkak juga merah. Wajahnya sebelum masalah ini sedikit tembem, sedikit demi sedikit menjadi tirus. Gawai Salma berbunyi lagi, kali ini email dari orang yang sama sekali nggak di harapkan sama sekali kedatangannya.

Terlebih di situasi seperti sekarang ini, tapi dia memaksa untuk bertemu. Salma pun tak bisa menolak dan mengiyakan bertemu dengannya. Akhirnya, keduanya bertemu mereka berdua terlihat santai tapi, topik keduanya serius. Macam dosen dengan pembimbingnya.

"Lo berani ya, nulis dengan tata cara yang masih banyak salah," ucap laki-laki itu dengan senyum tipis dan duduk tak jenak.

"Setiap gue nulis pasti, gue belajar lagi kok. jadi lo nggak usah repot-repot peduli. Oh ya, nama lo siapa?" jawab Salma dengan percaya diri

"Oh lo lupa atau gimana ya. Gue Sam," jawab Sam dengan mengambil rokok yang dari kotak rokoknya.

"Soalnya gini, gue pikir kritikannya bakalan bikin lo belajar terus dan begitu gue tahu tulisan lo rapi, gue bakalan tawarin lo buat di terbitin di penerbit gue," ucap Sam sambil melepaskan asap rokok ke arah lain

"Oh gt tapi, terima kasih kritikan lo dan tawaran lo. karena ada yang nawar tapi, bukan nerbitin buku sih."

"Tunggu karya gue, ya?" ucap Salma dengan sombong